Sejarah Batik Grobogan Jawa Tengah
Batik adalah kain bergambar yang pembuatannya secara khusus dengan menuliskan atau menerakan malam pada kain itu, kemudian pengolahannya diproses dengan cara tertentu yang memiliki kekhasan. Batik Indonesia, sebagai keseluruhan teknik, teknologi, serta pengembangan motif dan budaya yang terkait, oleh UNESCO telah ditetapkan sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity) sejak 2 Oktober 2009.(Sumber : https://id.wikipedia.org/)
Kabupaten Grobogan dikenal sebagai lumbung pangan Jawa Tengah, selain itu juga dikenal dengan makanan khasnya berupa sale pisang dan getuk lindri. Kabupaten Grobogan saat ini juga memiliki ikon produk lokal khas lain berupa batik tulis.
Dulu Batik Grobogan sangat terkenal di eranya, yakni sekitar tahun 1938. Batik Grobogan tempo dulu lebih condong bermotif Laseman. Namun sekarang, yang dikembangkan lebih ke arah motif tanaman seperti jagung, padi dan rumpun bamboo Seperti batik tulis pada umumnya, Batik Grobogan juga diproduksi dengan bahan baku serta teknik pilihan.
Pemilihan bahan baku menjadi sangat penting karena berkaitan erat dengan hasil dan kualitas akhir produknya. Batik terbuat dari kain pilihan, yaitu kain primisima serta pewarnaan pencelupan remasol. Batik juga termasuk jenis kerajinan yang memiliki nilai seni tinggi dan telah menjadi bagian dari budaya Indonesia (khususnya Jawa) sejak lama.
Perempuan-perempuan Jawa di masa lampau menjadikan keterampilan mereka dalam membatik sebagai mata pencaharian, sehingga di masa lalu pekerjaan membatik adalah pekerjaan eksklusif bagi kaum perempuan.
Sementara batik tradisional yang diproduksi dengan teknik tulisan tangan menggunakan canting dan malam disebut batik tulis. Tradisi membatik pada mulanya merupakan tradisi yang turun temurun, sehingga kadang kala suatu motif dapat dikenal berasal dari batik keluarga tertentu. Beberapa motif batik dapat menunjukkan status seseorang.
Selain Sale Pisang dan Gethuk Lindri, Kabupaten Grobogan Jawa Tengah juga memiliki ikon produk lokal lain yang tidak kalah menarik, yaitu Batik Tulis Grobogan. Meskipun belum lama diperkenalkan, namun respon masyarakat terhadap kreasi Batik Tulis Grobogan sangatlah bagus.
Secara kualitas, produk kreasi Batik Tulis Grobogan tidak kalah dengan daerah lain seperti Solo, Pekalongan, maupun Jogja. Bahkan dari segi corak atau motif, Batik Tulis Grobogan dikenal memiliki ciri khas berupa motif tanaman/ tumbuhan. Kedelai, bambu, jati, dan jagung merupakan motif-motif yang menjadi ciri khas Batik Tulis Grobogan.
Motif yang paling popular dan dijadikan sebagai ikon produk lokal Pemerintah Daerah Grobogan adalah motif bambu atau biasa disebut dengan “Pring Sedapur dan Polowijo unggulan Kabupaten Grobogan yaitiu Kedelai dan Gabah (Padi), serta Pohon Jati yang tersebar hampir diseluruh wilayah Kab. Grobogan ”.
Seperti batik tulis pada umumnya, Batik Tulis Grobogan juga diproduksi dengan bahan baku serta teknik pilihan. Pemilihan bahan baku menjadi sangat penting. Sejarah Batik Grobogan,Batik Grobogan,Batik Indonesia
Batik Grobogan
Sumber : http://kecgabus.grobogan.go.id/
Kabupaten Grobogan dikenal sebagai lumbung pangan Jawa Tengah, selain itu juga dikenal dengan makanan khasnya berupa sale pisang dan getuk lindri. Kabupaten Grobogan saat ini juga memiliki ikon produk lokal khas lain berupa batik tulis.
Dulu Batik Grobogan sangat terkenal di eranya, yakni sekitar tahun 1938. Batik Grobogan tempo dulu lebih condong bermotif Laseman. Namun sekarang, yang dikembangkan lebih ke arah motif tanaman seperti jagung, padi dan rumpun bamboo Seperti batik tulis pada umumnya, Batik Grobogan juga diproduksi dengan bahan baku serta teknik pilihan.
Pemilihan bahan baku menjadi sangat penting karena berkaitan erat dengan hasil dan kualitas akhir produknya. Batik terbuat dari kain pilihan, yaitu kain primisima serta pewarnaan pencelupan remasol. Batik juga termasuk jenis kerajinan yang memiliki nilai seni tinggi dan telah menjadi bagian dari budaya Indonesia (khususnya Jawa) sejak lama.
Perempuan-perempuan Jawa di masa lampau menjadikan keterampilan mereka dalam membatik sebagai mata pencaharian, sehingga di masa lalu pekerjaan membatik adalah pekerjaan eksklusif bagi kaum perempuan.
Sementara batik tradisional yang diproduksi dengan teknik tulisan tangan menggunakan canting dan malam disebut batik tulis. Tradisi membatik pada mulanya merupakan tradisi yang turun temurun, sehingga kadang kala suatu motif dapat dikenal berasal dari batik keluarga tertentu. Beberapa motif batik dapat menunjukkan status seseorang.
Batik Grobogan
Sumber : http://kecgabus.grobogan.go.id/
Selain Sale Pisang dan Gethuk Lindri, Kabupaten Grobogan Jawa Tengah juga memiliki ikon produk lokal lain yang tidak kalah menarik, yaitu Batik Tulis Grobogan. Meskipun belum lama diperkenalkan, namun respon masyarakat terhadap kreasi Batik Tulis Grobogan sangatlah bagus.
Secara kualitas, produk kreasi Batik Tulis Grobogan tidak kalah dengan daerah lain seperti Solo, Pekalongan, maupun Jogja. Bahkan dari segi corak atau motif, Batik Tulis Grobogan dikenal memiliki ciri khas berupa motif tanaman/ tumbuhan. Kedelai, bambu, jati, dan jagung merupakan motif-motif yang menjadi ciri khas Batik Tulis Grobogan.
Motif yang paling popular dan dijadikan sebagai ikon produk lokal Pemerintah Daerah Grobogan adalah motif bambu atau biasa disebut dengan “Pring Sedapur dan Polowijo unggulan Kabupaten Grobogan yaitiu Kedelai dan Gabah (Padi), serta Pohon Jati yang tersebar hampir diseluruh wilayah Kab. Grobogan ”.
Seperti batik tulis pada umumnya, Batik Tulis Grobogan juga diproduksi dengan bahan baku serta teknik pilihan. Pemilihan bahan baku menjadi sangat penting. Sejarah Batik Grobogan,Batik Grobogan,Batik Indonesia
Sumber : http://kecgabus.grobogan.go.id/
0 Response to "Sejarah Batik Grobogan Jawa Tengah"
Post a Comment