Sejarah Gedung Kesenian Jakarta
Gedung Kesenian Jakarta (GKJ) merupakan bangunan tua peninggalan bersejarah pemerintah Belanda yang hingga sekarang masih berdiri kokoh di Jakarta. Terletak di Jalan Gedung Kesenian No. 1 Jakarta Pusat.
Gedung tersebut merupakan tempat para seniman dari seluruh Nusantara mempertunjukkan hasil kreasi seninya, seperti drama, teater, film, sastra, dan lain sebagainya.
Gedung ini memiliki bangunan bergaya neo-renaisance yang dibangun tahun 1821 di Weltevreden yang saat itu dikenal dengan nama Theater Schouwburg Weltevreden, juga disebut dengan Gedung Komedi. (Sumber : https://id.wikipedia.org/)
Awalnya hanyalah bangunan sederhana yang didirikan pada tahun 1821, selama penjajahan Inggris di bawah kepemimpinan Gubernur Jenderal Sir Stamford Raffles.
Gedung Kesenian Jakarta, seperti namanya, gedung ini sudah pasti merupakan tempat pertunjukkan seni. Gedung Kesenian Jakarta yang juga akrab disebut GKJ merupakan salah satu gedung yang sudah lama berdiri dan memiliki sejarah yang cukup panjang sebelum akhirnya menjadi gedung kesenian seperti saat ini.
Dibangun pada masa penjajahan Belanda, GKJ merupakan bangunan yang desain serta bahan untuk pembangunannya berasal dari Eropa. Ada pun pertama dibangun, GKJ merupakan tempat untuk pertunjukkan komedi bagi para tentara Belanda yang membutuhkan hiburan. Selain itu, GKJ juga pernah menjadi tempat pertama kali Kongres Pemuda dimana perwakilan pemuda dari Jong Java, Jong Sumatera, Jong Betawi serta perwakilan pemuda lainnya berada di GKJ dalam membahas agenda kemerdeakaan.
Mulai dari tempat pertunjukkan hingga menjadi tempat pertemuan kongres, GKJ menjalani beberapa perubahan pada setiap zamannya. Kami akan paparkan sedikit perubahan fungsi dari GKJ yang saat ini dikenal sebagai tempat pertunjukkan seni.
Menjadi tempat Komite Nasional Indonesia Pusat
Jika pada era sebelum kemerdakaan, GKJ pernah dijadikan sebagia tempat pertama kalinya Kongres Pemuda, maka pasca kemerdekaan atau terhitung tahun 1945, Presiden Soekarno memanfaatkan GKJ sebagai tempat KNIP(Komite Nasional Indonesia Pusat).
Pernah menjadi tempat kegiatan perguruan Universitas Indonesia
Setelah menjadi KNIP, pada tahun 1951, GKJ dimanfaatkan oleh Universitas Indonesia(UI) menjadi salah satu ruangan kegiatan mengajar khususnya untuk Fakultas Ekonomi dan Fakultas Hukum.
Menjadi gedung bioskop
Setelah menjadi tempat KNIP dan juga pernah menjadi kelas kampus untuk UI, GKJ juga pernah menjadi gedung bioskop. Pada tahun 1968, Pemprov DKI Jakarta mengubah tempat ini menjadi Bioskop City Theater.
Kembali menjadi gedung kesenian
Pada tahun 1987, GKJ dikembalikan fungsinya menjadi gedung pertunjukkan seni. GKJ dari tahun 1987 hingga saat ini akhirnya menjadi sebuah tempat pertunjukkan seni.
Beberapa renovasi hingga sedikit perubahan dilakukan oleh pihak pengelola hingga saat ini. GKJ pun hingga hari beroperasi menjadi tempat pertunjukkan seni. Mulai dari teater, mini konser, pertunjukkan tari tradisional hingga pertunjukkan seni lainnya, semuanya kini dapat dipentaskan kembali di GKJ.
Gedung tersebut merupakan tempat para seniman dari seluruh Nusantara mempertunjukkan hasil kreasi seninya, seperti drama, teater, film, sastra, dan lain sebagainya.
Gedung ini memiliki bangunan bergaya neo-renaisance yang dibangun tahun 1821 di Weltevreden yang saat itu dikenal dengan nama Theater Schouwburg Weltevreden, juga disebut dengan Gedung Komedi. (Sumber : https://id.wikipedia.org/)
Awalnya hanyalah bangunan sederhana yang didirikan pada tahun 1821, selama penjajahan Inggris di bawah kepemimpinan Gubernur Jenderal Sir Stamford Raffles.
Gedung Kesenian Jakarta
Gedung Kesenian Jakarta, seperti namanya, gedung ini sudah pasti merupakan tempat pertunjukkan seni. Gedung Kesenian Jakarta yang juga akrab disebut GKJ merupakan salah satu gedung yang sudah lama berdiri dan memiliki sejarah yang cukup panjang sebelum akhirnya menjadi gedung kesenian seperti saat ini.
Dibangun pada masa penjajahan Belanda, GKJ merupakan bangunan yang desain serta bahan untuk pembangunannya berasal dari Eropa. Ada pun pertama dibangun, GKJ merupakan tempat untuk pertunjukkan komedi bagi para tentara Belanda yang membutuhkan hiburan. Selain itu, GKJ juga pernah menjadi tempat pertama kali Kongres Pemuda dimana perwakilan pemuda dari Jong Java, Jong Sumatera, Jong Betawi serta perwakilan pemuda lainnya berada di GKJ dalam membahas agenda kemerdeakaan.
Mulai dari tempat pertunjukkan hingga menjadi tempat pertemuan kongres, GKJ menjalani beberapa perubahan pada setiap zamannya. Kami akan paparkan sedikit perubahan fungsi dari GKJ yang saat ini dikenal sebagai tempat pertunjukkan seni.
Menjadi tempat Komite Nasional Indonesia Pusat
Jika pada era sebelum kemerdakaan, GKJ pernah dijadikan sebagia tempat pertama kalinya Kongres Pemuda, maka pasca kemerdekaan atau terhitung tahun 1945, Presiden Soekarno memanfaatkan GKJ sebagai tempat KNIP(Komite Nasional Indonesia Pusat).
Pernah menjadi tempat kegiatan perguruan Universitas Indonesia
Setelah menjadi KNIP, pada tahun 1951, GKJ dimanfaatkan oleh Universitas Indonesia(UI) menjadi salah satu ruangan kegiatan mengajar khususnya untuk Fakultas Ekonomi dan Fakultas Hukum.
Menjadi gedung bioskop
Setelah menjadi tempat KNIP dan juga pernah menjadi kelas kampus untuk UI, GKJ juga pernah menjadi gedung bioskop. Pada tahun 1968, Pemprov DKI Jakarta mengubah tempat ini menjadi Bioskop City Theater.
Kembali menjadi gedung kesenian
Pada tahun 1987, GKJ dikembalikan fungsinya menjadi gedung pertunjukkan seni. GKJ dari tahun 1987 hingga saat ini akhirnya menjadi sebuah tempat pertunjukkan seni.
Beberapa renovasi hingga sedikit perubahan dilakukan oleh pihak pengelola hingga saat ini. GKJ pun hingga hari beroperasi menjadi tempat pertunjukkan seni. Mulai dari teater, mini konser, pertunjukkan tari tradisional hingga pertunjukkan seni lainnya, semuanya kini dapat dipentaskan kembali di GKJ.
Sumber : https://gedungkesenianjakarta.co.id/
0 Response to "Sejarah Gedung Kesenian Jakarta"
Post a Comment