Sejarah Kerajaan Banten
Berdirinya Kerajaan Benten
Menurut catatan sejarah, banyak yang menganggap Raja Hasanuddin adalah pendiri kerajaan Banten. Hasanuddin adalah putra dari Fatahillah atau Sunan Gunung Jati, utusan Raja Demak, yang berhasil menyebarkan agama Islam di kawasan Banten. Hasanuddin kawin dengan seorang putri Demak, putri dari Sultan Trenggana, pada 1552 M.
Dari perkawinan itu, lahirlah 2 orang putra yaitu Maulana Yusuf dan Pangeran Jepara, dinamakan Pangeran Jepara karena beliau menjadi menantu penguasa Jepara Ratu Kali Nyamat.
Ekspansi Banten di bawah pimpinan Hasanuddin, juga dikenal dalam tradisi rakyat sebagai Pangeran Saba Kingking, yang telah berhasil mencapai Lampung sebuah daerah penghasil Lada yang penting pada masa itu.
Sepeninggal Hasanuddin, sekitar tahun 1570. beliau digantikan oleh Maulana Yusuf yang meneruskan politik ekspansinya dan yang menjadi sasarannya adalah Kerajaan Pakuan Pajajaran. Meskipun tradisi rakyat menyebutkan bahwa Hasanuddin adalah penakluknya, namun sejarah mengatakan bahwa Maulana Yusuflah yang menaklukkannya. Konon, menurut cerita rakyat yang beredar, Raja Pajajaran beserta keluarga tiba-tiba menghilang ketika kraton jatuh ke pasukan Banten.
Tahtah Kerajaan Banten menjadi perebutan semasa meninggalnya Maulana Yusus pada 1580.Putra beliau Maulana Mohammad belum dewasa sehingga Pangeran Jepara merasa berhak untuk menaiki tahta. Dengan angkatan Lautnya pangeran Jepara menyerang Banten namun mereka berhasil dikalahkan. Karena Maulana Mohammad mendapat dukungan penuh dari para pemimpin agama.
Semasa Maulana Mohammad, Banten tetap mengarahkan ekspansinya. kali ini adalah ke Palembang. Antara lain atas dorongan seorang pelarian dari Demak, yaitu Pangeran mas. Ekspedisi itu akhirnya mengalami kegagalan. Bahkan Maulana Mohammad pun gugur dalam ekspedisi itu.
Kehidupan Ekonomi Kerajaan Banten.
Kehidupan ekonomi kerajaan ini berkembang pesat dibawah kepemimpinan Sultan Ageng Tirtayasa. Pada masanya Banten menjadi pusat perdagangan dan penyebaran agama Islam yang cukup besar. Kejayaan ekonomi kerajaan ini juga dipengaruhi oleh letaknya yang sangat strategis dalam jalur perdagangan terutama setelah jatuhnya Malaka ke tangan Portugis. Selain itu melimpahnya bahan ekspor rempah yang sangat penting juga membuat Banten semakin Berjaya, dan banyak disinggahi oleh pedagang Asia bahkan pedagang Eropa. Sehingga menjadikan Banten menjadi salah satu kota yang cukup maju di dunia pada saat itu..
.
Kehidupan Sosial Budaya Kerajaan Banten.
Setelah ditaklukkan oleh Fatahillah, kehidupan masyarakat Banten yang awalnya menganut kepercayaan Hindu berangsur-angsur beralih menganut ajaran agama Islam. Dan pengaruh dari ajaran Islam serta kehidupan sosial masyarakat Banten semakin meluas sejak pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa. Meski demikian ada pula yang menolak ajaran ini dan memilih untuk mempertahankan ajaran lamanya, dan kini mereka dikenal sebagai suku Badui. Untuk melihat bukti kehidupan sosial dan budayanya anda dapat melihat bangunan-bangunan peninggalan sejarah seperti bangunan Masjid Agung Banten, atau bangunan gapura-gapura yang dibangun di Kaibon Banten serta istana Banten yang struktur bangunannya menyerupai bangunan istana di Eropa. Namun kehidupan sosial masyarakat Banten menurun sejak wafatnya Sultan Ageng Tirtayasa..
.
Pada akhir pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa banyak terjadi pemberontakan yang dipimpin oleh anaknya sendiri yakni Sultan Haji yang didukung oleh VOC. Dan pada pemerintahan Sultan Haji kejayaan Kesultanan Banten mulai menurun akibat pengaruh VOC yang semakin meluas, terlebih setelah wafatnya Sultan Haji, seluruh pemerintahan Banten diambil alih oleh VOC..
Terbentuknya Provinsi Banten.
Pada bulan Oktober tahun 2000, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) telah mengesahkan suatu Rancangan Undang-Undang (RUU) mengenai Banten yang menandai pembentukan Provinsi Jawa Barat yang selama ini menjadi induk bagi Daerah Banten.
Ibu Kota
Walaupun bernama sama, Kota Banten bukanlah ibukota dari provinsi Banten. Kota yang menjadi ibu kota Provinsi Banten adalah Serang
Dari perkawinan itu, lahirlah 2 orang putra yaitu Maulana Yusuf dan Pangeran Jepara, dinamakan Pangeran Jepara karena beliau menjadi menantu penguasa Jepara Ratu Kali Nyamat.
Ekspansi Banten di bawah pimpinan Hasanuddin, juga dikenal dalam tradisi rakyat sebagai Pangeran Saba Kingking, yang telah berhasil mencapai Lampung sebuah daerah penghasil Lada yang penting pada masa itu.
Sepeninggal Hasanuddin, sekitar tahun 1570. beliau digantikan oleh Maulana Yusuf yang meneruskan politik ekspansinya dan yang menjadi sasarannya adalah Kerajaan Pakuan Pajajaran. Meskipun tradisi rakyat menyebutkan bahwa Hasanuddin adalah penakluknya, namun sejarah mengatakan bahwa Maulana Yusuflah yang menaklukkannya. Konon, menurut cerita rakyat yang beredar, Raja Pajajaran beserta keluarga tiba-tiba menghilang ketika kraton jatuh ke pasukan Banten.
Kerajaan Banten
Sumber: https://www.google.com/
Tahtah Kerajaan Banten menjadi perebutan semasa meninggalnya Maulana Yusus pada 1580.Putra beliau Maulana Mohammad belum dewasa sehingga Pangeran Jepara merasa berhak untuk menaiki tahta. Dengan angkatan Lautnya pangeran Jepara menyerang Banten namun mereka berhasil dikalahkan. Karena Maulana Mohammad mendapat dukungan penuh dari para pemimpin agama.
Semasa Maulana Mohammad, Banten tetap mengarahkan ekspansinya. kali ini adalah ke Palembang. Antara lain atas dorongan seorang pelarian dari Demak, yaitu Pangeran mas. Ekspedisi itu akhirnya mengalami kegagalan. Bahkan Maulana Mohammad pun gugur dalam ekspedisi itu.
Baca juga : Sejarah Kerajaan Majapahit
Kehidupan Ekonomi Kerajaan Banten.
Kehidupan ekonomi kerajaan ini berkembang pesat dibawah kepemimpinan Sultan Ageng Tirtayasa. Pada masanya Banten menjadi pusat perdagangan dan penyebaran agama Islam yang cukup besar. Kejayaan ekonomi kerajaan ini juga dipengaruhi oleh letaknya yang sangat strategis dalam jalur perdagangan terutama setelah jatuhnya Malaka ke tangan Portugis. Selain itu melimpahnya bahan ekspor rempah yang sangat penting juga membuat Banten semakin Berjaya, dan banyak disinggahi oleh pedagang Asia bahkan pedagang Eropa. Sehingga menjadikan Banten menjadi salah satu kota yang cukup maju di dunia pada saat itu..
.
Kehidupan Sosial Budaya Kerajaan Banten.
Setelah ditaklukkan oleh Fatahillah, kehidupan masyarakat Banten yang awalnya menganut kepercayaan Hindu berangsur-angsur beralih menganut ajaran agama Islam. Dan pengaruh dari ajaran Islam serta kehidupan sosial masyarakat Banten semakin meluas sejak pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa. Meski demikian ada pula yang menolak ajaran ini dan memilih untuk mempertahankan ajaran lamanya, dan kini mereka dikenal sebagai suku Badui. Untuk melihat bukti kehidupan sosial dan budayanya anda dapat melihat bangunan-bangunan peninggalan sejarah seperti bangunan Masjid Agung Banten, atau bangunan gapura-gapura yang dibangun di Kaibon Banten serta istana Banten yang struktur bangunannya menyerupai bangunan istana di Eropa. Namun kehidupan sosial masyarakat Banten menurun sejak wafatnya Sultan Ageng Tirtayasa..
.
Pada akhir pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa banyak terjadi pemberontakan yang dipimpin oleh anaknya sendiri yakni Sultan Haji yang didukung oleh VOC. Dan pada pemerintahan Sultan Haji kejayaan Kesultanan Banten mulai menurun akibat pengaruh VOC yang semakin meluas, terlebih setelah wafatnya Sultan Haji, seluruh pemerintahan Banten diambil alih oleh VOC..
Terbentuknya Provinsi Banten.
Pada bulan Oktober tahun 2000, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) telah mengesahkan suatu Rancangan Undang-Undang (RUU) mengenai Banten yang menandai pembentukan Provinsi Jawa Barat yang selama ini menjadi induk bagi Daerah Banten.
Ibu Kota
Walaupun bernama sama, Kota Banten bukanlah ibukota dari provinsi Banten. Kota yang menjadi ibu kota Provinsi Banten adalah Serang
0 Response to "Sejarah Kerajaan Banten"
Post a Comment