tag:blogger.com,1999:blog-48608424462960679722024-03-13T20:22:25.502-07:00Cerita SejarahKumpulan Cerita SejarahMbak Ernahttp://www.blogger.com/profile/17613812333955211025noreply@blogger.comBlogger144125tag:blogger.com,1999:blog-4860842446296067972.post-72703132722531381102019-04-22T22:56:00.002-07:002019-04-22T23:04:09.104-07:00Sejarah Kemerdekaan IndonesiaSejarah adalah salah satu mata pelajaran yang wajib untuk kita ketahui dan pelajari ilmunya. Salah satunya adalah sejarah Bangsa Indonesia. Negara yang terkenal dengan sejarahnya akan penjajahan dari negara asing itu ternyata memiliki masa lalu yang bisa dijadikan sebagai bahan ilmu pengetahuan.<br />
<br />
Termasuk sejarah kemerdekaan Indonesia yang penuh dengan pro ataupun kontra yang menyimpan banyak sekali tragedi dan perjuangan. Untuk itu dalam pembahasan kali ini akan dijelaskan sejarah singkat kemerdekaan indonesia yang bisa digunakan untuk menambah ilmu pengetahuan kita.<br />
<br />
Yang mungkin akan bermanfaat sebagai acuan para masyarakat Indonesia, khususnya para generasi bangsa yang wajib untuk meneruskan perjuangan para pahlawan Indonesia yang telah dahulu gugur di medan perang.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://4.bp.blogspot.com/-hnI3bQKCsSk/XL6gz33z_GI/AAAAAAAABDw/y7Jv0NbOUjQLxFCVVtB2DunW2SnjdA49gCLcBGAs/s1600/Proklamasi.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Proklamasi" border="0" data-original-height="393" data-original-width="700" height="179" src="https://4.bp.blogspot.com/-hnI3bQKCsSk/XL6gz33z_GI/AAAAAAAABDw/y7Jv0NbOUjQLxFCVVtB2DunW2SnjdA49gCLcBGAs/s320/Proklamasi.jpg" title="Proklamasi" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Proklamasi</td></tr>
</tbody></table>
Kemerdekaan indonesia memang dikenal sebagai salah satu tragedi kebangsaan yang sangat membutuhkan perjuangan. Makna dan artinya sangat besar bagi masyarakat Indonesia dengan banyak mengorbankan para pahlawan yang ikut berjuang.<br />
<br />
Dengan mengingat kejadian sejarah tersebut, rasa nasionalisme kita terhadap Bangsa Indonesia akan semakin bertambah. Banyak sekali peristiwa-peristiwa yang melatarbelakangi sejarah kemerdekaan Indonesia.<br />
<br />
Misalnya saja peristiwa proklamasi kemerdekaan Indonesia, peristiwa G30/S/PKI, peristiwa Rengasdengklok, dan masih banyak peristiwa-peristiwa lainnya. Untuk itu dalam pembahasan kali ini akan dijelaskan beberapa sejarah dan peristiwa kemerdekaan Indonesia.<br />
<br />
<b>Sejarah Latar Belakang Sebelum Kemerdekaan Indonesia</b><br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://4.bp.blogspot.com/-HZE8k-z1oQY/XL6oy0QbcXI/AAAAAAAABEY/J5QdZQQXiZwfkVvoiR_U45vVwk2yKFAAgCLcBGAs/s1600/Sejarah-Latar-Belakang-Sebelum-Kemerdekaan-Indonesia.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Sejarah Latar Belakang Sebelum Kemerdekaan Indonesia" border="0" data-original-height="576" data-original-width="1024" height="180" src="https://4.bp.blogspot.com/-HZE8k-z1oQY/XL6oy0QbcXI/AAAAAAAABEY/J5QdZQQXiZwfkVvoiR_U45vVwk2yKFAAgCLcBGAs/s320/Sejarah-Latar-Belakang-Sebelum-Kemerdekaan-Indonesia.jpg" title="Sejarah Latar Belakang Sebelum Kemerdekaan Indonesia" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Sejarah Latar Belakang Sebelum Kemerdekaan Indonesia</td></tr>
</tbody></table>
Pada pembahasan berikutnya akan dijelaskan mengenai sejarah singkat sebelum kemerdekaan Indonesia dengan beberapa penderitaan yang dialaminya. Perjuangan Bangsa Indonesia dalam mencapai kemerdekaan harus melalui beberapa penjajahan oleh bangsa asing.<br />
<br />
Setidaknya dalam kisaran waktu tahun 1945-1955 bangsa Indonesia mencapai puncak perjuangan kemerdekaannya. Sejarah perjuangan Kemerdekaan Indonesia diawali dengan penjajahan oleh Bangsa Portugis.<br />
<br />
Setelah keberhasilan bangsa tersebut dalam menjajah Indonesia, membuat beberapa pihak bangsa Eropa lainnya ikut terdorong untuk menjajah Indonesia dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan.<br />
<br />
Setelah berjuang melawan penjajahan kedua bangsa tersebut, selanjutnya tiba pada perjuangan untuk melawan penjajahan bangsa Belanda. Pada tahun 1602 Belanda berhasil mendirikan Verenigde Oostindische Compagnie (VOC) dengan tujuan untuk menguasai pasar rempah-rempah Indonesia.<br />
<br />
Belanda berhasil menjajah Indonesia sekitar 3,5 tahun. Kemudian datanglah Bangsa Jepang untuk menggantikan penjajahan Bangsa Belanda dengan sebuah perjanjian Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang.<br />
<br />
Pada mulanya, kedatangan mereka mendapat sambutan baik dari warga Indonesia, namun kenyataannya mereka memperlakukan Indonesia sama halnya dengan Belanda.<br />
<br />
Perjuangan kemerdekaan Indonesia sampai pada terbentuknya BPUPKI oleh Jepang. Badan tersebut dibentuk dengan tujuan untuk mempersiapkan usaha-usaha dalam rangka untuk meraih kemerdekaan negara Indonesia. Namun tak lama, badan tersebut digantikan oleh PPKI sebagai Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia.<br />
<br />
Peristiwa-Peristiwa Penting Sejarah Kemerdekaan Indonesia<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://2.bp.blogspot.com/-7zuUbADSA7Q/XL6mX1OVYdI/AAAAAAAABEM/XvEKvMCM4zw-Nfd-_2x3VVxVR7lf4YceQCLcBGAs/s1600/Peristiwa-Peristiwa-Penting-Sejarah-Kemerdekaan-Indonesia.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Peristiwa-Peristiwa Penting Sejarah Kemerdekaan Indonesia" border="0" data-original-height="322" data-original-width="500" height="206" src="https://2.bp.blogspot.com/-7zuUbADSA7Q/XL6mX1OVYdI/AAAAAAAABEM/XvEKvMCM4zw-Nfd-_2x3VVxVR7lf4YceQCLcBGAs/s320/Peristiwa-Peristiwa-Penting-Sejarah-Kemerdekaan-Indonesia.jpg" title="Peristiwa-Peristiwa Penting Sejarah Kemerdekaan Indonesia" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Peristiwa-Peristiwa Penting Sejarah Kemerdekaan Indonesia</td></tr>
</tbody></table>
Sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia tentunya tidak diperoleh dengan cara yang mudah. Banyak peristiwa-peristiwa penting yang menjadi sejarah kemerdekaan Indonesia.<br />
<br />
Dengan kata lain, mungkin kemerdekaan Indonesia tidak akan tercapai apabila beberapa peristiwa tersebut tidak terjadi. Berikut beberapa peristiwa-peristiwa penting yang terjadi hingga terjadinya kemerdekaan Indonesia.<br />
<br />
1. Penyerahan Jepang Terhadap Sekutu<br />
Setelah penjajahan yang dilakukan Bangsa Jepang terhadap Indonesia, akhirnya mereka takluk di tangan sekutu setelah terjadinya bom Nagasaki dan Hiroshima. Tepatnya pada tanggal 6 Agustus 1945 untuk kota Hiroshima, dan tanggal 9 Agustus 1945 pada kota Nagasaki.<br />
<br />
Lebih dari 14.000 penduduk setempat menjadi korban ledakan bom tersebut. Setelah peristiwa tersebut, beredarlah kabar mengenai informasi tentang pemerintah Jepang yang akan memberikan kemerdekaan dengan segera kepada Indonesia.<br />
<br />
Isi mengenai informasi tersebut adalah kemerdekaan Indonesia dapat dilakukan dengan pembacaan teks proklamasi pada tanggal 24 Agustus 1945 yang akan ditugaskan pada anggota PPKI.<br />
<br />
2. Peristiwa Rengasdengklok<br />
Terdengarnya kabar bahwa Jepang telah menyerah kepada sekutu membuat beberapa anggota golongan muda yaitu Sutan Sjahrir, Chaerul Saleh, Darwis, dan Wikana mendesak para golongan tua untuk segera melakukan memproklamasikan kemerdekaan.<br />
<br />
Namun tokoh utama golongan tua yaitu Soekarno dan Moh Hatta tidak setuju akan hal tersebut. Mereka menganggap bahwa pengambilan keputusan secara mendadak dalam proklamasi kemerdekaan akan menyebabkan pertumpahan darah antara kekuasaan Jepang yang belum sepenuhnya diambil alih oleh Indonesia.<br />
<br />
Perdebatan inilah yang menyebabkan terjadinya peristiwa Rengasdengklok. Mengingat pro dan kontra antara golongan muda dan golongan tua, sebuah keputusan pun akhirnya diambil.<br />
<br />
Pada tanggal 15 Agustus 1945 para golongan muda membawa Soekarno dan Moh Hatta ke Rengasdengklok.Mereka bertujuan untuk mengamankan mereka dari pengaruh Jepang. Agar proklamasi kemerdekaan Indonesia dapat segera dilaksanakan.<br />
<br />
3. Perumusan Teks Proklamasi Kemerdekaan<br />
Mungkin pada bagian inilah yang menjadi tonggak penting sejarah kemerdekaan Indonesia. Dengan adanya peristiwa Rengasdengklok, akhirnya Soekarno dan Moh. Hatta tergugah untuk segera memproklamasikan kemerdekaan.<br />
<br />
Dengan mengadakan rapat perumusan teks proklamasi di rumah Laksamana Maeda pada tanggal 16 Agustus 1945 lengkap dihadiri oleh beberapa anggota para golongan muda.<br />
<br />
Sebagai Kepala Kantor Penghubung Angkatan Laut Jepang, rumah Laksamana Maeda dianggap menjadi tempat yang paling aman untuk melakukan perumusan teks proklamasi.<br />
<br />
Karena Laksamana Maeda merupakan teman baik dari Ahmad Soebardjo yang merupakan salah satu anggota golongan tua perumusan teks proklamasi kemerdekaan Indonesia.<br />
<br />
4. Teks Proklamasi Kemerdekaan<br />
Setelah rapat yang diselenggarakan oleh Soekarno, Moh Hatta, dan Ahmad Soebardjo, tersusunlah sebuah naskah teks proklamasi yang ditulis tangan oleh Soekarno. Dengan telah disetujui oleh para anggota golongan tua dan muda, dan mengalami beberapa perubahan, akhirnya Soekarno menandatangani teks tersebut dengan disaksikan oleh semua pihak yang menjadi saksi.<br />
<br />
5. Pembacaan Teks Proklamasi Kemerdekaan<br />
Pada tanggal inilah yang menjadi hari paling bersejarah bagi Bangsa Indonesia. Kemerdekaan Indonesia ditandai dengan pembacaan teks proklamasi oleh Soekarno pada tanggal 17 Agustus 1945. Dihadiri oleh para tokoh pergerakan kemerdekaan dan seluruh rakyat Indonesia yang ingin menyaksikan buah hasil dari perjuangan para pahlawan dan tokoh penting demi kemerdekaan Indonesia.<br />
<br />
Upacara pembacaan teks proklamasi tersebut berjalan dengan sangat lancar dengan bertempat di kediaman Soekarno di jalan Pegangsaan Timur Nomer 56. Beberapa acara telah disusun dalam hari kemerdekaan Indonesia, seperti pengibaran bendera Merah Putih, dan beberapa sambutan oleh walikota pada saat itu yaitu Suwiryo dan dr. Muwardi.<br />
<br />
Hari itu menjadi hari terpenting dan menjadi sejarah kemerdekaan Indonesia yang paling dikenang oleh seluruh masyarakat Indonesia. Dengan tersiarnya kabar kemerdekaan Indonesia ke beberapa daerah hingga luar negeri, membuat Indonesia benar-benar sudah merdeka dan bebas dari belenggu para penjajah.<br />
<br />
Itulah beberapa informasi sejarah singkat kemerdekaan Indonesia yang akan menjadi bahan ilmu pengetahuan bagi rakyat Indonesia.<br />
<br />
Hal ini diharapkan dapat menjadi acuan ingatan para generasi muda untuk terus meneruskan perjuangan para pahlawan demi mengingat betapa kuat dan gigih perjuangan mereka dalam memerdekakan Indonesia.<br />
<br />
Semoga informasi-informasi tersebut dapat bermanfaat bagi ilmu pengetahuan kita dan menambah wawasan akan kecintaan kita terhadap Bangsa Indonesia.<br />
<br />
Dengan mengetahui sejarah kemerdekaan Indonesia, tentunya rasa nasionalisme akan semakin bertambah. Selain itu dengan mengingat perjuangan para pahlawan kemerdekaan Indonesia, kita juga akan semakin semangat untuk berjuang pada masa sekarang ini.<br />
<br />
<div style="text-align: right;">
Sumber : <i>https://www.romadecade.org/</i></div>
Mbak Ernahttp://www.blogger.com/profile/17613812333955211025noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4860842446296067972.post-82719353754785407672019-04-22T21:55:00.004-07:002019-04-22T21:55:30.345-07:00Sejarah Sepak Bola<b>Sejarah Sepak Bola Dunia</b> dimulai sejak abad ke-2 dan ke-3 sebelum Masehi di Tiongkok. Pada zaman Dinasti Han tersebut, masyarakat menggiring bola kulit dengan menendangnya ke jaring kecil. Permainan serupa juga dimainkan di negeri Jepang dengan sebutan Kemari. Di Eropa tepatnya Italia, permainan olahraga menendang dan membawa bola juga digemari terutama mulai abad ke-16 masehi.<br />
<br />
Awal dari sepak bola modern mulai berkembang di Inggris dengan menetapkan peraturan-peraturan dasar dan menjadi sangat digemari oleh banyak kalangan. Pada beberapa kompetisi, permainan ini sering menimbulkan banyak kekerasan selama pertandingan sehingga akhirnya Raja Inggris, Edward III melarang olahraga ini dimainkan pada tahun 1365. Sementara di Skotlandia, Raja James I juga mendukung larangan untuk memainkan sepak bola.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://1.bp.blogspot.com/-dJJQwkcy83g/XL6Y3tBeubI/AAAAAAAABDU/GcEL1Va_xTMwy665DTF-pC9UYTzaPtWVwCLcBGAs/s1600/Sejarah-Sepak-Bola-Dunia.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Sejarah Sepak Bola Dunia" border="0" data-original-height="322" data-original-width="500" height="206" src="https://1.bp.blogspot.com/-dJJQwkcy83g/XL6Y3tBeubI/AAAAAAAABDU/GcEL1Va_xTMwy665DTF-pC9UYTzaPtWVwCLcBGAs/s320/Sejarah-Sepak-Bola-Dunia.jpg" title="Sejarah Sepak Bola Dunia" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Sejarah Sepak Bola Dunia</td></tr>
</tbody></table>
Pada tahun 1815, sebuah perkembangan besar menyebabkan sepak bola menjadi terkenal di lingkungan universitas dan sekolah. Kelahiran dari sepak bola modern terjadi di Freemasons Tavern pada tahun 1863 ketika 11 sekolah dan klub berkumpul dan merumuskan aturan baku untuk permainan tersebut. Bersamaan dengan itu, terjadi pemisahan yang jelas antara olahraga rugby dengan sepak bola. Pada tahun 1869, membawa bola dengan tangan mulai dilarang dalam sepak bola.<br />
<br />
Pada abad 18, olahraga tersebut dibawa oleh pelaut, pedagang, dan tentara Inggris ke berbagai belahan dunia. Tahun 1904, asosiasi tertinggi sepak bola dunia (FIFA) dibentuk. Kemudian pada awal tahun 1900-an, berbagai kompetisi sepakbola mulai dimainkan di berbagai negara.<br />
<br />
<b>Sepak bola di Indonesia</b><br />
Cerita sejarah sepak bola di Indonesia diawali dengan berdirinya Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) di Yogyakarta pada 19 April 1930 dengan pimpinan Soeratin Sosrosoegondo. Sebagai organisasi olahraga yang lahir pada masa penjajahan Belanda, kelahiran PSSI ada kaitannya dengan upaya politik untuk menentang penjajahan.
<br />
<br />
Organisasi PSSI didirikan oleh seorang insinyur sipil bernama Soeratin Sosrosoegondo. Ia menyelesaikan pendidikannya di Sekolah Teknik Tinggi di Heckelenburg, Jerman, pada tahun 1927 dan kembali ke tanah air pada tahun 1928. Ketika kembali, Soeratin bekerja pada sebuah perusahaan bangunan Belanda, Sizten en Lausada, yang berkantor pusat di Yogyakarta. Di perusahaan tersebut beliau merupakan satu-satunya orang Indonesia yang duduk sejajar dengan komisaris perusahaan konstruksi besar itu. Akan tetapi, didorong oleh semangat nasionalisme yang tinggi, Soeratin kemudian memutuskan untuk mundur dari perusahaan Belanda tersebut.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://1.bp.blogspot.com/-ojNPU12P6PA/XL6ZQIKJUcI/AAAAAAAABDc/ekEodHdeb6M-45HP9poKxOG8eluBjoXNQCLcBGAs/s1600/Sejarah-Sepak-Bola-Indonesia.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Sejarah Sepak Bola Indonesia" border="0" data-original-height="322" data-original-width="500" height="206" src="https://1.bp.blogspot.com/-ojNPU12P6PA/XL6ZQIKJUcI/AAAAAAAABDc/ekEodHdeb6M-45HP9poKxOG8eluBjoXNQCLcBGAs/s320/Sejarah-Sepak-Bola-Indonesia.jpg" title="Sejarah Sepak Bola Indonesia" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Sejarah Sepak Bola Indonesia</td></tr>
</tbody></table>
Setelah Soeratin berhenti dari Sizten en Lausada, Ia lebih banyak aktif di bidang pergerakan. Sebagai seorang pemuda yang gemar bermain sepak bola, beliau menyadari kepentingan pelaksanaan butir-butir keputusan yang telah disepakati bersama dalam pertemuan para pemuda Indonesia pada tanggal 28 Oktober 1928 (Sumpah Pemuda). Beliau melihat sepak bola sebagai wadah terbaik untuk menyemai nasionalisme di kalangan pemuda sebagai sarana untuk menentang Belanda.<br />
<br />
Waktu kongres PSSI di Solo, organisasi tersebut mengalami perubahan nama menjadi Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia. Sejak saat itu, kegiatan sepak bola semakin sering digerakkan oleh PSSI dan makin banyak rakyat bermain di jalan atau alun-alun tempat Kompetisi I Perserikatan diadakan. Sebagai bentuk dukungan terhadap kebangkitan “Sepak Bola Kebangsaan”, Paku Buwono X mendirikan stadion Sriwedari yang membuat persepakbolaan Indonesia semakin gencar.<br />
<br />
Setelah era Soeratin Sosrosoegondo berakhir, prestasi tim nasional sepak bola Indonesia tidak terlalu memuaskan karena pembinaan tim nasional tidak diimbangi dengan pengembangan organisasi dan kompetisi. Kemudian pada era sebelum tahun 1970-an, beberapa pemain Indonesia sempat bersaing dalam kompetisi internasional, di antaranya Ramang, Sucipto Suntoro, Ronny Pattinasarani, dan Tan Liong Houw.<br />
<br />
Demikian gambaran asal usul dari sejarah sepak bola Indonesia dan dunia. Semoga bermanfaat.<br />
<br />
<div style="text-align: right;">
Sumber : <i>https://ceritasejarah.com/</i></div>
Mbak Ernahttp://www.blogger.com/profile/17613812333955211025noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4860842446296067972.post-35154203055657309052018-11-03T20:18:00.000-07:002019-04-22T20:40:31.349-07:00Legenda Danau Kembar Sumatera BaratDanau Kembar ini berada di Kawasan Danau Kembar yang letaknya ada di Kecamatan Lembang Jaya dan Kecamatan Lembah Gumanti, Kabupaten Solok, Provinsi Sumatera Barat. Jaraknya sekitar 60 kilometer dari pusat kota Padang atau sekitar 50 kilometer dari pusat kota Solok.<br />
<br />
Ada sebuah cerita yang turun temurun di sampaikan mengenai Legenda terbentuknya Danau Kembar ini, berikut dibawah ini ceritanya.<br />
<br />
Di zaman dahulu kala ada seorang niniak (Orang yang Sudah Tua) yang bernama Niniak Gadang Bahan yang kerjanya adalah Maarik kayu (membuat papan/tonggak). Niniak ini sangat unik, badannya besar tinggi dan bahannya sebesar Nyiru. Bahan yang dimaksud di sini adalah beliungnya/kampak (alat untuk menebang kayu dan membuat papan). Nyiru adalah tempat menempis beras yang lebarnya kira-kira 50cmx80cm. Setiap berangkat ke hutan niniak ini tidak lupa membawa beliungnya.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://1.bp.blogspot.com/-TG3-WDbE5vY/XL6IZZSlMRI/AAAAAAAABDA/B-iwmIEG91Aagrlon-cMGzEiRWK0qp_8wCLcBGAs/s1600/Legenda-Danau-Kembar-Sumatera-Barat.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Legenda Danau Kembar Sumatera Barat" border="0" data-original-height="397" data-original-width="617" height="205" src="https://1.bp.blogspot.com/-TG3-WDbE5vY/XL6IZZSlMRI/AAAAAAAABDA/B-iwmIEG91Aagrlon-cMGzEiRWK0qp_8wCLcBGAs/s320/Legenda-Danau-Kembar-Sumatera-Barat.jpg" title="Legenda Danau Kembar Sumatera Barat" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Legenda Danau Kembar Sumatera Barat</td></tr>
</tbody></table>
<br />
Niniak ini makannya hanya sekali seminggu, tapi sekali makan 1 gantang. Untuk mendapatkan kayu/papan yang bagus dia harus naik gunung/hutan. Setelah beberapa hari dalam hutan dia akan pulang dengan membawa beberapa helai papan/tonggak yang telah jadi dan membawa ke pasar untuk di jual. Dari hasil penjualan papan/tonggak inilah dia menghidupkan keluarganya.<br />
<br />
Pada suatu hari ketika niniak ini berangkat ke hutan, di tengah hutan tempat dia bisa lewat tertutup. Niniak ini kaget, kenapa ada makhluk yang menghambat jalannya. Makhluk ini sangat besar sehingga menutup pemandangannya. Niniak berusaha untuk mengusirnya tapi makhluk ini tidak bergeming, malah balik menyerang. Ternyata makhluk ini adalah seekor ular naga yang besar. Tidak bisa disangkal lagi darah pituah niniak moyang langsung mengalir ke seluruh tubuh niniak, katanya: “Lawan tidak di cari, kalau bertemu pantang mengelak”.<br />
<br />
Terjadilah perkelahian antara naga dan niniak gadang bahan. Naga melakukan penyerangan, Niniak Gadang Bahan tidak tinggal diam. Seluruh kemampuan yang dimiliki oleh niniak gadang Bahan di keluarkan. Beliung yang berada di tangan Niniak gadang Bahan bereaksi, dan memang Niniak Gadang Bahan sangat ahli memainkannya, tentu jurus-jurus silat yang sudah mendarah mendaging oleh Niniak Gadang Bahan tak lupa dikeluarkan.<br />
<br />
Akhirnya Naga betekuk lutut dan menyerah. Naga kehabisan darah karena sabetan beliaung Niniak Gadang Bahan. Kepala Naga Nyaris putus, darah mengalir dengan deras. Angku Niniak Gadang Bahan menarik naga itu dan melempar dengan sekuat tenaga dan sampai ke sebuah lembah.<br />
<br />
Setelah berlangsung beberapa lama Angku Niniak Gadang Bahan mendatangi lembah tempat naga dilemparkan. Ternyata Niniak Gadang Bahan kaget, naga tersebut ternyata tidak mati, dia malah melambangkan badannya dengan posisi membentuk angka delapan, darah dari kepala ular tetap mengalir sehingga memerahkan daerah tersebut.<br />
<br />
Sehingga daerah ini menjadi tempat kunjungan yang manarik bagi Angku, dan juga orang-orang yang ada di sekitar itu. Tapi apa yang terjadi, lama-lama badan ular ini mulai tertimbun oleh tanah, dan diantara dua lingkaran ular itu tergenanglah air yang membentuk dua danau kecil. Lama kelamaan danau ini terus semakin besar, sehingga terbentuklah dua bawah Danau yang besar dan indah.<br />
<br />
Menurut cerita yang diterima itupulalah terbentuk dua nama daerah. Pertama adalah Lembah Gumanti, yang berasal dari kata “lembah nago nan mati” yaitu sekarang menjadi nama Kecamatan dari tempat kedua Danau ini. Kemudian ada juga yang mengartikan “Lembah Nago nan Sakti”. Yang kedua adalah sebuah daerah yang bernama “Aia Sirah” (Air Merah). Di daerah ini terkenal dengan airnya yang merah. Konon ceritanya penyebab dari air di daerah itu merah adalah darah yang terus keluar dari kepala naga, karena sampai sekarang Naga tersebut masih hidup dan masih mengeluarkan darah.<br />
<br />
<div style="text-align: right;">
Sumber : <i>https://histori.id/</i></div>
Mbak Ernahttp://www.blogger.com/profile/17613812333955211025noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4860842446296067972.post-41046597534031593002018-11-02T19:43:00.000-07:002019-04-22T20:40:06.215-07:00Kisah Malin KundangPada zaman dahulu di sebuah perkampungan nelayan Pantai Air Manis di daerah Padang, Sumatera Barat hiduplah seorang janda bernama Mande Rubayah bersama seorang anak laki-lakinya yang bernama Malin Kundang. Mande Rubayah amat menyayangi dan memanjakan Malin Kundang. Malin adalah seorang anak yang rajin dan penurut.<br />
<br />
Mande Rubayah sudah tua, ia hanya mampu bekerja sebagai penjual kue untuk mencupi kebutuhan ia dan anak tunggalnya. Suatu hari, Malin jatuh-sakit. Sakit yang amat keras, nyawanya hampir melayang namun akhirnya ia dapat diseiamatkan-berkat usaha keras ibunya. Setelah sembuh dari sakitnya ia semakin disayang. Mereka adalah ibu dan anak yang saling menyayangi. Kini, Malin sudah dewasa ia meminta izin kepada ibunya untuk pergi merantau ke kota, karena saat itu sedang ada kapal besar merapat di Pantai Air Manis.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://3.bp.blogspot.com/-eVdwVcp2Cq0/XL57Y130RKI/AAAAAAAABCY/VpbQ6bo9KyEf6zQolcIQnRPpv82q3u0ewCLcBGAs/s1600/Batu-Malin-Kundang-Padang.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Batu-Malin-Kundang-Padang" border="0" data-original-height="275" data-original-width="500" height="176" src="https://3.bp.blogspot.com/-eVdwVcp2Cq0/XL57Y130RKI/AAAAAAAABCY/VpbQ6bo9KyEf6zQolcIQnRPpv82q3u0ewCLcBGAs/s320/Batu-Malin-Kundang-Padang.jpg" title="Batu-Malin-Kundang-Padang" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Batu Malin Kundang Padang</td></tr>
</tbody></table>
<br />
“Jangan Malin, ibu takut terjadi sesuatu denganmu di tanah rantau sana. Menetaplah saja di sini, temani ibu,” ucap ibunya sedih setelah mendengar keinginan Malin yang ingin merantau.<br />
<br />
“Ibu tenanglah, tidak akan terjadi apa-apa denganku,” kata Malin sambil menggenggam tangan ibunya. “Ini kesempatan Bu, kerena belum tentu setahun sekali ada kapal besar merapat di pantai ini. Aku ingin mengubah nasib kita Bu, izinkanlah” pinta Malin memohon.<br />
<br />
“Baiklah, ibu izinkan. Cepatlah kembali, ibu akan selalu menunggumu Nak,” kata ibunya sambil menangis. Meski dengan berat hati akhirnya Mande Rubayah mengizinkan anaknya pergi. Kemudian Malin dibekali dengan nasi berbungkus daun pisang sebanyak tujuh bungkus, “Untuk bekalmu di perjalanan,” katanya sambil menyerahkannya pada Malin. Setelah itu berangkatiah Malin Kundang ke tanah rantau meninggalkan ibunya sendirian.<br />
<br />
Hari-hari terus berlalu, hari yang terasa lambat bagi Mande Rubayah. Setiap pagi dan sore Mande Rubayah memandang ke laut, “Sudah sampai manakah kamu berlayar Nak?” tanyanya dalam hati sambil terus memandang laut. la selalu mendo’akan anaknya agar selalu selamat dan cepat kembali.<br />
<br />
Beberapa waktu kemudian jika ada kapal yang datang merapat ia selalu menanyakan kabar tentang anaknya. “Apakah kalian melihat anakku, Malin? Apakah dia baik-baik saja? Kapan ia pulang?” tanyanya. Namun setiap ia bertanya pada awak kapal atau nahkoda tidak pernah mendapatkan jawaban. Malin tidak pernah menitipkan barang atau pesan apapun kepada ibunya.<br />
<br />
Bertahun-tahun Mande Rubayah terus bertanya namun tak pernah ada jawaban hingga tubuhnya semakin tua, kini ia jalannya mulai terbungkuk-bungkuk. Pada suatu hari Mande Rubayah mendapat kabar dari nakhoda dulu membawa Malin, nahkoda itu memberi kabar bahagia pada Mande Rubayah.<br />
<br />
“Mande, tahukah kau, anakmu kini telah menikah dengan gadis cantik, putri seorang bangsawan yang sangat kaya raya,” ucapnya saat itu.<br />
<br />
“Malin cepatlah pulang kemari Nak, ibu sudah tua Malin, kapan kau pulang…,” rintihnya pilu setiap malam. Ia yakin anaknya pasti datang. Benar saja tak berapa lama kemudian di suatu hari yang cerah dari kejauhan tampak sebuah kapal yang megah nan indah berlayar menuju pantai.<br />
<br />
Orang kampung berkumpul, mereka mengira kapal itu milik seorang sultan atau seorang pangeran. Mereka menyambutnya dengan gembira.Mande Rubayah amat gembira mendengar hal itu, ia selalu berdoa agar anaknya selamat dan segera kembali menjenguknya, sinar keceriaan mulai mengampirinya kembali. Namun hingga berbulan-bulan semenjak ia menerima kabar Malin dari nahkoda itu, Malin tak kunjung kembali untuk menengoknya.<br />
<br />
Ketika kapal itu mulai merapat, terlihat sepasang anak muda berdiri di anjungan. Pakaian mereka berkiiauan terkena sinar matahari. Wajah mereka cerah dihiasi senyum karena bahagia disambut dengan meriah.<br />
<br />
Mande Rubayah juga ikut berdesakan mendekati kapal. Jantungnya berdebar keras saat melihat lelaki muda yang berada di kapal itu, ia sangat yakin sekali bahwa lelaki muda itu adalah anaknya, Malin Kundang. Belum sempat para sesepuh kampung menyambut, Ibu Malin terlebih dahulu menghampiri Malin. la langsung memeluknya erat, ia takut kehilangan anaknya lagi.<br />
<br />
“Malin, anakku. Kau benar anakku kan?” katanya menahan isak tangis karena gembira, “Mengapa begitu lamanya kau tidak memberi kabar?”<br />
<br />
Malin terkejut karena dipeluk wanita tua renta yang berpakaian compang—camping itu. Ia tak percaya bahwa wanita itu adalah ibunya. Sebelum dia sempat berpikir berbicara, istrinya yang cantik itu meludah sambil berkata, “Wanita jelek inikah ibumu? Mengapa dahulu kau bohong padaku!” ucapnya sinis, “Bukankah dulu kau katakan bahwa ibumu adalah seorang bangsawan yang sederajat denganku?!”<br />
<br />
Mendengar kata-kata pedas istrinya, Malin Kundang langsung mendorong ibunya hingga terguling ke pasir, “Wanita gila! Aku bukan anakmu!” ucapnya kasar.<br />
<br />
Mande Rubayah tidak percaya akan perilaku anaknya, ia jatuh terduduk sambil berkata, “Malin, Malin, anakku. Aku ini ibumu, Nak! Mengapa kau jadi seperti ini Nak?!” Malin Kundang tidak memperdulikan perkataan ibunya. Dia tidak akan mengakui ibunya. la malu kepada istrinya. Melihat wanita itu beringsut hendak memeluk kakinya, Malin menendangnya sambil berkata, “Hai, wanita gila! lbuku tidak seperti engkau! Melarat dan kotor!” Wanita tua itu terkapar di pasir, menangis, dan sakit hati.<br />
<br />
Orang-orang yang meilhatnya ikut terpana dan kemudian pulang ke rumah masing-masing. Mande Rubayah pingsan dan terbaring sendiri. Ketika ia sadar, Pantai Air Manis sudah sepi. Dilihatnya kapal Malin semakin menjauh. Ia tak menyangka Malin yang dulu disayangi tega berbuat demikian.<br />
<br />
Hatinya perih dan sakit, lalu tangannya ditengadahkannya ke langit. Ia kemudian berdoa dengan hatinya yang pilu, “Ya, Tuhan, kalau memang dia bukan anakku, aku maafhan perbuatannya tadi. Tapi kalau memang dia benar anakku yang bernama Malin Kundang, aku mohon keadilanmu, Ya Tuhan!” ucapnya pilu sambil menangis. Tak lama kemudian cuaca di tengah laut yang tadinya cerah, mendadak berubah menjadi gelap. Hujan tiba-tiba turun dengan teramat lebatnya.<br />
<br />
Tiba-tiba datanglah badai besar, menghantam kapal Malin Kundang. Laiu sambaran petir yang menggelegar. Saat itu juga kapal hancur berkeping- keping. Kemudian terbawa ombak hingga ke pantai.<br />
<br />
Esoknya saat matahari pagi muncul di ufuk timur, badai telah reda. Di kaki bukit terlihat kepingan kapal yang telah menjadi batu. Itulah kapal Malin Kundang! Tampak sebongkah batu yang menyerupai tubuh manusia.<br />
<br />
Itulah tubuh Malin Kundang anak durhaka yang kena kutuk ibunya menjadi batu karena telah durhaka. Disela-sela batu itu berenang-renang ikan teri, ikan belanak, dan ikan tengiri. Konon, ikan itu berasal dari serpihan tubuh sang istri yang terus mencari Malin Kundang.<br />
<br />
Sampai sekarang jika ada ombak besar menghantam batu-batu yang mirip kapal dan manusia itu, terdengar bunyi seperti lolongan jeritan manusia, terkadang bunyinya seperti orang meratap menyesali diri, “Ampun, Bu…! Ampuun!” konon itulah suara si Malin Kundang, anak yang durhaka pada ibunya.<br />
<br />
<div style="text-align: right;">
Sumber : <i>https://histori.id/</i></div>
Mbak Ernahttp://www.blogger.com/profile/17613812333955211025noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4860842446296067972.post-71971336600047234822018-11-01T05:05:00.000-07:002019-04-19T05:06:29.325-07:00Sejarah Gelora Bung KarnoMengenal Dari Dekat Gelora Bung Karno<br />
Bermula dari Asean Games III Tahun 1958 di Tokyo dimana oleh Asian Games Federation, Indonesia ditunjuk untuk menjadi penyelenggara Asian Games ke IV Tahun 1962. Maka pada saat itu Presiden R.I. Pertama Ir. Soekarno segera menjawab tantangan dengan menentukan lokasi yang tepat untuk perhelatan akbar tersebut, dengan membangun Sarana dan Prasarana Olahraga.<br />
<br />
Melihat letak geografis dan pengembangan kota Jakarta di kemudian hari, maka pilihan jatuh ke arah selatan yaitu daerah Senayan, yang merupakan batas antara Jakarta Kota dan Satelit Kebayoran Baru.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://2.bp.blogspot.com/--hADA06uSuE/XLm5GUnfWhI/AAAAAAAABB8/g7vTGSgYyFkUOtQ3U7QF2ubk1f5whlo6wCLcBGAs/s1600/LAMA.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Sejarah Gedung Kesenian Jakarta" border="0" data-original-height="276" data-original-width="400" height="275" src="https://2.bp.blogspot.com/--hADA06uSuE/XLm5GUnfWhI/AAAAAAAABB8/g7vTGSgYyFkUOtQ3U7QF2ubk1f5whlo6wCLcBGAs/s1600/LAMA.jpg" title="Sejarah Gelora Bung Karno" width="400" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
Gelora Bung Karno</div>
<br />
Upacara pembukaan Asian Games ke IV tahun 1962 dilaksanakan di Stadion Utama Gelora Bung Karno yang dihadiri oleh lebih dari 110.000 orang. Pada Pidatonya Presiden R.I. Pertama Ir. Soekarno (Bung Karno) mengatakan bahwa peristiwa ini merupakan tonggak sejarah bagi Bangsa Indonesia khususnya dibidang olahraga yang merupakan bagian dari Nation and Character Building, maupun dalam rangka pergaulan dengan bangsa-bangsa lain di dunia.<br />
<br />
Setahun kemudian dilaksanakan GANEFO (Games of The New Emergencing Forces) ke 1 tahun 1963. Dengan selesainya pembangunan Gelanggang Olahraga Bung Karno pada saat itu membuktikan bahwa bangsa Indonesia mampu melaksanakan pembangunan sebuah komplek olahraga bertaraf international yang pada masa itu belum banyak dimiliki oleh Negara maju sekalipun. Seiring dengan perkembangan jaman maka dikomplek Gelora Bung Karno dilaksanakan berbagai pembangunan fasilitas olahraga maupun fasilitas pendukung lainnya.<br />
<br />
Dukungan kepada dunia olahraga menjadi fokus dan perhatian kami dimana Gelora Bung Karno telah menanamkan dan tidak kurang Rp. 1 Triliun dalam bentuk berbagai Prasarana dan Sarana serta fasilitas lainnya sebagai bentuk sumbangsih kepada dunia olahraga.<br />
<br />
Saat ini Kawasan Gelora Bung Karno berdiri berbagai macam fasilitas untuk kegiatan olahraga sebanyak 36 Venues, Politik, Bisnis, Rekreasi dan Pariwisata. Fungsi lain Kawasan Gelora Bung Karno adalah memiliki 84% Kawasan Terbuka Hijau yang merupakan daerah resapan air dengan lingkungan hijau seluas 67,5% yang masih terdapat kelestarian aneka pepohonan langka yang besar dan rindang yang merupakan hutan kota juga sebagai tempat bermukimnya 22 jenis burung liar yang senantiasa berkicau sepanjang hari menambah suasana asri di kawasan ini.<br />
<br />
Selain itu juga telah dilakukan penataan secara terpadu dan menyeluruh pada Kawasan Gelora Bung Karno yaitu dengan dibangunnya plaza, gerbang, air mancur dan pedestrian yang tidak lain adalah untuk meningkatkan penampilan serta kenyamanan bagi masyarakat pengguna yang berkunjung di Kawasan Gelora Bung Karno.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://3.bp.blogspot.com/-2OXQXkZoCU0/XLm5KfZKvsI/AAAAAAAABCA/bVawHtEU8ik0hYcbx7Ixrw1ORYBMyZcUgCLcBGAs/s1600/BARU.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Sejarah Gedung Kesenian Jakarta" border="0" data-original-height="276" data-original-width="400" height="275" src="https://3.bp.blogspot.com/-2OXQXkZoCU0/XLm5KfZKvsI/AAAAAAAABCA/bVawHtEU8ik0hYcbx7Ixrw1ORYBMyZcUgCLcBGAs/s1600/BARU.jpg" title="Sejarah Gelora Bung Karno" width="400" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
Gelora Bung Karno</div>
<br />
Latar Belakang Pembentukan Gelora Bung Karno<br />
1. KEPPRES 318 Tahun 1962 :
Pembentukan Yayasan Gelora Bung Karno.<br />
2. KEPPRES 4 Tahun 1984 :<br />
Badan Pengelola Gelanggang Olahraga Senayan Sebagaimana Telah Beberapa Kali Diubah, Terakhir Diubah Dengan KEPPRES 94 Tahun 2004.<br />
3. KEPPRES 7 Tahun 2001 :<br />
Perubahan Nama Gelanggang Olahraga Senayan Menjadi Gelanggang Olahraga Bung Karno.<br />
4. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 233 Tahun 2008 :<br />
Tentang Penetapan Gelora Bung Karno Sebagai BLU (Badan Layanan Umum).<br />
<div style="text-align: right;">
Sumber : <i>https://gbk.id/sejarah_gbk/</i></div>
Mbak Ernahttp://www.blogger.com/profile/17613812333955211025noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4860842446296067972.post-18223129365983649352018-10-30T22:03:00.002-07:002018-10-30T22:03:49.629-07:00Sejarah Gedung Kesenian JakartaGedung Kesenian Jakarta (GKJ) merupakan bangunan tua peninggalan bersejarah pemerintah Belanda yang hingga sekarang masih berdiri kokoh di Jakarta. Terletak di Jalan Gedung Kesenian No. 1 Jakarta Pusat.<br />
<br />
Gedung tersebut merupakan tempat para seniman dari seluruh Nusantara mempertunjukkan hasil kreasi seninya, seperti drama, teater, film, sastra, dan lain sebagainya. <br />
<br />
Gedung ini memiliki bangunan bergaya neo-renaisance yang dibangun tahun 1821 di Weltevreden yang saat itu dikenal dengan nama Theater Schouwburg Weltevreden, juga disebut dengan Gedung Komedi. (Sumber : <i>https://id.wikipedia.org/</i>)<br />
<br />
Awalnya hanyalah bangunan sederhana yang didirikan pada tahun 1821, selama penjajahan Inggris di bawah kepemimpinan Gubernur Jenderal Sir Stamford Raffles.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://2.bp.blogspot.com/-ZWI3TwfwRm8/W9k2-C2xrSI/AAAAAAAABAY/Bm531SjB_PwZLda7u1bboLkKyn8QFjrHwCLcBGAs/s1600/Gedung-Kesenian-Jakarta.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Sejarah Gedung Kesenian Jakarta" border="0" data-original-height="276" data-original-width="400" height="275" src="https://2.bp.blogspot.com/-ZWI3TwfwRm8/W9k2-C2xrSI/AAAAAAAABAY/Bm531SjB_PwZLda7u1bboLkKyn8QFjrHwCLcBGAs/s400/Gedung-Kesenian-Jakarta.jpg" title="Sejarah Gedung Kesenian Jakarta" width="400" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
Gedung Kesenian Jakarta</div>
<br />
Gedung Kesenian Jakarta, seperti namanya, gedung ini sudah pasti merupakan tempat pertunjukkan seni. Gedung Kesenian Jakarta yang juga akrab disebut GKJ merupakan salah satu gedung yang sudah lama berdiri dan memiliki sejarah yang cukup panjang sebelum akhirnya menjadi gedung kesenian seperti saat ini.<br />
<br />
Dibangun pada masa penjajahan Belanda, GKJ merupakan bangunan yang desain serta bahan untuk pembangunannya berasal dari Eropa. Ada pun pertama dibangun, GKJ merupakan tempat untuk pertunjukkan komedi bagi para tentara Belanda yang membutuhkan hiburan. Selain itu, GKJ juga pernah menjadi tempat pertama kali Kongres Pemuda dimana perwakilan pemuda dari Jong Java, Jong Sumatera, Jong Betawi serta perwakilan pemuda lainnya berada di GKJ dalam membahas agenda kemerdeakaan.<br />
<br />
Mulai dari tempat pertunjukkan hingga menjadi tempat pertemuan kongres, GKJ menjalani beberapa perubahan pada setiap zamannya. Kami akan paparkan sedikit perubahan fungsi dari GKJ yang saat ini dikenal sebagai tempat pertunjukkan seni.<br />
<br />
Menjadi tempat Komite Nasional Indonesia Pusat<br />
Jika pada era sebelum kemerdakaan, GKJ pernah dijadikan sebagia tempat pertama kalinya Kongres Pemuda, maka pasca kemerdekaan atau terhitung tahun 1945, Presiden Soekarno memanfaatkan GKJ sebagai tempat KNIP(Komite Nasional Indonesia Pusat).<br />
<br />
Pernah menjadi tempat kegiatan perguruan Universitas Indonesia<br />
Setelah menjadi KNIP, pada tahun 1951, GKJ dimanfaatkan oleh Universitas Indonesia(UI) menjadi salah satu ruangan kegiatan mengajar khususnya untuk Fakultas Ekonomi dan Fakultas Hukum.<br />
<br />
Menjadi gedung bioskop<br />
Setelah menjadi tempat KNIP dan juga pernah menjadi kelas kampus untuk UI, GKJ juga pernah menjadi gedung bioskop. Pada tahun 1968, Pemprov DKI Jakarta mengubah tempat ini menjadi Bioskop City Theater.<br />
<br />
Kembali menjadi gedung kesenian<br />
Pada tahun 1987, GKJ dikembalikan fungsinya menjadi gedung pertunjukkan seni. GKJ dari tahun 1987 hingga saat ini akhirnya menjadi sebuah tempat pertunjukkan seni.<br />
<br />
Beberapa renovasi hingga sedikit perubahan dilakukan oleh pihak pengelola hingga saat ini. GKJ pun hingga hari beroperasi menjadi tempat pertunjukkan seni. Mulai dari teater, mini konser, pertunjukkan tari tradisional hingga pertunjukkan seni lainnya, semuanya kini dapat dipentaskan kembali di GKJ.<br />
<div style="text-align: right;">
Sumber : <i>https://gedungkesenianjakarta.co.id/</i></div>
Mbak Ernahttp://www.blogger.com/profile/17613812333955211025noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4860842446296067972.post-38819749421309268242018-10-23T23:19:00.004-07:002018-10-23T23:19:54.404-07:00Sejarah Patung Pancoran JakartaMonumen Patung Dirgantara atau lebih dikenal dengan nama Patung Pancoran adalah salah satu monumen patung yang terdapat di Jakarta. Letak monumen ini berada di kawasan Pancoran, Jakarta Selatan. Tepat di depan kompleks perkantoran Wisma Aldiron Dirgantara yang dulunya merupakan Markas Besar TNI Angkatan Udara. Posisinya yang strategis karena merupakan pintu gerbang menuju Jakarta bagi para pendatang yang baru saja mendarat di Bandar Udara Halim Perdanakusuma.<br />
<br />
Ide pertama pembuatan patung adalah dari Presiden Soekarno yang menghendaki agar dibuat sebuah patung mengenai dunia penerbangan Indonesia atau kedirgantaraan. Patung ini menggambarkan manusia angkasa, yang berarti menggambarkan semangat keberanian bangsa Indonesia untuk menjelajah angkasa (Sumber : <i>https://id.wikipedia.org/</i>)<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://1.bp.blogspot.com/-YEkJfywi02g/W9AOc7tNfBI/AAAAAAAAA_0/ry_OFtD9xDke7lNiGUKADjh4IYClb37gQCLcBGAs/s1600/Sejarah-Patung-Pancoran-Jakarta.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Sejarah Patung Pancoran Jakarta" border="0" data-original-height="227" data-original-width="300" src="https://1.bp.blogspot.com/-YEkJfywi02g/W9AOc7tNfBI/AAAAAAAAA_0/ry_OFtD9xDke7lNiGUKADjh4IYClb37gQCLcBGAs/s1600/Sejarah-Patung-Pancoran-Jakarta.jpg" title="Sejarah Patung Pancoran Jakarta" /></a></div>
<br />
Indonesia merupakan salah satu negara yang banyak menyimpan sejarah. Beragam jenis karya seni tiga dimensi dapat diabadikan di tempat-tempat tertentu, khususnya karya seni tiga dimensi patung. Jakarta termasuk kota yang menyimpan banyak sejarah. Namun karena pengaruh efek modernisasi, masyarakat sering melupakan hal-hal yang terjadi di masa lampau. Sejarah di kota Jakarta yang dapat selalu diingat adalah adanya Patung Pancoran karena patung ini berdiri megah di pusat keramaian Jakarta. Lihat saja ketika Anda berkendara melintasi Jalan Gatot Subroto, Jakarta, mata pasti akan langsung tertuju pada patung yang menjulang tinggi ini.<br />
<br />
<b>Letak Patung Pancoran</b><br />
Patung ini dikenal dengan nama Patung Pancoran, namun sebenarnya patung ini bernama Patung Dirgantara. Mengapa orang-orang biasa menyebut patung ini Patung Pancoran? Hal ini dikarenakan letak patung ini berada di tengah perempatan Pancoran yang membatasi daerah Perdatam dengan Tebet, Jakarta Selatan. Karena hal inilah orang-orang biasa menyebutnya Patung Pancoran.<br />
<br />
Lokasi Patung Pancoran berada di depan komplek perkantoran Wisma Aldiron Dirgantara yang dulunya merupakan Markas Besar TNI Angkatan Udara dan Bandar Udara Domestik Halim Perdana Kusuma. Patung ini berdiri kokoh diatas tugu miring yang membelah fly over di kawasan Pancoran. Lalu mengapa patung ini dinamakan Patung Dirgantara? Yuk, kita simak ulasan berikut.<br />
<br />
<b>Asal Mula Nama Patung Dirgantara</b><br />
Ide pembuatan patung ini sesuai dengan keinginan Presiden Ir. Soekarno yakni mengenai dunia penerbangan Indonesia (Dirgantara). Patung ini menggambarkan manusia angkasa, yang artinya menunjukkan semangat keberanian bangsa Indonesia didasarkan pada kejujuran, keberanian dan semangat mengabdi. Menurut Edhi Sunarso, patung ini merupakan gambaran untuk memimpin penerbangan Indonesia agar lebih maju karena dulunya berada di belakang markas AU. Model yang memeragakan pose dari patung ini adalah Ir. Soekarno dan wajah dari patung ini adalah Edhi Sunarso.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://1.bp.blogspot.com/-OqiG3NQ8Y34/W9AOzkGuj3I/AAAAAAAAA_8/vrp6a8fRSSkQ8B7eA0zRAYEbVpKYQMS3wCLcBGAs/s1600/Sejarah-Patung-Pancoran-Jakarta.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Sejarah Patung Pancoran Jakarta" border="0" data-original-height="408" data-original-width="500" height="261" src="https://1.bp.blogspot.com/-OqiG3NQ8Y34/W9AOzkGuj3I/AAAAAAAAA_8/vrp6a8fRSSkQ8B7eA0zRAYEbVpKYQMS3wCLcBGAs/s320/Sejarah-Patung-Pancoran-Jakarta.jpg" title="Sejarah Patung Pancoran Jakarta" width="320" /></a></div>
<br />
<b>Posisi Tubuh Patung Pancoran</b><br />
Tubuh Patung Pancoran ini berposisi berdiri dengan tangan yang mengacung ke arah utara yaitu mengarah pada Bandar Udara Internasional Kemayoran. Dulu, bandara itu merupakan bandara yang melayani seluruh rute penerbangan domestik dan internasional, namun saat ini Bandara Kemayoran dipindah ke Bandara International Soekarno Hatta, Cengkareng, Jakarta.<br />
<br />
<b>Pembuatan Patung Pancoran</b><br />
Patung Pancoran (patung dirgantara) dibuat sekitar tahun 1964 – 1966 berdasarkan rancangan Edhi Sunarso. Patung ini dikerjakan oleh pematung keluarga Arca Yogyakarta PN Hutama Karya dan IR. Sutami sebagai arsitek pelaksana. Untuk proses pengecorannya, dilakukan oleh pimpinan I Gardono. Pengerjaan patung sebenarnya selesai pada tahun 1964 di Yogyakarta, namun sempat mengalami keterlambatan karena adanya peristiwa Gerakan 30 September PKI tahun 1965 dan akhirnya selesai pada akhir tahun 1966.<br />
<br />
Akan tetapi, bila Patung Pancoran diamati lebih dekat, permukaan patung sebenarnya masih terlihat kasar. Banyak tambalan las penyambung antar satu bagian dengan bagian lainnya. Patung terlihat masih kasar dikarenakan Edhi Sunarso mengumpulkan semua barang yang terbuat dari perunggu, kemudian dileburkan dan beberapa bagian lainnya disambung. Meskipun begitu, bangunan patung ini sangat kokoh karena adanya penopang yang melengkung setengah kurva tanpa tiang penyangga.<br />
<br />
<b>Proses Pemasangan Patung Pancoran</b><br />
Proses pemasangan Patung Pancoran selalu ditunggui oleh Ir. Soekarno, sehingga mengakibatkan aparat keamanan negara sering kerepotan saat bertugas menjaga keamanan. Patung ini terbuat dari bahan perunggu yang memiliki berat keseluruhan 11 ton dengan tinggi 11 meter dan tinggi voetstuk (kaki patung) 27 meter. Dengan pemasangan menggunakan derek tarikan tangan, patung ini terbagi dalam potongan-potongan yang masing-masing beratnya 1 ton.<br />
<br />
<b>Biaya Pemasangan Patung</b><br />
Biaya pemasangan patung baru bisa dibayar sekitar 5 juta dari total dana 12 juta yang sementara masih ditanggung oleh Edhi Sunarso. Patung ini merupakan monumen terakhir yang tak pernah diresmikan oleh Ir. Soekarno karena beliau terlanjur sakit, lalu gugur. Biaya pemasangan tak pernah dilunasi oleh pemerintah walau Ir. Soekarno sempat menjual mobil pribadinya yang harganya sekitar 1 juta. Biaya pemasangan patung pun tidak bisa dilunasi. Kini, Edhi Sunarso telah wafat pada hari Senin, tanggal 4 Januari 2016, pukul 22.53. Jenazah Almarhum Edhi Sunarso disemayamkan di Sleman, Yogyakarta dan dimakamkan di Makam Seniman Imogiri.<br />
<br />
<b>Siapakah Edhi Sunarso</b><br />
Edhi Sunarso adalah salah seorang pelopor seni patung modern Indonesia yang jarang diliput oleh pemberitaan. Banyak masyarakat Indonesia yang masih merasa asing dengan nama ini. Namun, ternyata Edhi Sunarso banyak mempersembahkan karya patungnya untuk Indonesia. Hampir semua karya patungnya bercerita mengenai perjalanan sejarah bangsa, yaitu:<br />
<ol>
<li>Patung Selamat Datang di Bundaran HI</li>
<li>Patung Pancoran (Dirgantara)</li>
<li>Patung Pembebasan Irian Barat di Lapangan Banteng, Jakarta</li>
<li>Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya, Jakarta Timur</li>
</ol>
Karya lain dari Edhi Sunarso yaitu:<br />
<ul>
<li>Rangkaian diorama sejarah Indonesia di kaki Monumen Nasional (Monas)</li>
<li>Tugu Muda (Semarang)</li>
<li>Monumen Jendral Gatot Subroto (Surakarta)</li>
<li>Monumen Yos Sudarso (Biak)</li>
<li>Monumen Panglima Sudirman (Pacitan)</li>
<li>Patung Soeharto (Kemusuk, DIY)</li>
</ul>
<b>Pembersihan Patung Pancoran</b><br />
Pembersihan Patung Pancoran pertama kali dilakukan oleh Balai Konservasi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta pada tanggal 25 Agustus 2014. Proses pembersihan Patung Pancoran tidak bisa dilakukan sekali jalan, namun membutuhkan empat tahapan, yaitu:<br />
<ol>
<li>Pembersihan tahap pertama menggunakan air bersih yang bertujuan untuk menghilangkan debu-debu yang menempel.</li>
<li>Pembersihan tahap kedua menggunakan ekstrak jeruk nipis yang bertujuan untuk menghilangkan polutan, oksidasi dan korosi (karat) yang ada di badan patung. Setelah itu, badan patung didiamkan selama 5-10 menit, lalu dibilas perlahan dengan air bersih.</li>
<li>Pembersihan tahap ketiga menggunakan bahan kimia senyawa alkali gliserol yang bertujuan untuk membersihkan polutan dan korosi akut. Biasanya bagian lekukan di tangan dan kaki karena bagian tersebut adalah bagian paling lembab, sehingga mudah mengalami korosi. Setelah bagian yang berkarat dilumuri cairan alkali gliserol, diamkan sejenak selama 5 menit, lalu dibersihkan menggunakan air bersih, kemudian dikeringkan dengan aseton.</li>
<li>Pembersihan tahap keempat yaitu patung dibersihkan secara keseluruhan menggunakan air bersih. Untuk mempercepat pengeringan digunakan senyawa organik aseton yang bertujuan untuk mempercepat penguapan air yang ada di badan patung. Setelah benar-benar kering, patung diberi Paraloid B-72 yang dilarutkan dalam chlorothene yang berfungsi sebagai lapisan pelindung. Hal ini akan menjadikan patung terlindungi dari berbagai macam faktor perusak lingkungan. Bila semua proses pembersihan selesai, patung dapat terawat setidaknya sampai 5-10 tahun kedepan.</li>
</ol>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://2.bp.blogspot.com/-ynzsdwDaosk/W9AO-kcpm3I/AAAAAAAABAA/1lWkFQzB_pEYMSwi6B7gVGA6HKEeWKpDgCLcBGAs/s1600/Sejarah-Patung-Pancoran-Jakarta.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Sejarah Patung Pancoran Jakarta" border="0" data-original-height="394" data-original-width="500" height="252" src="https://2.bp.blogspot.com/-ynzsdwDaosk/W9AO-kcpm3I/AAAAAAAABAA/1lWkFQzB_pEYMSwi6B7gVGA6HKEeWKpDgCLcBGAs/s320/Sejarah-Patung-Pancoran-Jakarta.jpg" title="Sejarah Patung Pancoran Jakarta" width="320" /></a></div>
<div>
<br /></div>
Pembersihan patung membutuhkan waktu 7-10 hari dan dilakukan oleh 7 orang professional (ahli memanjat dan membersihkan patung bersertifikat resmi). Para pekerja bekerja dalam 2 shift karena maksimal hanya 4 orang yang boleh berada diatas patung untuk melakukan pembersihan.<br />
<br />
Untuk melakukan pembersihan patung dibutuhkan persiapan matang, yaitu:<br />
<ul>
<li>Pemasangan alat keamanan dan keselamatan pada pekerja</li>
<li>Pemasangan konstruksi untuk memanjat patung</li>
<li>Membuat ruang untuk mempermudah tim dalam melakukan pembersihan</li>
</ul>
Faktor Yang Berpengaruh Pada Kerusakan Patung<br />
<br />
Patung Pancoran memang nampak terlihat kokoh, namun sebenarnya tetap ada risiko yang bisa membuatnya rusak. Ada dua faktor yang memengaruhi rusaknya patung, yaitu:<br />
<ul>
<li>Faktor internal ==> bahan dari patung</li>
<li>Faktor eksternal ==> cuaca, polusi, dan sebagainya</li>
</ul>
Tantangan Saat Membersihkan Patung Pancoran<br />
<br />
Bukan pekerjaan mudah dalam membersihkan Patung Pancoran, namun juga bukan masalah besar. Tantangan utama saat membersihkan patung yaitu kepadatan lalu lintas di fly over Pancoran dengan ruang gerak yang terbatas. Tantangan kedua yaitu kondisi dibawah patung harus steril dari lalu lalang kendaraan karena penggunaan bahan kimia. Untuk pembersihan yang menggunakan bahan kimia beresiko dilakukan pada malam hari.Mbak Ernahttp://www.blogger.com/profile/17613812333955211025noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4860842446296067972.post-25413120038398901052018-10-23T22:50:00.001-07:002018-10-23T22:50:20.197-07:00Sejarah Tugu Monas JakartaMonumen Nasional atau yang populer disingkat dengan Monas atau Tugu Monas adalah monumen peringatan setinggi 132 meter (433 kaki) yang didirikan untuk mengenang perlawanan dan perjuangan rakyat Indonesia untuk merebut kemerdekaan dari pemerintahan kolonial Hindia Belanda. Pembangunan monumen ini dimulai pada tanggal 17 Agustus 1961 di bawah perintah presiden Sukarno, dan dibuka untuk umum pada tanggal 12 Juli 1975. Tugu ini dimahkotai lidah api yang dilapisi lembaran emas yang melambangkan semangat perjuangan yang menyala-nyala. Monumen Nasional terletak tepat di tengah Lapangan Medan Merdeka, Jakarta Pusat.(Sumber : <i>https://id.wikipedia.org/</i>)<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://4.bp.blogspot.com/-m_oqzP23uc4/W8_-sDEsHHI/AAAAAAAAA_E/LP08AyaFB-UES2IoJ-f4FZ5CRrSf7qusQCLcBGAs/s1600/Tugu-Monomen-Nasional.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Sejarah Tugu Monas Jakarta" border="0" data-original-height="262" data-original-width="500" height="167" src="https://4.bp.blogspot.com/-m_oqzP23uc4/W8_-sDEsHHI/AAAAAAAAA_E/LP08AyaFB-UES2IoJ-f4FZ5CRrSf7qusQCLcBGAs/s320/Tugu-Monomen-Nasional.jpg" title="Sejarah Tugu Monas Jakarta" width="320" /></a></div>
<br />
Tugu Monas merupakan tugu kebanggaan bangsa Indonesia, selain itu monas juga menjadi salah satu pusat tempat wisata dan pusat pendidikan yang menarik bagi warga Indonesa baik yang dijakarta maupun di luar Jakarta. Tujuan pembangunan tugu monas adalah untuk mengenang dan mengabadikan kebesaran perjuangan Bangsa Indonesia yang dikenal dengan Revolusi 17 Agustus 1945, dan juga sebagai wahana untuk membangkitkan semangat patriotisme generasi sekarang dan akan datang.<br />
<br />
Monas mulai dibangun pada bulan Agustus 1959. Keseluruhan bangunan Monas dirancang oleh para arsitek Indonesia yaitu Soedarsono, Frederich Silaban dan Ir. Rooseno. Pada tanggal 17 Agustus 1961, Monas diresmikan oleh Presiden Soekarno. Dan mulai dibuka untuk umum sejak tanggal 12 Juli 1975.<br />
<br />
Tugu Monas punya ciri khas tersendiri, sebab arsitektur dan dimensinya melambangkan kias kekhususan Indonesia. Bentuk yang paling menonjol adalah tugu yang menjulang tinggi dan pelataran cawan yang luas mendatar. Di atas tugu terdapat api menyala seakan tak kunjung padam, melambangkan keteladanan semangat bangsa Indonesia yang tidak pernah surut berjuang sepanjang masa.<br />
<br />
Bentuk dan tata letak Monas yang sangat menarik memungkinkan pengunjung dapat menikmati pemandangan indah dan sejuk yang memesona, berupa taman di mana terdapat pohon dari berbagai provinsi di Indonesia. Kolam air mancur tepat di lorong pintu masuk membuat taman menjadi lebih sejuk, ditambah dengan pesona air mancur bergoyang.<br />
<br />
Di dekat pintu masuk menuju pelataran Monas itu juga nampak megah berdiri patung Pangeran Diponegoro yang sedang menunggang kuda. Patung yang terbuat dari perunggu seberat 8 ton itu dikerjakan oleh pemahat Italia, Prof Coberlato sebagai sumbangan oleh Konsulat Jendral Honores, Dr Mario di Indonesia.<br />
<br />
Gagasan Pembangunan Monas<br />
Gagasan awal pembangunan Monas muncul setelah sembilan tahun kemerdekaan diproklamirkan. Beberapa hari setelah peringatah HUT ke-9 RI, dibentuk Panitia Tugu Nasional yang bertugas mengusahakan berdirinya Tugu Monas. Panitia ini dipimpin Sarwoko Martokusumo, S Suhud selaku penulis, Sumali Prawirosudirdjo selaku bendahara dan dibantu oleh empat orang anggota masing-masing Supeno, K K Wiloto, E F Wenas, dan Sudiro.<br />
<br />
Panitia yang dibentuk itu bertugas mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan pembangunan Monas yang akan didirikan di tengah lapangan Medan Merdeka, Jakarta . Termasuk mengumpulkan biaya pembangunannya yang harus dikumpulkan dari swadaya masyarakat sendiri.<br />
<br />
Setelah itu, dibentuk panitia pembangunan Monas yang dinamakan ”Tim Yuri” diketuai langsung Presiden RI Ir Soekarno. Melalui tim ini, sayembara diselenggarakan dua kali. Sayembara pertama digelar pada 17 Februari 1955, dan sayembara kedua digelar 10 Mei 1960 dengan harapan dapat menghasilkan karya budaya yang setinggi-tingginya dan menggambarkan kalbu serta melambangkan keluhuran budaya Indonesia.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://3.bp.blogspot.com/-B19u9qEls4U/W9AGGJKsVqI/AAAAAAAAA_c/l5qACkFRYeUacdVB_oVqlCi9jorMQE8MwCLcBGAs/s1600/Tugu-Monomen-Nasional.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Sejarah Tugu Monas Jakarta" border="0" data-original-height="428" data-original-width="800" height="170" src="https://3.bp.blogspot.com/-B19u9qEls4U/W9AGGJKsVqI/AAAAAAAAA_c/l5qACkFRYeUacdVB_oVqlCi9jorMQE8MwCLcBGAs/s320/Tugu-Monomen-Nasional.jpg" title="Sejarah Tugu Monas Jakarta" width="320" /></a></div>
<br />
Dengan sayembara itu, diharapkan bentuk tugu yang dibangun benar-benar bisa menunjukan kepribadian bangsa Indonesia bertiga dimensi, tidak rata, tugu yang menjulang tinggi ke langit, dibuat dari beton dan besi serta batu pualam yang tahan gempa, tahan kritikan jaman sedikitnya seribu tahun serta dapat menghasilkan karya budaya yang menimbulkan semangat kepahlawanan.<br />
<br />
Oleh Tim Yuri, pesan harapan itu dijadikan sebagai kriteria penilaian yang kemudian dirinci menjadi lima kriteria meliputi harus memenuhi ketentuan apa yang dinamakan Nasional, menggambarkan dinamika dan berisi kepribadian Indonesia serta mencerminkan cita-cita bangsa, melambangkan dan menggambarkan “api yang berkobar” di dalam dada bangsa Indonesia, menggambarkan hal yang sebenarnya bergerak meski tersusun dari benda mati, dan tugu harus dibangun dari benda-benda yang tidak cepat berubah dan tahan berabad-abad.<br />
<br />
Namun, dua kali sayembara digelar, tidak ada rancangan yang memenuhi seluruh kriteria yang ditetapkan panitia. Akhirnya, ketua Tim Yuri menunjuk beberapa arsitek ternama yaitu Soedarsono dan Ir F Silaban untuk menggambar rencana tugu Monas. Keduanya arsitek itu sepakat membuat gambarnya sendiri-sendiri yang selanjutnya diajukan ke ketua Tim Yuri (Presiden Soekarno), dan ketua memilih gambar yang dibuat Soedarsono.<br />
<br />
Dalam rancangannya, Soedarsono mengemukakan landasan pemikiran yang mengakomodasi keinginan panitia. Landasan pemikiran itu meliputi kriteria Nasional. Soedarsono mengambil beberapa unsur saat Proklamasi Kemerdekaan RI yang mewujudkan revolusi nasional sedapat mungkin menerapkannya pada dimensi arsitekturnya yaitu angka 17, 8, dan 45 sebagai angka keramat Hari Proklamasi.<br />
<br />
Bentuk tugu yang menjulang tinggi mengandung falsafah “Lingga dan Yoni” yang menyerupai “Alu”sebagai “Lingga” dan bentuk wadah (cawan-red) berupa ruangan menyerupai “Lumpang” sebagai “Yoni”. Alu dan Lumpang adalah dua alat penting yang dimiliki setiap keluarga di Indonesia khususnya rakyat pedesaan. Lingga dan Yoni adalah simbol dari jaman dahulu yang menggambarkan kehidupan abadi, adalah unsur positif (lingga) dan unsur negatif (yoni) seperti adanya siang dan malam, laki-laki dan perempuan, baik dan buruk, merupakan keabadian dunia.<br />
<br />
Bentuk seluruh garis-garis arsitektur tugu ini mewujudkan garis-garis yang bergerak tidak monoton merata, naik melengkung, melompat, merata lagi, dan naik menjulang tinggi, akhirnya menggelombang di atas bentuk lidah api yang menyala. Badan tugu menjulang tinggi dengan lidah api di puncaknya melambangkan dan menggambarkan semangat yang berkobar dan tak kunjung padam di dalam dada bangsa Indonesia.<br />
<br />
Proses Pembangunan Monas<br />
Pembangunan tugu Monas dilaksanakan melalui tiga tahapan yaitu tahap pertama (1961-1965), kedua (1966-1968), dan tahap ketiga (1969-1976). Pada tahap pertama pelaksanaan pekerjaannya dibawah pengawasan Panitia Monumen Nasional dan biaya yang digunakan bersumber dari sumbangan masyarakat.
Tahap kedua pekerjaannya masih dilakukan dibawah pengawasan panitia Monas. Hanya saja, biaya pembangunannya bersumber dari Anggaran Pemerintah Pusat c.q Sekertariat Negara RI. Pada tahap kedua ini, pembangunan mengalami kelesuan, karena keterbatasan biaya.<br />
<br />
Tahap ketiga pelaksanaan pekerjaan berada dibawah pengawasan Panitia Pembina Tugu Nasional, dan biaya yang digunakan bersumber dari Pemerintah Pusat c.q Direktorat Jenderal Anggaran melalui Repelita dengan menggunakan Daftar Isian Proyek (DIP).<br />
<br />
Ruang Museum Sejarah<br />
Ruang museum sejarah yang terletak tiga meter dibawah permukaan halaman tugu memiliki ukuran 80X80 meter. Dinding serta lantai di ruang itu pun semuanya dilapisi batu marmer. Di dalam ruangan itu, pengunjung disajikan dengan 51 jendela peragaan (diorama) yang mengabadikan sejarah sejak jaman kehidupan nenek moyang bangsa Indonesia, perjuangan mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatan bangsa Indonesia hingga masa pembangunan di jaman orde baru. Di ruangan ini pula, pengunjung juga dapat mendengar rekaman suara Bung Karno saat membacakan Proklamasi.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://1.bp.blogspot.com/-fEAnV97-FLA/W9AF3U5os1I/AAAAAAAAA_Y/PyCacK47IsE4GThwwDFnbFlFSvH0R__WgCLcBGAs/s1600/Tugu-Monomen-Nasional.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Sejarah Tugu Monas Jakarta" border="0" data-original-height="383" data-original-width="600" height="204" src="https://1.bp.blogspot.com/-fEAnV97-FLA/W9AF3U5os1I/AAAAAAAAA_Y/PyCacK47IsE4GThwwDFnbFlFSvH0R__WgCLcBGAs/s320/Tugu-Monomen-Nasional.jpg" title="Sejarah Tugu Monas Jakarta" width="320" /></a></div>
<br />
<b>Ruang Kemerdekaan</b><br />
Sementara di ruang kemerdekaan yang berbentuk amphitheater terletak di dalam cawan tugu, terdapat empat atribut kemerdekaan meliputi peta kepulauan Negara RI , Lambang Negara Bhinneka Tunggal Ika, dan pintu Gapura yang berisi naskah Proklamasi Kemerdekaan.<br />
<br />
Di pelataran puncak tugu yang terletak pada ketinggian 115 meter dari halaman tugu memiliki ukuran 11X11 meter, pengunjung dapat mencapai pelataran itu dengan menggunakan elevator (lift-red) tunggal yang berkapasitas sekitar 11 orang.<br />
<br />
Di pelataran yang mampu menampung sekitar 50 orang itu juga disediakan empat teropong di setiap sudut, dimana pengunjung bisa melihat pemandangan Kota Jakarta dari ketinggian 132 meter dari halaman tugu Monas.<br />
<br />
Lidah api yang terbuat dari perunggu seberat 14,5 ton dengan tinggi 14 meter dan berdiameter 6 meter, terdiri dari 77 bagian yang disatukan. Seluruh lidah api dilapisi lempengan emas seberat 35 kilogram, dan kemudian pada HUT ke-50 RI, emas yang melapisi lidah api itu ditambah menjadi 50 kilogram.Mbak Ernahttp://www.blogger.com/profile/17613812333955211025noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4860842446296067972.post-5217353919590352132018-10-23T21:24:00.000-07:002018-10-23T21:24:12.881-07:00Sejarah Jam Gadang Kota BukittinggiJam Gadang adalah nama untuk menara jam yang terletak di pusat kota Bukittinggi, Sumatera Barat, Indonesia. Menara jam ini memiliki jam dengan ukuran besar di empat sisinya sehingga dinamakan Jam Gadang, sebutan bahasa Minangkabau yang berarti "jam besar".<br />
<br />
Selain sebagai pusat penanda kota Bukittinggi, Jam Gadang juga telah dijadikan sebagai objek wisata dengan diperluasnya taman di sekitar menara jam ini. Taman tersebut menjadi ruang interaksi masyarakat baik di hari kerja maupun di hari libur. Acara-acara yang sifatnya umum biasanya diselenggarakan di sekitar taman dekat menara jam ini. (Sumber : <i>https://id.wikipedia.org/</i>)<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://1.bp.blogspot.com/-fd8RWWEHPUw/W8_v-ZJuBbI/AAAAAAAAA-A/vhIJgrP8hxct75gy7RIxB4IbPKBbjTHAwCLcBGAs/s1600/Jam-Gadang.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Sejarah Jam Gadang Kota Bukittinggi" border="0" data-original-height="212" data-original-width="300" src="https://1.bp.blogspot.com/-fd8RWWEHPUw/W8_v-ZJuBbI/AAAAAAAAA-A/vhIJgrP8hxct75gy7RIxB4IbPKBbjTHAwCLcBGAs/s1600/Jam-Gadang.jpg" title="Sejarah Jam Gadang Kota Bukittinggi" /></a></div>
<br />
Jam Gadang adalah landmark kota Bukittinggi dan provinsi Sumatra Barat di Indonesia. Simbol khas Sumatera Barat ini pun memiliki cerita dan keunikan karena usianya yang sudah puluhan tahun. Jam Gadang dibangun pada tahun 1926 oleh arsitek Yazin dan Sutan Gigi Ameh. Peletakan batu pertama jam ini dilakukan putra pertama Rook Maker yang saat itu masih berumur 6 tahun. Jam ini merupakan hadiah dari Ratu Belanda kepada Controleur (Sekretaris Kota).<br />
<br />
Simbol khas Bukittinggi dan Sumatera Barat ini memiliki cerita dan keunikan dalam perjalanan sejarahnya. Hal tersebut dapat ditelusuri dari ornamen pada Jam Gadang. Pada masa penjajahan Belanda, ornamen jam ini berbentuk bulat dan di atasnya berdiri patung ayam jantan.<br />
<br />
Pada masa penjajahan Jepang, ornamen jam berubah menjadi klenteng. Sedangkan pada masa setelah kemerdekaan, bentuknya ornamennya kembali berubah dengan bentuk gonjong rumah adat Minangkabau. Angka-angka pada jam tersebut juga memiliki keunikan. Angka empat pada angka Romawi biasanya tertulis dengan IV, namun di Jam Gadang tertera dengan IIII.<br />
<br />
Dari menara Jam Gadang, para wisatawan bisa melihat panorama kota Bukittinggi yang terdiri dari bukit, lembah dan bangunan berjejer di tengah kota yang sayang untuk dilewatkan. Saat dibangun biaya seluruhnya mencapai 3.000 Gulden dengan penyesuaian dan renovasi dari waktu ke waktu. Saat jaman Belanda dan pertama kali dibangun atapnya berbentuk bulat dan diatasnya berdiri patung ayam jantan.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://4.bp.blogspot.com/-j1Fu1AmZZOA/W8_zQvqSkzI/AAAAAAAAA-o/2vd6UEQI8P4dmJOr7F1YIGp6DJdmL85LwCLcBGAs/s1600/Jam-Gadang-Tiga-Zaman.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Sejarah Jam Gadang Kota Bukittinggi" border="0" data-original-height="292" data-original-width="600" height="155" src="https://4.bp.blogspot.com/-j1Fu1AmZZOA/W8_zQvqSkzI/AAAAAAAAA-o/2vd6UEQI8P4dmJOr7F1YIGp6DJdmL85LwCLcBGAs/s320/Jam-Gadang-Tiga-Zaman.jpg" title="Sejarah Jam Gadang Kota Bukittinggi" width="320" /></a></div>
<br />
Sedangkan saat masa jepang berubah lagi dengan berbentuk klenteng dan ketika Indonesia Merdeka berubah menjadi rumah adat Minangkabau. Setiap hari ratusan warga berusaha di lokasi Jam Gadang. Ada yang menjadi fotografer amatiran, ada yang berjualan balon, bahkan mencari muatan oto (kendaraan umum) untuk dibawa ke lokasi wisata lainnya di Bukittinggi.<br />
<br />
“Jam Gadang ini selalu membawa berkah buat kami yang tiap hari bekerja sebagai tukang foto dan penjual balon di sini. Itu sebabnya jam ini menjadi jam kebesaran warga Minang,” ujar Afrizal, salah seorang tukang potret amatir di sekitar Jam Gadang.<br />
<br />
Untuk mencapai lokasi ini, para wisatawan dapat menggunakan jalur darat. Dari kota Padang ke Bukittinggi, perjalanan dapat ditempuh selama lebih kurang 2 jam perjalanan menggunakan angkutan umum. Setelah sampai di kota Bukittinggi, perjalanan bisa dilanjutkan dengan menggunakan angkutan kota ke lokasi Jam Gadang.<br />
<br />
Sepintas, mungkin tidak ada keanehan pada bangunan jam setinggi 26 meter tersebut. Apalagi jika diperhatikan bentuknya, karena Jam Gadang hanya berwujud bulat dengan diameter 80 sentimeter, di topang basement dasar seukuran 13 x 4 meter, ibarat sebuah tugu atau monumen. Oleh karena ukuran jam yang lain dari kebiasaan ini, maka sangat cocok dengan sebutan Jam Gadang yang berarti jam besar.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://2.bp.blogspot.com/-TQnBmTVYd8Y/W8_xkVbGtLI/AAAAAAAAA-Q/8QIoDRaR7A464rr21Kdw8NHPp4ifxatKACLcBGAs/s1600/Jam-Gadang.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="217" data-original-width="300" src="https://2.bp.blogspot.com/-TQnBmTVYd8Y/W8_xkVbGtLI/AAAAAAAAA-Q/8QIoDRaR7A464rr21Kdw8NHPp4ifxatKACLcBGAs/s1600/Jam-Gadang.jpg" /></a></div>
<br />
Bahkan tidak ada hal yang aneh ketika melihat angka Romawi di Jam Gadang. Tapi coba lebih teliti lagi pada angka Romawi keempat. Terlihat ada sesuatu yang tampaknya menyimpang dari pakem. Mestinya, menulis angka Romawi empat dengan simbol IV. Tapi di Jam Gadang malah dibuat menjadi angka satu yang berjajar empat buah (IIII). Penulisan yang diluar patron angka romawi tersebut hingga saat ini masih diliputi misteri.<br />
<br />
Tapi uniknya, keganjilan pada penulisan angka tersebut malah membuat Jam Gadang menjadi lebih “menantang” dan menggugah tanda tanya setiap orang yang (kebetulan) mengetahuinya dan memperhatikannya. Bahkan uniknya lagi, kadang muncul pertanyaan apakah ini sebuah patron lama dan kuno atau kesalahan serta atau atau yang lainnya.<br />
<br />
Dari beragam informasi ditengah masyarakat, angka empat aneh tersebut ada yang mengartikan sebagai penunjuk jumlah korban yang menjadi tumbal ketika pembangunan. Atau ada pula yang mengartikan, empat orang tukang pekerja bangunan pembuatan Jam Gadang meninggal setelah jam tersebut selesai. Masuk akal juga, karena jam tersebut diantaranya dibuat dari bahan semen putih dicampur putih telur.<br />
<br />
Jika dikaji apabila terdapat kesalahan membuat angka IV, tentu masih ada kemungkinan dari deretan daftar misteri. Tapi setidaknya hal ini tampaknya perlu dikesampingkan.Sebagai jam hadiah dari Ratu Belanda kepada controleur (sekretaris kota), dan dibuat ahli jam negeri Paman Sam Amerika, kemungkinan kekeliruan sangat kecil. Tapi biarkan saja misteri tersebut dengan berbagai kerahasiaannya.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://2.bp.blogspot.com/-kyJzzrdj_bQ/W8_xdjGEJmI/AAAAAAAAA-M/SrCn_0eljfkUvDJhmGuAv03mdYrNXbavgCLcBGAs/s1600/Rangka-Jam-Gadang.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Sejarah Jam Gadang Kota Bukittinggi" border="0" data-original-height="225" data-original-width="300" src="https://2.bp.blogspot.com/-kyJzzrdj_bQ/W8_xdjGEJmI/AAAAAAAAA-M/SrCn_0eljfkUvDJhmGuAv03mdYrNXbavgCLcBGAs/s1600/Rangka-Jam-Gadang.jpg" title="Sejarah Jam Gadang Kota Bukittinggi" /></a></div>
<br />
Namun yang patut diketahui lagi, mesin Jam Gadang diyakini juga hanya ada dua di dunia. Kembarannya tentu saja yang saat ini terpasang di Big Ben, Inggris. Mesin yang bekerja secara manual tersebut oleh pembuatnya, Forman (seorang bangsawan terkenal) diberi nama Brixlion.<br />
<br />
Sekarang balik lagi ke angka Romawi empat, apakah pembuatan angka empat yang aneh itu disengaja oleh pembuatnya, juga tidak ada yang tahu. Tapi yang juga patut dicatat, bahwa Jam Gadang ini peletakan batu pertamanya dilakukan oleh seorang anak berusia enam tahun, putra pertama Rook Maker yang menjabat controleur Belanda di Bukittinggi ketika itu.<br />
<br />
Ketika masih dalam masa penjajahan Belanda, bagian puncak Jam Gadang terpasang dengan megahnya patung seekor ayam jantan. Namun saat Belanda kalah dan terjadi pergantian kolonialis di Indonesia kepada Jepang, bagian atas tersebut diganti dengan bentuk klenteng. Lebih jauh lagi ketika masa kemerdekaan, bagian atas klenteng diturunkan diganti gaya atap bagonjong rumah adat Minangkabau.Mbak Ernahttp://www.blogger.com/profile/17613812333955211025noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4860842446296067972.post-10848325985527153852018-10-15T09:24:00.000-07:002018-10-15T09:25:58.050-07:00Sejarah Kota Palu Sulawesi TengahPalu adalah Ibukota Provinsi Sulawesi Tengah, Indonesia. Palu merupakan kota yang terletak di Sulawesi Tengah, berbatasan dengan Kabupaten Donggala di sebelah barat dan Utara, Kabupaten Sigi di sebelah selatan, dan Kabupaten Parigi Moutong di sebelah timur. Kota Palu merupakan kota lima dimensi yang terdiri atas lembah, lautan, sungai, pegunungan, dan teluk.(Sumber : <i>https://id.wikipedia.org/</i>)<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://3.bp.blogspot.com/-WYix7SQnbNs/W8S-riGge4I/AAAAAAAAAOc/pe1EjTGA5dEtMB7WYGu80Guw--LVy9dlQCLcBGAs/s1600/Logo-Kota-Pati.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Sejarah Kota Palu Sulawesi Tengah" border="0" data-original-height="394" data-original-width="300" height="320" src="https://3.bp.blogspot.com/-WYix7SQnbNs/W8S-riGge4I/AAAAAAAAAOc/pe1EjTGA5dEtMB7WYGu80Guw--LVy9dlQCLcBGAs/s320/Logo-Kota-Pati.jpg" title="Sejarah Kota Palu Sulawesi Tengah" width="243" /></a></div>
<br />
<div style="text-align: center;">
Logo Kota Palu
</div>
<div style="text-align: center;">
Sumber : <i>http://palukota.go.id/v2</i></div>
<br />
Kota Palu yang berada tepat di tengah-tengah pulau Sulawesi. Sejarah kota Palu tempo dulu yang pada awalnya peradaban orang-orang kaili yang mendiami kota Palu terletak di pegunungan yang mengintari laut Kaili (saat itu kata Palu belum digunakan, karena lembah Palu masih berupa lautan) yang terdiri dari beberapa Kerajaan lokal.<br />
<br />
To-Kaili juga terdiri dari beberapa subetnik Kaili diantaranya To-Sigi, To-Biromaru, To-Banawa, To-Dolo, To-Kulawi, To-Banggakoro, To-Bangga, To-Pakuli, To-Sibalaya, To-Tavaili, To-Parigi, To-Kulavi dan masih banyak lagi subetnis Kaili lainnya. To-Kaili mendiami hampir seluruh seluruh Kota Palu, Kab. Donggala, Kab. Sigi dan Kab. Parigimautong.<br />
<br />
Selain itu to-Kaili juga mempunyai beberapa dialek diantaranya dialek Ledo, Rai, Tara, Ija, Edo/Ado, Unde, dan lain-lain. Dari semua dialek yang ada, dialek Ledo merupakan dialek yang umum di gunakan. Semua dialek Kaili merupakan dialek yang dibedakan dengan kata “sangkal”, karena semua jenis dialek Kaili mengandung pengertian “tidak”.<br />
<br />
<b>Sejarah Kota Palu</b><br />
Sejarah Kota Palu | Sulawesi Tengah ~ Palu adalah “Kota Baru” yang letaknya di muara sungai. Dr. Kruyt menguraikan bahwa Palu sebenarnya tempat baru dihuni orang (De Aste Toradja’s van Midden Celebes). Awal mula pembentukan kota Palu berasal dari penduduk Desa Bontolevo di Pegunungan Ulayo. Setelah pergeseran penduduk ke dataran rendah, akhirnya mereka sampai di Boya Pogego sekarang ini.<br />
<br />
Kota Palu sekarang ini adalah bermula dari kesatuan empat kampung, yaitu : Besusu, Tanggabanggo (Siranindi) sekarang bernama Kamonji, Panggovia sekarang bernama Lere, Boyantongo sekarang bernama Kelurahan Baru. Mereka membentuk satu Dewan Adat disebut Patanggota. Salah satu tugasnya adalah memilih raja dan para pembantunya yang erat hubungannya dengan kegiatan kerajaan. Kerajaan Palu lama-kelamaan menjadi salah satu kerajaan yang dikenal dan sangat berpengaruh. Itulah sebabnya Belanda mengadakan pendekatan terhadap Kerajaan Palu. Belanda pertama kali berkunjung ke Palu pada masa kepemimpinan Raja Maili (Mangge Risa) untuk mendapatkan perlindungan dari Manado di tahun 1868. Pada tahun 1888, Gubernur Belanda untuk Sulawesi bersama dengan bala tentara dan beberapa kapal tiba di Kerajaan Palu, mereka pun menyerang Kayumalue. Setelah peristiwa perang Kayumalue, Raja Maili terbunuh oleh pihak Belanda dan jenazahnya dibawa ke Palu. Setelah itu ia digantikan oleh Raja Jodjokodi, pada tanggal 1 Mei 1888 Raja Jodjokodi menandatangani perjanjian pendek kepada Pemerintah Hindia Belanda.<br />
<br />
<b>Berikut daftar susunan raja-raja Palu :</b><br />
<br />
Pue Nggari (Siralangi) 1796 – 1805<br />
I Dato Labungulili 1805 – 1815<br />
Malasigi Bulupalo 1815 – 1826<br />
Daelangi 1826 – 1835<br />
Yololembah 1835 – 1850<br />
Lamakaraka 1850 – 1868<br />
Maili (Mangge Risa) 1868 – 1888<br />
Jodjokodi 1888 – 1906<br />
Parampasi 1906 – 1921<br />
Djanggola 1921 – 1949<br />
Tjatjo Idjazah 1949 – 1960<br />
Setelah Tjatjo Idjazah, tidak ada lagi pemerintahan raja-raja di wilayah Palu. Setelah masa kerajaan telah ditaklukan oleh pemerintah Belanda, dibuatlah satu bentuk perjanjian “Lange Kontruct” (perjanjian panjang) yang akhirnya dirubah menjadi “Karte Vorklaring” (perjanjian pendek). Hingga akhirnya Gubernur Indonesia menetapkan daerah administratif berdasarkan Nomor 21 Tanggal 25 Februari 1940. Kota Palu termasuk dalam Afdeling Donggala yang kemudian dibagi lagi lebih kecil menjadi Arder Afdeling, antara lain Order Palu dengan ibu kotanya Palu, meliputi tiga wilayah pemerintahan Swapraja, yaitu :<br />
<br />
Swapraja Palu<br />
Swapraja Dolo<br />
Swapraja Kulawi<br />
Pertumbuhan Kota Palu setelah Indonesia merebut kemerdekaan dari tangan penjajah Belanda kemudian Jepang pada tahun 1945 semakin lama semakin meningkat. Dimana hasrat masyarakat untuk lebih maju dari masa penjajahan dengan tekat membangun masing-masing daerahnya. Berkat usaha makin tersusun roda pemerintahannya dari pusat sampai ke daerah-daerah. Maka terbentuklah daerah Swatantra tingkat II Donggala sesuai peraturan pemerintah Nomor 23 Tahun 1952 yang selanjutnya melahirkan Kota Administratif Palu yang berbentuk dengan Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1978.<br />
<br />
Berangsur-angsur susunan ketatanegaraan RI diperbaiki oleh pemerintah pusat disesuaikannya dengan keinginan rakyat di daerah-daerah melalui pemecehan dan penggabungan untuk pengembangan daerah, kemudian dihapuslah pemerintahan Swapraja dengan keluarnya peraturan yang antara lain adalah Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1957 dan Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1959 serta Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1964 Tentang Terbentuknya Dati I Propinsi Sulteng dengan Ibukota Palu.<br />
<br />
Dasar hukum pembentukan wilayah Kota Administratif Palu yang dibentuk tanggal 27 September 1978 atas Dasar Asas Dekontrasi sesuai Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974 Tentang Pokok-Pokok Pemerintahan Daerah. Kota Palu sebagai Ibukota Propinsi Dati I Sulawesi Tengah sekaligus ibukota Kabupaten Dati II Donggala dan juga sebagai ibukota pemerintahan wilayah Kota Administratif Palu. Palu merupakan kota kesepuluh yang ditetapkan pemerintah menjadi kota administratif.<br />
<br />
Sebagai latar belakang pertumbuhan Kota Palu dalam perkembangannya tidak dapat dilepaskan dari hasrat keinginan rakyat di daerah ini dalam pencetusan pembentukan Pemerintahan wilayah kota untuk Kota Palu dimulai sejak adanya Keputusan DPRD Tingkat I Sulteng di Poso Tahun 1964. Atas dasar keputusan tersebut maka diambil langkah-langkah positif oleh Pemerintah Daerah Tingkat I Sulawesi Tengah dan Pemerintah Dati II Donggala guna mempersiapkan segala sesuatu yang ada kaitannya dengan kemungkinan Kota Palu sebagai Kota Administratif. Usaha ini diperkuat dengan SK Gubernur KDH Tingkat I Sulteng Nomor 225/Ditpem/1974 dengan membentuk Panitia Peneliti kemungkinan Kota Palu dijadikan Kota Administratif, maka pemerintah pusat telah berkenan menyetujui Kota Palu dijadikan Kota Administratif dengan dua kecamatan yaitu Palu Barat dan Palu Timur.<br />
Berdasarkan landasan hukum tersebut maka pemerintah Kotif Palu memulai kegiatan menyelenggarakan pemerintahan di wilayah berdasarkan fungsi sebagai berikut :<br />
<br />
a. Meningkatkan dan menyesuaikan penyelenggaraan pemerintah dengan perkembangan kehidupan politik dan budaya perkotaan.<br />
<br />
b. Membina dan mengarahkan pembangunan sesuai dengan perkembangan sosial ekonomi dan fisik perkotaan.<br />
<br />
c. Mendukung dan merangsang secara timbal balik pembangunan wilayah Propinsi Daerah Tingkat I Sulawesi Tengah pada umumnya dan Kabupaten Dati II Donggala.<br />
<br />
Hal ini berarti pemerintah wilayah Kotif Palu menyelenggarakan fungsi-fungsi yang meliputi bidang-bidang :<br />
<ol>
<li>Pemerintah</li>
<li>Pembina kehidupan politik, ekonomi, sosial budaya perkotaan</li>
<li>Pengarahan pembangunan ekonomi, sosial dan fisik perkotaan</li>
</ol>
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 4 Tanggal 12 Oktober 1994, Mendagri Yogi S. Memet meresmikannya Kotamadya Palu dan melantik Rully Lamadjido, SH sebagai walikotanya. Kota Palu terletak memanjang dari timur ke barat disebelah utara garis katulistiwa dalam koordinat 0,35 – 1,20 LU dan 120 – 122,90 BT. Luas wilayahnya 395,06 km2 dan terletak di Teluk Palu dengan dikelilingi pegnungan. Kota Palu terletak pada ketinggian 0 – 2500 m dari permukaan laut dengan keadaan topografis datar hingga pegunungan. Sedangkan dataran rendah umumnya tersebut disekitar pantai.<br />
<br />
Berikut batas-batas wilayah Kota Palu adalah :<br />
<br />
– Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Tawaeli dan Kecamatan Banawa<br />
– Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Marawola dan Kabupaten Sigi<br />
– Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Banawa dan Kecamatan Marawola<br />
– Sebelah timur berbatasan dengan Kelurahan Tawaeli dan Kabupaten Parimo<br />
<br />
Dengan pembagian wilayah menjadi empat, yaitu :<br />
<br />
1. Kecamatan Palu Barat mencakup 15 Kelurahan<br />
<ol>
<li>Duyu</li>
<li>Ujuna</li>
<li>Nunu</li>
<li>Boyaoge</li>
<li>Balaroa</li>
<li>Donggala Kodi</li>
<li>Kamonji</li>
<li>Baru</li>
<li>Lere</li>
<li>Kabonena</li>
<li>Tipo</li>
<li>Buluri</li>
<li>Silae</li>
<li>Watusampu</li>
<li>Siranindi</li>
</ol>
2. Kecamatan Palu Selatan mencakup 12 Kelurahan<br />
<ol>
<li>Tatura</li>
<li>Birobuli</li>
<li>Petobo</li>
<li>Kawatuna</li>
<li>Tanamodindi</li>
<li>Lolu Utara</li>
<li>Tawanjuka</li>
<li>Palupi</li>
<li>Pengawu</li>
<li>Lolu Selatan</li>
<li>Sambale Juraga</li>
<li>Tamalanja</li>
</ol>
3. Kecamatan Palu Timur mencakup 8 Kelurahan<br />
<ol>
<li>Lasoani</li>
<li>Poboya</li>
<li>Talise</li>
<li>Besusu Barat</li>
<li>Tondo</li>
<li>Besusu Tengah</li>
<li>Besusu Timur</li>
<li>Layana Indah</li>
</ol>
4. Kecamatan Palu Utara mencakup 8 Kelurahan<br />
<ol>
<li>Mamboro</li>
<li>Taipa</li>
<li>Kayumalue Ngapa</li>
<li>Kayumalue Pajeko</li>
<li>Panau</li>
<li>Lambara</li>
<li>Baiya</li>
<li>Pantoloan</li>
</ol>
<div style="text-align: right;">
Sumber : <i>http://palukota.go.id/v2</i></div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4860842446296067972.post-80651623703723672732018-10-07T04:59:00.003-07:002018-10-08T04:44:52.966-07:00Sejarah Pura Maospait Gerenceng Denpasar<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
Pura Maospahit adalah sebuah kuil Hindu Bali atau pura yang terletak di Denpasar, Bali. Pura ini dikenal dengan arsitektur bata merah, mengingatkan pada arsitektur dari abad ke-13, Kerajaan Majapahit, sesuai dengan namanya. Pura Maospahit adalah satu-satunya pura di Bali yang dibangun dengan menggunakan konsep yang dikenal sebagai Panca Mandala di mana daerah yang paling suci terletak di pusat bukan di arah gunung.<br />
<br />
<b>Sejarah</b><br />
Sejarah Pura Maospahit tercatat dalam Babad Wongayah Dalem, sebuah batu prasasti yang menyebutkan kisah Sri Kbo Iwa, seorang arsitektur religius asal Bali. Sri Kbo Iwa membangun sebuah struktur kuil yang dikenal sebagai Candi Raras Maospahit, pada 1200 tahun Saka (atau 1278 kalender Gregorian). Candi Raras Maospahit disebutkan sebagai "pelinggih (tempat suci) dalam bentuk bangunan bata merah besar dengan dua patung terakota yang mengapit pintu masuk utama". Hingga kini, bangunan bata merah Candi Raras Maospahit masih ada dan menjadi kuil utama dari kompleks candi Pura Maospahit.<br />
<br />
Selama masa pemerintahan kerajaan Badung di kota Denpasar, seorang arsitek I Pasek diperintahkan untuk membangun candi lain yang akan digunakan untuk pertunjukan wayang. Sebelum pembangunan dimulai, I Pasek pergi ke Majapahit untuk mempelajari proporsi yang tepat untuk kuil baru. Setelah I Pasek menyelesaikan desain kuil baru, ia kembali ke Denpasar dan membangun kuil baru tersebut pada 1475 Tahun Saka (atau tahun 1553) yang dikenal sebagai Candi Raras Majapahit. Bangunan tersebut berdiri di samping Candi Raras Maospahit sebelumnya. (Sumber : <i>https://id.wikipedia.org/</i>)
<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://3.bp.blogspot.com/-sbjvyCvZ4N0/W7nzVbDu29I/AAAAAAAAA9Y/vBtdOwUb_DERZOvWwGHetuiIlSjlnagqQCLcBGAs/s1600/Sejarah-Pura-Maospait-Gerenceng-Denpasar.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Sejarah Pura Maospait Gerenceng Denpasar" border="0" data-original-height="250" data-original-width="300" src="https://3.bp.blogspot.com/-sbjvyCvZ4N0/W7nzVbDu29I/AAAAAAAAA9Y/vBtdOwUb_DERZOvWwGHetuiIlSjlnagqQCLcBGAs/s1600/Sejarah-Pura-Maospait-Gerenceng-Denpasar.jpg" title="Sejarah Pura Maospait Gerenceng Denpasar" /></a></div>
<br /></div>
Menurut keterangan dari Babad Purana Maospait yang telah dialihaksarakan oleh Wayan S Satria pada tahun 1990 memuat sejarah Pura Maospait. Pada tahun 829 Ś/907 M di Balabatu bertahtalah Patih Jaya Katong yang memiliki keahlian dalam membuat candi. Jaya Katong memiliki putra bernama Arya Rigih dan mempunyai cucu yang bernama Arya Rigis dan Narottama yang mengabdi pada Raja Airlangga. Putra Arya Rigis bernama Arya Kedi mempunyai keturunan Arya Karang Buncing yang juga memiliki keahlian dalam bidang bangunan. Putra Arya Karang Buncing bernama Kebo Waruga/Kebo Iwa yang juga mewarisi keahlian dalam bidang bangunan pada tahun 1185 Ś/1263 M membuat kumpulan taruna yang berjumlah 33 arca batu.<br />
<br />
Selain itu pada tahun 1197 Ś/1275 M ia membangun pura diberi nama Dalem Maya yang dipersembahkan untuk pemujaan Ida Betara. Akan tetapi menurut Babad Purana yang memuat keterangan mengenai hal itu tidak mencantumkan tempat dibangunnya pura tersebut.<br />
<br />
Setelah pengerjaan pura tersebut, pada tahun 1200 Ś/1278 M Kebo Iwa membangun “Candi Raras Maospait” di daerah Badung. Ada kemungkinan nama asli Candi Raras tersebut bukanlah Maospait, karena pada tahun 1278 M kerajaan Majapahit belum berdiri. Menurut keterangan Babad Purana Maospait pada tahun 1247 Ś/1325 M Bali diperintah oleh Dalem Batu Ireng dengan Patih Kebo Iwa yang menyerukan pada rakyatnya bahwa Bali tidak akan diperintah dari negeri lain dan memiliki pemerintahan sendiri. Hal ini menegaskan bahwa Bali tidak ingin diperintah oleh Jawa.<br />
<br />
Berita ini terdengar oleh Majapahit sehingga diutuslah Patih Gajah Mada dan Arya Damar untuk datang ke Bali. Tujuan kedatangan Gajah Mada ke Bali adalah untuk mengundang Kebo Iwa untuk datang ke Majapahit dengan dalih akan diberi wanita cantik sebagai hadiah dari Raja Majapahit.<br />
<br />
Menyambut hadiah itu maka Kebo Iwa pun menerima undangan tersebut dan pergi ke Majapahit bersama Gajah Mada dan Arya Damar. Sesampainya di Majapahit, Gajah Mada yang ingin menguji kesaktian Kebo Iwa menyuruhnya untuk membuat sumur. Setelah Kebo Iwa sampai di dasar sumur, Gajah Mada memerintahkan pasukannya untuk menimbun sumur tersebut yang mengakibatkan Kebo Iwa kalah di Jawa.<br />
<br />
Cerita rakyat yang masih hidup hingga kini, menceritakan tentang kematian Kebo Waruga (Kebo Iwa) di Majapahit dalam sumur karena ditimbun dengan tanah. Berkat kesaktiannya Kebo Iwa tidak meninggal kecuali dilemparkan lekesan (sirih beserta runtutannya yang diikat dengan benang) kepadanya. Setelah dilemparkan lekesan tersebut Kebo Iwa pun meninggal. Di Bali, ada beberapa arca yang menurut tradisi dianggap berhubungan dengan Kebo Iwa, diantaranya patung besar sedang berbaring di atas tempat tidur tinggi dan didukung oleh 35 pilar di Pura Taro Gianyar. Selain itu, arca yang disimpan di Pura Gudang Blahbatu juga dikatakan sebagai arca Kebo Iwa (Bernet Kempers 1960: 38).<br />
<br />
Setelah kematian Kebo Iwa, para Arya Majapahit diperintahkan oleh Raja Majapahit untuk menundukkan Bali di bawah pemerintahan Majapahit. Serbuan pasukan Majapahit memberi kekalahan Dalem Ireng dan mengakibatkan kematiannya pada tahun 1265 Ś/1343 M. Kekalahan Dalem Ireng membawa suatu periode baru dalam pemerintahan Bali yaitu berkuasanya kerajaan Majapahit di Bali yang di wakili oleh Dalem Kresna Kepakisan.<br />
<br />
Sewaktu pemerintahan Waturenggong, putra dari Dalem Smara Kepakisan diadakanlah upacara pitra yadnya di Maospait pada tahun 1373 Ś/1451 M. Setelah upacara, Waturenggong memerintahkan Pasek sebagai abdi dalem bertanggung jawab untuk memelihara kelestarian Pura Maospait.<br />
<br />
Setelah pemerintahan Waturenggong, Bali pecah menjadi beberapa kerajaan, salah satunya adalah kerajaan Badung. Ketika itu Raja Badung berkeinginan membuat gedong penyawangan untuk menyandingi gedong “Candi Raras Maospait” yang terdahulu. Raja Badung memerintahkan Pasek (abdi dalem) pergi ke Majapahit untuk mengukur candi yang ada di sana.<br />
<br />
Uraiannya sebagai berikut:<br />
<blockquote>
Caritanĕn Rajia Bandana ana Hyaunira, jaga karya gĕdong penyawangan ke Majapahit angge angabeh gĕdong Candi Raras Maospahit aneng dangu yatika inutus I Pasek Wangayah Mancagraha, lunga maring Majapahit aniru candine anĕng Majapahit. Sampun ping ruwa ping terini lungania, anu pati wawu sira I Pasĕk Wangayah Mancagraha molih amawa sikuting Candi Gedong Majapahit ramia wangayah amanca gerahing gĕdong ika maring Maospahit. Sira I Pasĕk Mancagraha nyencengin Bandung, aguron-guron wewangunan, inabih de Rajia Bandana, ana muwah Bendesa Tonja Parĕng rika. Puput gedongin Majapahit angĕmbari gedong Candi Raras Majapahit, duk, saka, warsaning bumi 1475.</blockquote>
Artinya kurang lebih (terjemahan bebas):
<br />
<blockquote>
Ceritakan sang raja (Bandana) berkeinginan untuk membuat persimpangan antara Pura Majapahit di Jawa, untuk disandingkan dengan Pura Maospahit. Untuk itu diutuslah I Pasek Wangayah ke Jawa untuk meniru pura yang ada di Majapahit, dua tiga kali I Pasek Wangayah ke Jawa akhirnya didapatlah ukuran-ukuran tersebut. Beliau I Pasek Mancagraha berkuasa dalam bidang pembangunan pura di wilyah Badung ini, di bantu oleh yang yang mulia Raja Bandana, Bendesa Tonja juga ikut serta di sana. Gedong majapahit itu selesai dibangun tahun 1475 Ś.</blockquote>
Pengerjaan Candi Raras Majapahit baru dapat diselesaikan pada tahun 1475 Ś/1553 M dan dibangun pula Balai Kembar dan Sanggah Kabuyutan (sanggah, paibon).<br />
<br />
Atas karyanya itu, Pasek abdi Dalem diberi gelar Pasek Mancagraha Wangaya dan tempat tinggalnya diberi nama Gerenceng. Demikian keterangan Babad Purana Maospait yang menceritakan mengenai sejarah yang melatarbelakangi pembangunan kompleks Pura Maospait.<br />
<br />
Peranan Kebo Iwa Dalam Pembangunan Pura Maospait.<br />
Berdasarkan beberapa kutipan dari babad, lontar maupun cerita rakyat yang hingga kini masih ada, Kebo Iwa diceritakan sebagai seorang anak dari sepasang suami istri kaya yang lama tidak kunjung dianugerahi anak.<br />
<br />
Kelahiran Kebo Iwa yang memiliki nama Kebo Waruga atau Kebo Taruna membawa kebahagiaan hanya sesaat saja. Hal ini disebabkan Kebo Taruna bukanlah bayi biasa karena memiliki kemampuan makan melebihi orang dewasa dan menyebabkan harta kekayaan orang tuanya habis demi membiayai kebutuhan makan saja. Ia pun tumbuh sebagai pemuda bertubuh tinggi besar atau raksasa sehingga ia pun dipanggil Kebo Iwa yang berarti paman kerbau.<br />
<br />
Pada berbagai sumber data yang ada terdapat perbedaan mengenai masa Kebo Iwa hidup. Pada Babad Purana Maospait menyebutkan bahwa Kebo Iwa sudah ada pada abad ke-13 M karena pada masa itu ia sudah mendirikan Pura Dalem Maya pada tahun 1275 M dan membangun “Candi Raras Maospait pada tahun 1278 M.<br />
<br />
Sedangkan menurut sumber data lainnya, salah satunya adalah Lontar Pura Gaduh, menyebutkan bahwa Kebo Iwa hidup pada masa pemerintahan Sri Astasuraratnabhumibanten pada abad ke-14 M dan menjabat sebagai patih raja.<br />
<br />
Seperti yang tertera pada prasasti Patapan Langgahan yang menyebutkan bahwa Raja Sri Astasura Ratnabhumibanten mulai berkuasa di Bali pada tahun 1337 M.<br />
<br />
Perbandingan dalam berbagai sumber data dapat diketahui bahwa ada ketidaksinambungan antara sumber yang satu dengan yang lain sehingga menimbulkan keraguan mengenai masa hidup Kebo Iwa.<br />
<br />
Peranan Danghyang Nirartha Dalam Kehidupan Keagamaan Di Bali<br />
<br />
Masyarakat Bali mengenal Danghyang Nirartha sebagai tokoh pembaharu ajaran keagamaan dan kemasyarakatan Hindu. Mengenai asal usulnya hanya disebutkan secara tersamar dalam sumber-sumber yang berkenaan dengan tokoh tersebut, sedangkan mengenai kegiatannya selama ia tinggal di Bali, cukup banyak sumber babad yang memberitakannya. Selain itu, ada pula cerita rakyat mengenai bangunan-bangunan yang dahulu didirikan untuk memperingati peristiwa berkenaan dengan singgahnya Danghyang Niratha di tempat-tempat tertentu (Munandar 1999: 197).<br />
<br />
Danghyang Nirartha datang dari Jawa Timur ke Bali pada akhir abad ke- 15 M semasa kekuasaan Kerajaan Majapahit diambang keruntuhannya. Babad Dalem mengungkapkan bahwa pengembaraannya ke wilayah Timur Majapahit dimulai atas permintaan Danghyang Panataran (Rai Putra 1995: 33; Munandar 1999:197).<br />
<br />
Sedangkan Babad Pasek menyatakan bahwa Danghyang Nirartha adalah brahmana dari Daha, pergi ke wilayah Majapahit ke daerah Panataran dan menemui Danghyang Panataran serta menetap di sana hingga berputra dua orang laki-laki (Sugriwa 1975: 79; Munandar 1999:197).<br />
<br />
Uraian selanjutnya mengenai kisah hidup Danghyang Nirartha, selain di dalam Babad Dalem, Babad Pasek dan Babad Ksatrya Taman Bali diuraikan secara khusus dalam kitab Dwijendra Tattwa. Dalam kitab itu diuraikan kehidupannya yang dimulai sejak ia bermukim di Panataran, menjadi murid Danghyang Panawaran atau disebut juga Danghyang Panataran, mengabdi pada Dalem Waturenggong, hingga ia moksa di Pura Luhur Hulu Watu (Uluwatu) (Sugriwa 1991: 61; Munandar 1999: 197).<br />
<br />
Jika nama Danghyang Panataran yang disebut dalam Babad Dalem dan Babad Pasek ialah tokoh agama tertinggi yang dihubungkan dengan Candi Panataran (mengurus dharma lpas Palah/Panataran), maka dapat diketahui pula bahwa Danghyang Nirartha dahulu bermukim cukup lama di Kompleks Panataran.<br />
<br />
Atas anjuran Danghyang Panataran pula, maka Danghyang Nirartha meninggalkan Jawa Timur menuju Bali. Sebagai pendeta Hindu yang hidup pada saat Candi Panataran masih berfungsi, sangat mungkin Danghyang Nirartha memang tahu betul kehidupan keagamaan di kompleks Candi Panataran pada waktu itu. Dengan demikian dapat diduga bahwa pembaharuan Danghyang Nirartha terhadap agama Hindu Bali berdasarkan pada pengetahuan keagamaannya pada waktu ia tinggal di Panataran (Munandar 1999: 197 198).<br />
<br />
Ketika Danghyang Nirartha tiba di Bali, pada waktu itu Bali diperintah oleh Dalem Waturenggong (1460-1558 M) yang berkedudukan di Gelgel. Bali pada masa pemerintahan Dalem Waturenggong berada dalam masa kejayaannya. Dalam kitab Dwijendra Tattwa disebutkan bahwa Danghyang Nirartha sempat pula mengadakan perjalanan dan mengajarkan agama Hindu di wilayah kekuasaan Dalem Waturenggong di luar Bali, yaitu di Sasak (Lombok) dan Sumbawa (Sugriwa 1991:44-50; Munandar 1999: 198).<br />
<br />
Sementara itu, Babad Dalem menguraikan bahwa setelah tiba di pulau Bali Danghyang Nirartha berjalan menyusuri pantai selatan Pulau Bali dan di beberapa tempat membangun pura sebagai tempat pemujaan. Pura-pura yang dapat dihubungkan dengan tokoh Danghyang Nirartha di antaranya; Pura Goa lawah, Pura Tanah Lot, Pura Bukit Payung, Pura Rambut Siwi dan Pura Purancak.<br />
<br />
Selain itu, ada pula pura yang telah didirikan sebelum kedatangannya dan kemudian ditambah pelinggih atau bangunan suci oleh Danghyang Nirartha, misalnya Pura Dasar Bhuwana Gelgel dan Pura Uluwatu (Soebandi 1983: 28-29, 79-80; Munandar 1999: 199-200).<br />
<br />
Uraian Babad Dalem menyatakan bahwa Dalem Waturenggong sangat menghormati Danghyang Nirartha. Hal ini terlihat ketika Danghyang Nirartha tiba di pulau Bali, Dalem Waturenggong segera menyuruh seorang pejabat Gelgel untuk menjemputnya serta telah disediakan pula asrama (katyagan) sebagai tempat tinggal Danghyang Nirartha.<br />
<br />
Selain itu Babad Dalem juga menguraikan Dalem Waturenggong sangat memuliakan sang pendeta, terlihat pada tiap bulan purnama dan bulan mati selalu ada upacara untuk raja yang dipimpin oleh pendeta Nirartha, sehingga wibawa raja semakin tinggi, karena para dewa selalu bersemayam dengan sang raja (Agastia 1992/93: 67-68: Rai Putra 1995: 37: Munandar 1999: 201-202).<br />
<br />
<br />
Dalam hal hubungan antara Danghyang Nirartha dengan Raja Waturenggong menurut Berg dapat disamakan dengan hubungan antara Airlangga dengan Pendeta Bharada. Para pendeta itu dapat disebut sebagai “pendeta pribadi” raja yang merupakan sumber kekuatan gaib bagi raja (Berg 1974: 33; Munandar 1999: 203).<br />
<br />
Berdasarkan berbagai tinggalan arkeologi dan sumber tertulis di Bali, sebelum kedatangan Danghyang Nirartha pada paruh terakhir abad ke-15 M telah dikenal agama Hindu dan Buddha. Bukti-bukti artefak keagamaan menunjukkan bahwa agama Hindu lebih banyak dipeluk masyarakat dari pada agama Buddha.<br />
<br />
Bangunan-bangunan sucinya kebanyakan berasal dari abad ke-11-13 M, ada yang berupa candi yang dipahatkan di dinding tebing (candi Gunung Kawi, Tampak Siring), Goa Pertapaan buatan (goa Gajah, goa Garbha), ceruk-ceruk pertapaan (Gunung Kawi, candi Padas Jukut Paku, candi Padas Krobokan), pemandian/sumber air suci/ partithan (tirtha di air Hampul), bangunan candi lengkap (di pura Mangening) dan juga arca-arca dewa yang disimpan di beberapa pura (Munandar 1999: 207).<br />
<br />
Agaknya kedatangan Danghyang Nirartha dari Majapahit ke Bali membawa pula aspek-aspek kehidupan keagamaan yang dikenal saat itu di Majapahit. Berdasarkan bukti-bukti arkeologi, dalam abad ke-14 M di wilayah Jawa Timur ada suatu gejala baru yakni tidak terdapat arca-arca utama yang disembah dan adanya pembuatan kompleks bangunan suci yang terbagi dalam tiga halaman, misalnya candi Panataran yang berorientasi ke puncak gunung Kelud dan candi Sukuh berorientasi ke puncak gunung Lawu (Bernet Kempers 1959: 90-91, 101-103; Munandar 207).<br />
<br />
Selain itu pula, ada kegiatan pembuatan bangunan suci yang diadakan di lereng-lereng gunung, seperti di Gunung Penanggungan, Arjuno, Lawu, Wilis (Van Romont 1951; Quaritch Wales 1953: 120-130; Bernet Kempers 1959: 99- 104; Munandar 1999: 207).<br />
<br />
Kemungkinan lainnya, Danghyang Nirartha membawa pula pemikiran keagamaan dari Majapahit ke Bali. Hal itu dapat diketahui lewat bukti-bukti arkeologi adanya bentuk bangunan suci yang berbeda wujud fisiknya dengan bangunan suci yang telah dikenal sebelum kedatangan Danghyang Nirartha (Munandar 1999: 207).<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://3.bp.blogspot.com/-F4vSEUrqqyE/W7n2paWHLqI/AAAAAAAAA9s/b4FepMjrXm0hCRuOejdZfNksMlW_2XdigCLcBGAs/s1600/Sejarah-Candi-Lawang-Boyolali.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Sejarah Pura Maospait Gerenceng Denpasar" border="0" data-original-height="250" data-original-width="300" src="https://3.bp.blogspot.com/-F4vSEUrqqyE/W7n2paWHLqI/AAAAAAAAA9s/b4FepMjrXm0hCRuOejdZfNksMlW_2XdigCLcBGAs/s1600/Sejarah-Candi-Lawang-Boyolali.jpg" title="Sejarah Pura Maospait Gerenceng Denpasar" /></a></div>
<br />
Peranan Danghyang Nirartha Terhadap Konsep Pembangunan Pura Maospait<br />
Berdasarkan bukti-bukti arkeologis yang ditemukan di Bali, sebelum kedatangan Danghyang Nirartha menunjukkan agama Hindu lebih banyak dianut dibandingkan dengan agama Buddha. Tinggalan arkeologis yang ditemukan menunjukkan bahwa kemungkinan pada abad ke-11-13 M bentuk bangunan keagamaan yang ada di Bali belum memiliki bentuk seperti pura yang terdiri atas tiga halaman.<br />
<br />
Setelah kedatangan Danghyang Nirartha ke Bali, kemungkinan bentuk bangunan keagamaan di Bali berubah bentuk menjadi pura dengan tiga halaman dengan mengadaptasi bentuk bangunan keagamaan di Jawa Timur antara lain Candi Panataran. Bentuk bangunan Pura Maospait pada awalnya belum berbentuk pura yang terdiri atas tiga halaman, karena berdasarkan Babad Purana Maospait bangunan didirikan pertama kali pada tahun 1278.<br />
<br />
Sebelum kedatangan Danghyang Nirartha hanya berupa satu bangunan saja. Bangunan itu kemungkinan Candi Raras Maospait yang ketika itu belum bernama Candi Raras Maospait, karena pada masa Bali pura belum diberi nama dan hanya menggunakan kata Hyang yang menunjukkan tempat pemujaan.<br />
<br />
Setelah kedatangan Danghyang Nirartha, penggunaan nama Hyang diganti dengan pura, ia pun mengubah bentuk bangunan pura-pura yang ada di Bali. Tidak menutup kemungkinan jika pembangunan Pura Maospait selanjutnya mengikuti bentuk pura pada umumnya karena seperti yang telah diuraikan sebelumnya bangunan yang pertama kali dibangun adalah gedong Candi Raras Maospait dan pada perkembangan selanjutnya dibangun bangunan-bangunan pelengkap hingga dibagi menjadi tiga halaman.<br />
<br />
<div style="text-align: right;">
Sumber : <i>https://www.dictio.id/</i></div>
</div>
Mbak Ernahttp://www.blogger.com/profile/17613812333955211025noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4860842446296067972.post-44618333437440327022018-10-06T08:49:00.001-07:002018-10-08T04:46:24.245-07:00Sejarah Candi Lawang BoyolaliCandi Lawang terletak di Dusun Dangean, Kelurahan Gedangan, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali, Propinsi Jawa Tengah. Kompleks Candi Lawang terletak di lingkungan yang berteras – teras dan berbatasan dengan pemukiman penduduk serti tebing-tebing yang tidak terlalu dalam. Candi Lawang ini juga termasuk salah satu candi Hindu yang ada di Indonesia.<br />
<br />
Bentuk Bangunan Candi Lawang<br />
Di kompleks Candi Lawang ditemukan lima struktur bangunan yaitu candi Induk, Candi Perwara I, Candi Perwara II, Candi Perwara III, dan Candi Perwara IV. Diantara kelima struktur bangunan ini, Candi Induk memiliki struktur yang paling lengkap dan baik kondisinya. Pada Candi Induk masih dapat dijumpai batur, kaki, tubuh bawah dan pintu. Sementara itu, empat struktur bangunan lainnya hanya tersisa pondasi dan bagian alas bangunan.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://3.bp.blogspot.com/-JNwtgeZPIFQ/W7jZd-W5Z5I/AAAAAAAAA8s/SmeGsc1r1CEJATGjdHeXLSRwTMFNjOfvwCLcBGAs/s1600/Sejarah-Candi-Lawang-Boyolali.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Sejarah Candi Lawang Boyolali" border="0" data-original-height="250" data-original-width="300" src="https://3.bp.blogspot.com/-JNwtgeZPIFQ/W7jZd-W5Z5I/AAAAAAAAA8s/SmeGsc1r1CEJATGjdHeXLSRwTMFNjOfvwCLcBGAs/s1600/Sejarah-Candi-Lawang-Boyolali.jpg" title="Sejarah Candi Lawang Boyolali" /></a></div>
<br />
Candi Lawang memiliki struktur menyerupai kompleks Candi Prambanan, yaitu 3 candi utama dan 3 candi Perwara. Berdasarkan hasil penelitian, Candi Lawang lebih tepat disebut dengan “kompleks Candi Lawang” yang antara lain ditunjukkan oleh kompleksitas bangunan yang terdiri atas sedikitknya 6 bangunan. Keenam bangunan yang sudah dapat dikenali adalah satu Bangunan Induk, dua bangunan perwara di kanan dan kiri bangunan induk, serta tiga bangunan di atas satu batur yang berada di depan ketiga bangunan tersebut.<br />
<br />
Latar belakang keagamaan Candi Lawang dapat diketahui dari penemuan Yoni. Dalam agama Hindu, Yoni beserta lingga merupakan identifikasi yang sangat signifikan. Pada bangunan candi, Lingga merupakan objek pemujaan utama dan biasanya ditempatkan diatas sebuah yoni. Lingga sendiri merupakan symbol dari dewa Siwa sedangkan yoni merupakan symbol dari istrinya atau saktinya yang juga mengambarkan kesuburan.<br />
<br />
Sejarah Candi Lawang<br />
Data arkeologis yang ditemukan di Kompleks Candi Lawang sampai sekarang belum ada yang dapat digunakan untuk menentukan secara pasti kapan candi ini dibangun. Secara relatif periodesasi candi dapat diketahui dari langgam bangunan. Langgam bangunan dapat ditentukan berdasarkan bentuk perbingkaian bagian kaki candi dan bangian tubuh bawah yang berbentuk genta dan setengah lingkaran. Berdasarkan karakteristiknya, periodisasi Kompleks Candi Lawang dapat diketahui, yaitu antara tahun 750 M -800 M.<br />
<br />
Menurut pihak pengelola Candi ini masih dalam tahap pemugaran di setiap bagian inti candi. Oleh karena itu, sebagai pengunjung yang arif dan baik hati lebih baik tetap menjaga keutuhan candi.<br />
<br />
<div style="text-align: right;">
Sumber : <i>https://situsbudaya.id/</i></div>
Mbak Ernahttp://www.blogger.com/profile/17613812333955211025noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4860842446296067972.post-7683703069399241972018-10-06T07:18:00.001-07:002018-10-08T04:47:16.996-07:00Sejarah Gunung KrakatauKrakatau dahulu merupakan kepulauan berupa pegunungan vulkanik aktif yang berada di selat sunda, antara pulau sumatera dan pulau jawa. Gunung Krakatau sudah ada sejak zaman purba dan pernah terjadi letusan. Berdasarkan situs wikipedia, catatan mengenai letusan Krakatau Purba yang diambil dari sebuah teks Jawa Kuno yang berjudul Pustaka Raja Parwa yang diperkirakan berasal dari tahun 416 Masehi. Isinya antara lain menyatakan:<br />
<br />
<blockquote>
Ada suara guntur yang menggelegar berasal dari Gunung Batuwara. Ada pula goncangan bumi yang menakutkan, kegelapan total, petir dan kilat. Kemudian datanglah badai angin dan hujan yang mengerikan dan seluruh badai menggelapkan seluruh dunia. Sebuah banjir besar datang dari Gunung Batuwara dan mengalir ke timur menuju Gunung Kamula…. Ketika air menenggelamkannya, pulau Jawa terpisah menjadi dua, menciptakan pulau Sumatera</blockquote>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://3.bp.blogspot.com/-IYM58HJq1OY/W7i9C20WlNI/AAAAAAAAA74/cau7ZE-zt_kEV9TfICLqknOt1PtA4w0UQCLcBGAs/s1600/Sejarah-Gunung-Krakatau.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Sejarah Gunung Krakatau" border="0" data-original-height="250" data-original-width="300" src="https://3.bp.blogspot.com/-IYM58HJq1OY/W7i9C20WlNI/AAAAAAAAA74/cau7ZE-zt_kEV9TfICLqknOt1PtA4w0UQCLcBGAs/s1600/Sejarah-Gunung-Krakatau.jpg" title="Sejarah Gunung Krakatau" /></a></div>
<br />
Berdasarkan catatan teks jawa kuno tersebut, ketinggian krakatau purba diperkiraan setinggi 2000 m. Wikipedia pun mencatat bahwa letusan krakatau purba ini juga dianggap turut andil atas berakhirnya masa kejayaan Persia purba, transmutasi Kerajaan Romawi ke Kerajaan Byzantium, berakhirnya peradaban Arabia Selatan, punahnya kota besar Maya, Tikal dan jatuhnya peradaban Nazca di Amerika Selatan yang penuh teka-teki. Ledakan Krakatau Purba diperkirakan berlangsung selama 10 hari dengan perkiraan kecepatan muntahan massa mencapai 1 juta ton per detik. Ledakan tersebut telah membentuk perisai atmosfer setebal 20-150 meter, menurunkan temperatur sebesar 5-10 derajat selama 10-20 tahun.<br />
<br />
Letusan gunung krakatau purba yang terjadi pada ratusan ribu tahun lalu tersebut, menghancurkan dan menenggelamkan 2/3 bagian krakatau purba. Akibat letusan tersebut, menyisakan 3 pulau, yaitu Pulau Rakata, Pulang Panjang, dan Pulau Sertung. Pertumbuhan lava yang terjadi didalam kaldera rakata membentuk 2 pulau vulkanik baru, yaitu Danan dan Perbuatan.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://3.bp.blogspot.com/-XMBo2mqe2Xw/W7i-J_droqI/AAAAAAAAA8A/QOA10yS_SaAfIYLeuahyWZJUu3MidHIqQCLcBGAs/s1600/Sejarah-Gunung-Krakatau.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Sejarah Gunung Krakatau" border="0" data-original-height="235" data-original-width="300" src="https://3.bp.blogspot.com/-XMBo2mqe2Xw/W7i-J_droqI/AAAAAAAAA8A/QOA10yS_SaAfIYLeuahyWZJUu3MidHIqQCLcBGAs/s1600/Sejarah-Gunung-Krakatau.jpg" title="Sejarah Gunung Krakatau" /></a></div>
<br />
<br />
Pada tanggal 27 Agustus 1883, terjadi letusan mahadahsyat (skala VEI/Volcano Eruption Index = 6.0) yang menghancurkan 60% tubuh krakatau di bagian tengah sehingga terbentuk lubang kaldera sepanjang 7 km dan menyisakan 3 pulau kecil, yaitu Pulau Rakata, Pulau Sertung, dan Pulau Panjang. Letusan krakatau tersebut dapat terdengar hingga 4600 km. Ledakan Krakatau telah melemparkan batu-batu apung dan abu vulkanik dengan volume 18 kilometer kubik. Semburan debu vulkanisnya mencapai 80 km. Benda-benda keras yang berhamburan ke udara itu jatuh di dataran pulau Jawa dan Sumatera bahkan sampai ke Sri Lanka, India, Pakistan, Australia dan Selandia Baru. Dampak dari letusan gunung krakatau adalah tercatat jumlah korban yang tewas mencapai 36.417 orang dan menimbulkan tsunami. Aktivitas gunung krakatau dimulai sejak tiga bulan sebelumnya. “Terjadilah letusan yang amat dahsyat…gumpalan abu menyembur ke udara setinggi 70 kilometer, dibarengi dengan tsunami. Ombak setinggi 40 meter menyapu habis pantai sebelah Sumatra dan Jawa di kawasan selat Sunda.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://3.bp.blogspot.com/-74HZ6lq1Nc0/W7i_mdOQ3oI/AAAAAAAAA8M/jvLhA4A8k-ARVoBSLm_LWT6GpfBwAfIRQCLcBGAs/s1600/Sejarah-Gunung-Krakatau.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Sejarah Gunung Krakatau" border="0" data-original-height="235" data-original-width="300" src="https://3.bp.blogspot.com/-74HZ6lq1Nc0/W7i_mdOQ3oI/AAAAAAAAA8M/jvLhA4A8k-ARVoBSLm_LWT6GpfBwAfIRQCLcBGAs/s1600/Sejarah-Gunung-Krakatau.jpg" title="Sejarah Gunung Krakatau" /></a></div>
<br />
Sejarah Perkembangan Anak Krakatau<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://1.bp.blogspot.com/-vXvxwLbxXK8/W7jA8H1yCJI/AAAAAAAAA8Y/kSRseh5BY2Uf-Lk5H6Uj3rjL4yz5le1oQCLcBGAs/s1600/Sejarah-Gunung-Krakatau.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Sejarah Gunung Krakatau" border="0" data-original-height="231" data-original-width="300" src="https://1.bp.blogspot.com/-vXvxwLbxXK8/W7jA8H1yCJI/AAAAAAAAA8Y/kSRseh5BY2Uf-Lk5H6Uj3rjL4yz5le1oQCLcBGAs/s1600/Sejarah-Gunung-Krakatau.jpg" title="Sejarah Gunung Krakatau" /></a></div>
<br />
<br />
Pada tahun 1927, kurang lebih sekitar 43 tahun setelah gunung krakatau meletus, muncul gunung api dari kaldera purba yang masih aktif. Kecepatan pertumbuhan tingginya sekitar 20 inci per bulan. Setiap tahun ia menjadi lebih tinggi sekitar 20 kaki. Ketinggian anak krakatau saat ini adalah 450 meter. Namun untuk para wisatawan, sejak letusan gunung anak krakatau tahun 2011, para wisatawan tidak dapat pergi ke puncak anak krakatau. Saat ini, para wisatawan hanya dapat mendaki gunung anak krakatau sampai ketinggian sekitar 200 meter / pos terakhir.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://2.bp.blogspot.com/-aKAy_Pg84O8/W7jBh4IytZI/AAAAAAAAA8g/llj11gR7xLwMe1xOObfsYGjedFTx8AL6ACLcBGAs/s1600/Sejarah-Gunung-Krakatau.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Sejarah Gunung Krakatau" border="0" data-original-height="220" data-original-width="220" src="https://2.bp.blogspot.com/-aKAy_Pg84O8/W7jBh4IytZI/AAAAAAAAA8g/llj11gR7xLwMe1xOObfsYGjedFTx8AL6ACLcBGAs/s1600/Sejarah-Gunung-Krakatau.jpg" title="Sejarah Gunung Krakatau" /></a></div>
<br />
Suksesi Alam di Anak Krakatau<br />
Proses kolonisasi jenis tumbuhan dan satwa di Pulau Rakata, Panjang, dan Sertung sudah berjalan cukup lama. Sedangkan untuk di anak krakatau sendiri baru berlangsung pada beberapa puluh tahun kemudian (sekitar 75 tahun kemudian). Di pulau anak krakatau, punggung gunung anak krakatau tidak ada tumbuhan yang hidup karena suhu yang tinggi dan kekurangan air. Namun di daerah tersebut dapat dijumpai tumbuhan pioner seperti gelagah (Saccharum spontaneum) yang bersimbiosis dengan Azospirillum lippoferrum. Pada bagian bawah yang telah ditumbuhi gelagah terjadi proses pelapukan pasir disekitarnya yang kemudian tumbuh jenis Melastoma affine dan tumbuhan jenis lainnya.<br />
<br />
Berdasarkan catatan yang ada, saat ini terdapat beberapa jenis tumbuhan seperti terdapat 206 fungi, 13 jenis lichenes, 61 jenis paku-pakuan, dan 257 jenis spermatophyta. Untuk hewan tercatat ada tikus dan kalong untuk mamalia dan 40 jenis unggas / burung / aves, seperti Centropus bengalensis, Falco severus, Plegadis sp. Hewan reptilia terdapat biawak, penyu, dan ular.<br />
<br />
Sejarah<br />
Sejarah gunung Krakatau dan penggunaan namanya di dunia barat baru dimulai pada tahun 1611 melalui peta yang dibuat oleh Lucas Janszoon Waghenaer dimana sebelumnya, penyebutan pulau di selat Sunda ini hanyalah “gunung yang tajam”. Pada peta tersebut pulau tadi dilabeli oleh Waghenaer dengan nama “Pulo Carcata” dimana pulo adalah bahasa Sunda untuk Pulau. Sebelum akhirnya pengejaan Krakatau digunakan oleh Wouter Schouten pada bulan Oktober 1658 saat ia sedang melewati sebuah pulau bernama Krakatu yang banyak terdapat pohon tinggi, ada beberapa variasi penyebutan Krakatu termasuk Crackatouw, Cracatoa, dan Krakatao. Tidak ada yang tahu tentang bagaimana nama Krakatau terlahir. Program Kevolkanikan Global milik Institusi Smithsonia mengatakan bahwa nama yang tepat adalah Krakatau, tapi nama Krakatoa lebih sering digunakan oleh orang-orang yang berbahasa Inggris sementara ahli geologi dan orang di belahan dunia lainnya lebih suka menggunakan nama aslinya, yaitu Krakatau.<br />
<br />
Pada satu titik di masa prasejarah, sebuah erupsi diperkirakan terjadi dan menciptakan Verlaten, Lang, Poolsche Hoed, dan Rakata. Tidak berapa lama, dua buah cone yaitu Perboewatan dan Danan terbentuk dan bergabung dengan Rakata, membentuk badan utama pulau Krakatau. Pada letusan hebat di tahun 1883, Krakatau saat itu terbentuk dari Lang, Verlaten, dan Krakatau itu sendiri.<br />
Pada tahun 416, Pustaka Raja menuliskan bahwa ada sebuah suara menggemuruh yang terdengar dari gunung Batuwara yang kemudian disusul oleh suara yang sama dari Kapi. Sebuah api yang menyala-nyala naik ke angkasa dan seluruh dunia bergetar diiringi gemuruh lain diikuti hujan dan badai besar. Tidak ada bukti geologis tentang kejadian ini, meskipun mungkin ini menjelaskan hilangnya area tanah yang sebelumnya menyatukan pulau Jawa dan Sumatera, atau kemungkinan adalah kesalahan tanggal karena pada tahun 535 terjadi sebuah letusan yang besar.<br />
<br />
David Keys, seorang arkeolog untuk koran harian London, The Independent, bersama dengan Ken Wohletz dan arkeolog lainnya berspekulasi bahwa sebuah erupsi volkanik yang mungkin berasal dari Krakatau pada tahun 535 adalah alasan terjadinya perubahan iklim global pada tahun 535 hingga 536. Keys menemukan sesuatu yang ia anggap adalah sebuah efek global erupsi abad ke-6 ini dan menuliskannya pada buku dengan judul Catastrophe: An Investigation into the Origins of the Modern World. Selain itu, sejarah gunung Krakatau dan letusannya pada masa itu menjadi bahan perdebatan tentang apa betul letusan itu yang kemudian menjadi pembentuk Rakata, Verlaten, dan Lang. Thornton juga menuliskan bahwa Krakatau disebut sebagai “Gunung Api” pada masa dinasti Sailendra, dan ada beberapa kejadian erupsi yang terjadi pada tahun 850, 950, 1050, 1320, 1530, dan 1150.<br />
<br />
Demikianlah Sejarah Gunung Krakatau yang saya tuliskan disini, semoga bermanfaat.
Mbak Ernahttp://www.blogger.com/profile/17613812333955211025noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4860842446296067972.post-35017034475869095972018-10-04T18:07:00.003-07:002018-10-04T18:09:54.349-07:00Sejarah Pulau SulawesiSulawesi, dahulu dikenal sebagai Celebes, adalah sebuah pulau di Indonesia. Sulawesi merupakan salah satu dari empat Kepulauan Sunda Besar, dan merupakan pulau terbesar kesebelas di dunia, yang terletak di sebelah timur Kalimantan, sebelah barat Kepulauan Maluku, dan sebelah selatan Mindanao dan Kepulauan Sulu, Filipina. Di Indonesia, hanya Pulau Sumatera, Kalimantan dan Papua yang lebih besar luas wilayahnya, dan hanya Pulau Jawa dan Sumatera yang memiliki populasi lebih banyak dari Sulawesi.<br />
<br />
Bentang alam di Sulawesi mencakup empat semenanjung: Semenanjung Minahasa di bagian utara; Semenanjung Timur; Semenanjung Selatan; dan Semenanjung Tenggara. Ada tiga teluk yang memisahkan semenanjung-semenanjung ini: yaitu Teluk Tomini di antara Semenanjung Minahasa dan Timur; Teluk Tolo di antara Semenanjung Timur dan Tenggara; dan Teluk Bone di antara Semenanjung Selatan dan Tenggara. Selat Makassar membentang di sepanjang sisi barat pulau dan memisahkan pulau ini dari Kalimantan.(Sumber : <i>https://id.wikipedia.org/</i>)<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://3.bp.blogspot.com/-snRugbSFFZQ/W7a0XJP6Y5I/AAAAAAAAA7o/UPAkU23acuwX_-qdjR-Rt3H4TU-02qkGACLcBGAs/s1600/Pulau-Sulawesi.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="548" data-original-width="500" height="320" src="https://3.bp.blogspot.com/-snRugbSFFZQ/W7a0XJP6Y5I/AAAAAAAAA7o/UPAkU23acuwX_-qdjR-Rt3H4TU-02qkGACLcBGAs/s320/Pulau-Sulawesi.png" width="291" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
Pulau Sulawesi</div>
<div style="text-align: center;">
Sumber : <i>https://www.google.co.id/</i></div>
<br />
Pada mulanya belum ada Sulawesi. Yang ada hanyalah laut di antara dua pulau. Lalu kedua pulau itu bertabrakan. Maka jadilah pulau Sulawesi. Itu sebabnya pinggangnya bergunung-gunung, banyak sungai, dan banyak besi, banyak emas” Begitulah kata-kata orang tua (pakada tomatua).<br />
<br />
Mitologi Toraja lain lagi, dalam mitologi toraja digambarkan bahwa penutup bumi dulunya terlalu kecil, sehingga para dewata mengurut-urut bola bumi, supaya bajunya pas. Tahu-tahu, kebesaran, sehingga terjadilah kerut-kerut dan lipatan-lipatan yang merupakan asal usul gunung-gunung.<br />
<br />
Profesor John A. Katili, ahli geologi Indonesia yang merumuskan geomorfologi Pulau Sulawesi bahwa terjadinya Sulawesi akibat tabrakan dua pulau (Sulawesi bagian Timur dan Sulawesi bagian Barat) antara 19 sampai 13 juta tahun yang lalu, terdorong oleh tabrakan antara lempeng benua yang merupakan fundasi Sulawesi Timur bersama Pulau-Pulau Banggai dan Sula, yang pada gilirannya merupakan bagian dari lempeng Australia, dengan Sulawesi Barat yang selempeng dengan pulau-pulau Kalimantan, Jawa dan Sumatra, Sulawesi menjadi salah satu wilayah geologis paling rumit di dunia.<br />
<br />
Sederhananya boleh dikata bahwa busur Sulawesi Barat lebih vulkanis, dengan banyak gunung berapi aktif di Sulawesi Utara dan vulkan mati di Sulawesi Selatan. Sedangkan busur Sulawesi Timur, tidak ada sisa-sisa vulkanisme, tapi lebih kaya mineral. Sumber-sumber minyak dan gas bumi dari zaman Tertiary tersebar di kedua busur itu, terutama di Teluk Tomini, Teluk Tolo, Teluk Bone, serta di Selat Makassar.<br />
<br />
Perbedaan geomorfologi kedua pulau yang bertabrakan secara dahsyat itu menciptakan topografi yang bergulung gulung, di mana satu barisan gunung segera diikuti barisan gunung lain, yang tiba-tiba dipotong secara hampir tegak lurus oleh barisan gunung lain. Kurang lebih seperti kalau taplak meja disorong dari beberapa sudut dan arah sekaligus.Makanya jarang kita bisa mendapatkan pemandangan seperti di Jawa, Sumatera, atau Kalimantan, di mana gununggunung seperti kerucut dikelilingi areal persawahan atau hutan sejauh mata memandang. Kecuali di Sulawesi Selatan (itupun di selatan Kabupaten Enrekang), kita sulit menemukan hamparan tanah pertanian yang rata.<br />
<br />
Sederhananya, Sulawesi adalah pulau gunung, lembah, dan danau, sementara dataran yang subur, umumnya terdapat di sekeliling danau-danau yang bertaburan di keempat lengan pulau Sulawesi. Ekologi yang demikian ikut menimbulkan begitu banyak kelompok etno-linguistik. Setiap kali satu kelompok menyempal dari kelompok induknya dan berpindah menempati sebuah lembah atau dataran tinggi di seputar danau, kelompok itu terpisah oleh suatu benteng alam dari kelompok induknya, dan lewat waktu puluhan atau ratusan tahun, mengembangkan bahasa sendiri. Geomorfologi yang khas ini menyebabkan pinggang Sulawesi Tana Luwu dan Tana Toraja di provinsi Sulawesi Selatan, bagian selatan Kabupaten Morowali, Poso, dan Donggala di provinsi Sulawesi Tengah, dan bagian pegunungan provinsi Sulawesi Barat sangat kaya dengan berbagai jenis bahan galian.Batubara terdapat di sekitar Enrekang, Makale, dan Sungai Karama.<br />
<br />
Juga di Sulawesi Barat sebelah utara, di mana terdapat tambang batubara dan banyak jenis logam tersebar di berbagai pelosok Sulawesi. Tembaga dan nikel terdapat di sekitar Danau-Danau Matano, Mahalona dan Towuti. Bijih besi bercampur nikel, yang diduga berasal dari meteor, memungkinkan lahirnya pandai besi di lembah-lembah Rampi, Seko dan Rompong di hulu Sungai Kalaena (Luwu Utara) dan di Ussu, dekat Malili (Luwu Timur), yang ilmunya ditularkan ke pandai besi asal Toraja, yang selanjutnya menularkannya ke pandai besi Bugis. Guratan besi-nikel itu dikenal sebagai pamor Luwu atau pamor Bugis oleh empu penempa keris di Jawa, dan membuat Kerajaan Luwu kuno dikenal sebagai pengekspor besi Luwu. Di masa kini, salah satu pusat konsentrasi pandai besi Toraja letaknya di lereng Sesean, gunung tertinggi di Tana Toraja. Bijih emas pun banyak terdapat di pinggang
Sulawesi, karena biasanya mengikuti keberadaan bijih tembaga.<br />
<br />
<div style="text-align: right;">
Sumber : <i>http://asalasalusul.blogspot.com/</i></div>
Mbak Ernahttp://www.blogger.com/profile/17613812333955211025noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4860842446296067972.post-70076088064705305352018-09-29T04:46:00.003-07:002018-09-29T04:46:56.720-07:00Sejarah Pulau SumateraSumatera adalah pulau keenam terbesar di dunia yang terletak di Indonesia, dengan luas 473.481 km². Penduduk pulau ini sekitar 57.940.351 (sensus 2018). Pulau ini dikenal pula dengan nama lain yaitu Pulau Percha, Andalas, atau Suwarnadwipa (bahasa Sanskerta, berarti "pulau emas"). Kemudian pada Prasasti Padang Roco tahun 1286 dipahatkan swarnnabhūmi (bahasa Sanskerta, berarti "tanah emas") dan bhūmi mālayu ("Tanah Melayu") untuk menyebut pulau ini. Selanjutnya dalam naskah Negarakertagama dari abad ke-14 juga kembali menyebut "Bumi Malayu" (Melayu) untuk pulau ini.<br />
<br />
Asal nama Sumatera berawal dari keberadaaan Kerajaan Samudera (terletak di pesisir timur Aceh). Diawali dengan kunjungan Ibnu Batutah, petualang asal Maroko ke negeri tersebut pada tahun 1345, dia melafalkan kata Samudera menjadi Samatrah, dan kemudian menjadi Sumatera, selanjutnya nama ini tercantum dalam peta-peta abad ke-16 buatan Portugis, untuk dirujuk pada pulau ini, sehingga kemudian dikenal meluas sampai sekarang.<br />
<br />
Nama asli Sumatera, sebagaimana tercatat dalam sumber-sumber sejarah dan cerita-cerita rakyat, adalah "Pulau Emas". Istilah Pulau Ameh (bahasa Minangkabau, berarti pulau emas) kita jumpai dalam cerita Cindua Mato dari Minangkabau. Dalam cerita rakyat Lampung tercantum nama tanoh mas untuk menyebut pulau Sumatera. Seorang musafir dari Tiongkok yang bernama I-tsing (634-713) yang bertahun-tahun menetap di Sriwijaya (Palembang sekarang) pada abad ke-7, menyebut Sumatera dengan nama chin-chou yang berarti "negeri emas". (Sumber : <i>https://id.wikipedia.org/wiki/Sumatera</i>)<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://2.bp.blogspot.com/-rdrIPzPrMjo/W69lqwFodII/AAAAAAAAA7M/HV4-dRt0w88FHzAzQowqrCxN2Xqxot7rQCLcBGAs/s1600/Sejarah-Pulau-Sumatera.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="300" data-original-width="300" src="https://2.bp.blogspot.com/-rdrIPzPrMjo/W69lqwFodII/AAAAAAAAA7M/HV4-dRt0w88FHzAzQowqrCxN2Xqxot7rQCLcBGAs/s1600/Sejarah-Pulau-Sumatera.jpg" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
Pulau Sumatera</div>
<div style="text-align: center;">
Sumber : <i>https://www.google.co.id/</i></div>
<br />
Dalam berbagai prasasti, Sumatera disebut dalam bahasa Sanskerta dengan istilah: Suwarnadwipa (pulau emas) atau Suwarnabhumi (tanah emas). Nama-nama ini sudah dipakai dalam naskah-naskah India sebelum Masehi. Naskah Buddha yang termasuk paling tua, Kitab Jataka, menceritakan pelaut-pelaut India menyeberangi Teluk Benggala ke Suwarnabhumi. Dalam cerita Ramayana dikisahkan pencarian Dewi Sinta, istri Rama yang diculik Rahwana, sampai ke Suwarnadwipa.<br />
Para musafir Arab menyebut Sumatera dengan nama "Serendib" (tepatnya: "Suwarandib"), transliterasi dari nama Suwarnadwipa. Abu Raihan Al-Biruni, ahli geografi Persia yang mengunjungi Sriwijaya tahun 1030, mengatakan bahwa negeri Sriwijaya terletak di pulau Suwarandib. Namun ada juga orang yang mengidentifikasi Serendib dengan Srilangka, yang tidak pernah disebut Suwarnadwipa.<br />
Di dalam salah satu naskah Yunani kuno mengungkapkan bahwa pulau sumatera dijuluki chryse nesos, yang artinya pulau emas. Sejak zaman purba para pedagang dari daerah sekitar Laut Tengah sudah mendatangi Nusantara, terutama Sumatera. Di samping mencari emas, mereka mencari kemenyan dan kapur barus yang saat itu hanya ada di Sumatera. Sebaliknya, para pedagang Nusantara pun sudah menjajakan komoditi mereka sampai ke Asia Barat dan Afrika Timur.<br />
<br />
Kata yang pertama kali menyebutkan nama Sumatra berasal dari gelar seorang raja Sriwijaya Haji (raja) Sumtrabhumi (Raja tanah Sumatra), berdasarkan berita China ia mengirimkan utusan ke China pada tahun 1017. Pendapat lain menyebutkan nama Sumatera berasal dari nama Samudera, kerajaan di Aceh pada abad ke-13 dan abad ke-14. Para musafir Eropa sejak abad ke-15 menggunakan nama kerajaan itu untuk menyebut seluruh pulau. Sama halnya dengan pulau Kalimantan yang disebut Borneo, dari nama Brunai, daerah bagian utara pulau itu yang mula-mula didatangi orang Eropa. Demikian pula Setelah postingan pertama tentang Sejarah Asal Nama Indonesia sekaran admin akan bagi bagi informasi kembali tentang Asal Nama Pulau Sumatera, pulau terbesar ke 6 di indonesia ini memiliki nama lain yaitu Pulau Andalas, Pulau Percha dan Pulau Emas. Nama Sumatera berawal dari keberadaaan Kerajaan Samudera yang terletak di pesisir timur Aceh. Yang diawali kedatangan seorang petualang asa maroko yaitu Ibnu Batutah ke kerajaan tersebut pada tahun 1345, dia melafalkan kata Samudera menjadi Samatrah, dan kemudian menjadi Sumatra atau Sumatera, dan Selanjutnya Sumatera tercantum dalam peta-peta abad ke-16 buatan Portugis, untuk dirujuk pada pulau ini, sehingga kemudian dikenal meluas sampai sekarang.<br />
<br />
Nama asli Sumatera, sebagaimana terdapat dalam sumber-sumber sejarah dan cerita-cerita rakyat, adalah Pulau Emas. Istilah tersebut disebutkan oleh cerita rakyat minangkabau yaitu Pulau Ameh (Pulau Emas) yaitu dalam cerita Cindua Mato. Dan seorang musafir dari Cina yang bernama I-tsing yang bertahun-tahun menetap di Sriwijaya (Palembang sekarang) pada abad ke-7, menyebut Sumatera dengan nama chin-chou yang berarti negeri emas.<br />
<br />
Dalam berbagai prasasti, Sumatera disebut dalam bahasa Sanskerta dengan istilah: Suwarnadwipa (pulau emas) atau Suwarnabhumi (tanah emas). Nama-nama ini sudah dipakai dalam naskah-naskah India sebelum Masehi. Naskah Buddha yang termasuk paling tua, Kitab Jataka, menceritakan pelaut-pelaut India menyeberangi Teluk Benggala ke Suwarnabhumi. Dalam cerita Ramayana dikisahkan pencarian Dewi Sinta, istri Rama yang diculik Rahwana, sampai ke Suwarnadwipa.<br />
<br />
Para musafir Arab menyebut Sumatera dengan nama "Serendib" (tepatnya: "Suwarandib"), transliterasi dari nama Suwarnadwipa. Abu Raihan Al-Biruni, ahli geografi Persia yang mengunjungi Sriwijaya tahun 1030, mengatakan bahwa negeri Sriwijaya terletak di pulau Suwarandib. Namun ada juga orang yang mengidentifikasi Serendib dengan Srilangka, yang tidak pernah disebut Suwarnadwipa.<br />
<br />
Di dalam salah satu naskah Yunani kuno mengungkapkan bahwa pulau sumatera dijuluki chryse nesos, yang artinya pulau emas. Sejak zaman purba para pedagang dari daerah sekitar Laut Tengah sudah mendatangi Nusantara, terutama Sumatera. Di samping mencari emas, mereka mencari kemenyan dan kapur barus yang saat itu hanya ada di Sumatera. Sebaliknya, para pedagang Nusantara pun sudah menjajakan komoditi mereka sampai ke Asia Barat dan Afrika Timur.<br />
<br />
Kata yang pertama kali menyebutkan nama Sumatra berasal dari gelar seorang raja Sriwijaya Haji (raja) Sumtrabhumi (Raja tanah Sumatra), berdasarkan berita China ia mengirimkan utusan ke China pada tahun 1017. Pendapat lain menyebutkan nama Sumatera berasal dari nama Samudera, kerajaan di Aceh pada abad ke-13 dan abad ke-14. Para musafir Eropa sejak abad ke-15 menggunakan nama kerajaan itu untuk menyebut seluruh pulau. Sama halnya dengan pulau Kalimantan yang disebut Borneo, dari nama Brunai, daerah bagian utara pulau itu yang mula-mula didatangi orang Eropa. Demikian pula pulau Lombok tadinya bernama Selaparang, sedangkan Lombok adalah nama daerah di pantai timur pulau Selaparang yang mula-mula disinggahi pelaut Portugis.<br />
<br />
Odorico da Pordenone dalam kisah pelayarannya tahun 1318 menyebutkan bahwa dia berlayar ke timur dari Koromandel, India, selama 20 hari, lalu sampai di kerajaan Sumoltra. Ibnu Bathutah bercerita dalam kitab Rihlah ila l-Masyriq (Pengembaraan ke Timur) bahwa pada tahun 1345 dia singgah di kerajaan Samatrah. Pada abad berikutnya, nama negeri atau kerajaan di Aceh itu diambil alih oleh musafir-musafir lain untuk menyebutkan seluruh pulau.<br />
<br />
Pada tahun 1490 Ibnu Majid membuat peta daerah sekitar Samudera Hindia dan di sana tertulis pulau Samatrah. Peta Ibnu Majid ini disalin oleh Roteiro tahun 1498 dan kemudian muncullah naa Camatarra. Peta buatan Amerigo Vespucci tahun 1501 mencantumkan nama Samatara, sedangkan peta Masser tahun 1506 memunculkan nama Samatra. Ruy d’Araujo tahun 1510 menyebut pulau itu Camatra, dan Alfonso Albuquerque tahun 1512 menuliskannya Camatora. Antonio Pigafetta tahun 1521 pertama kali memakai nama yang mendekati nama pada saat ini yaitu Somatra. <br />
<br />
Catatan-catatan orang Belanda dan Inggris, sejak Jan Huygen van Linschoten dan Sir Francis Drake abad ke-16, selalu konsisten dalam penulisan Sumatera. Bentuk inilah yang menjadi baku, dan kemudian disesuaikan dengan lidah Indonesia: Sumatera. Sehingga sampai sekarang Pulau Emas tersebut di beri nama Sumatera.<br />
<br />
<div style="text-align: right;">
Sumber : <i>http://asalasalusul.blogspot.com/</i></div>
Mbak Ernahttp://www.blogger.com/profile/17613812333955211025noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4860842446296067972.post-23287321933576263142018-09-25T18:55:00.000-07:002018-09-25T18:58:47.520-07:00Sejarah Pulau MaduraMadura adalah nama pulau yang terletak di sebelah timur laut Jawa Timur. Pulau Madura besarnya kurang lebih 5.168 km2 (lebih kecil daripada pulau Bali), dengan penduduk hampir 4 juta jiwa.<br />
<br />
Jembatan Nasional Suramadu merupakan pintu masuk utama menuju Madura, selain itu untuk menuju pulau ini bisa dilalui dari jalur laut ataupun melalui jalur udara. Untuk jalur laut, bisa dilalui dari Pelabuhan Tanjung Perak di Surabaya menuju Pelabuhan Kamal di bangkalan, Selain itu juga bisa dilalui dari Pelabuhan Jangkar Situbondo menuju Pelabuhan Kalianget di Sumenep, ujung timur Madura.<br />
<br />
Pulau Madura bentuknya seakan mirip badan sapi, terdiri dari empat Kabupaten, yaitu : Bangkalan, Sampang, Pamekasan dan Sumenep. Madura, Pulau dengan sejarahnya yang panjang, tercermin dari budaya dan keseniannya dengan pengaruh islamnya yang kuat.<br />
<br />
Pulau Madura didiami oleh suku Madura yang merupakan salah satu etnis suku dengan populasi besar di Indonesia, jumlahnya sekitar 20 juta jiwa. Mereka berasal dari pulau Madura dan pulau-pulau sekitarnya, seperti Gili Raja, Sapudi, Raas, dan Kangean. Selain itu, orang Madura banyak tinggal di bagian timur Jawa Timur biasa disebut wilayah Tapal Kuda, dari Pasuruan sampai utara Banyuwangi. Orang Madura yang berada di Situbondo dan Bondowoso, serta timur Probolinggo, Jember, jumlahnya paling banyak dan jarang yang bisa berbahasa Jawa, juga termasuk Surabaya Utara ,serta sebagian Malang .<br />
<br />
Suku Madura terkenal karena gaya bicaranya yang blak-blakan, masyarakat Madura juga dikenal hemat, disiplin, dan rajin bekerja keras (abhantal omba' asapo' angen). Harga diri, juga paling penting dalam kehidupan masyarakat Madura, mereka memiliki sebuah falsafah: katembheng pote mata, angok pote tolang. Sifat yang seperti inilah yang melahirkan tradisi carok pada sebagian masyarakat Madura.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://1.bp.blogspot.com/-XlvA0lMnrjA/W6rmJfXCTkI/AAAAAAAAA5o/WsLBSfByChACiKoh7QwUtzMPCs0FfLr2QCLcBGAs/s1600/Pulau-Madura.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="214" data-original-width="450" height="152" src="https://1.bp.blogspot.com/-XlvA0lMnrjA/W6rmJfXCTkI/AAAAAAAAA5o/WsLBSfByChACiKoh7QwUtzMPCs0FfLr2QCLcBGAs/s320/Pulau-Madura.jpg" width="320" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
Pulau Madura</div>
<div style="text-align: center;">
Sumber : <i>https://www.google.co.id/</i></div>
<br />
<br />
<b>Sejarah</b><br />
Perjalanan Sejarah Madura dimulai dari perjalanan Arya Wiraraja sebagai Adipati pertama di Madura pada abad 13. Dalam kitab nagarakertagama terutama pada tembang 15, mengatakan bahwa Pulau Madura semula bersatu dengan tanah Jawa, ini menujukkan bahwa pada tahun 1365an orang Madura dan orang Jawa merupakan bagian dari komunitas budaya yang sama.<br />
<br />
Sekitar tahun 900-1500, pulau ini berada di bawah pengaruh kekuasaan kerajaan Hindu Jawa timur seperti Kediri, Singhasari, dan Majapahit. Di antara tahun 1500 dan 1624, para penguasa Madura pada batas tertentu bergantung pada kerajaan-kerajaan Islam di pantai utara Jawa seperti Demak, Gresik, dan Surabaya. Pada tahun 1624, Madura ditaklukkan oleh Mataram. Sesudah itu, pada paruh pertama abad kedelapan belas Madura berada di bawah kekuasaan kolonial Belanda (mulai 1882), mula-mula oleh VOC, kemudian oleh pemerintah Hindia Belanda. Pada saat pembagian provinsi pada tahun 1920-an, Madura menjadi bagian dari provinsi Jawa Timur.<br />
<br />
Sejarah mencatat Aria Wiraraja adalah Adipati Pertama di Madura, diangkat oleh Raja Kertanegara dari Singosari, tanggal 31 Oktober 1269. Pemerintahannya berpusat di Batuputih Sumenep, merupakan keraton pertama di Madura. Pengangkatan Aria Wiraraja sebagai Adipati I Madura pada waktu itu, diduga berlangsung dengan upacara kebesaran kerajaan Singosari yang dibawa ke Madura. Di Batuputih yang kini menjadi sebuah Kecamatan kurang lebih 18 Km dari Kota Sumenep, terdapat peninggalan-peninggalan keraton Batuputih, antara lain berupa tarian rakyat, tari Gambuh dan tari Satria. (Sumber : <i>https://id.wikipedia.org/</i>)<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://1.bp.blogspot.com/-MxxIxr77TF8/W6rmmgeX7_I/AAAAAAAAA5w/d0E-7zdcAwoXXMriv6IhtTQPaerZGbW0QCLcBGAs/s1600/Pulau-Madura.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="379" data-original-width="748" height="162" src="https://1.bp.blogspot.com/-MxxIxr77TF8/W6rmmgeX7_I/AAAAAAAAA5w/d0E-7zdcAwoXXMriv6IhtTQPaerZGbW0QCLcBGAs/s320/Pulau-Madura.JPG" width="320" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
Pulau Madura</div>
<div style="text-align: center;">
Sumber : <i>https://www.google.co.id/</i></div>
<br />
<br />
Diceritakan bahwa pulau Madura ini bermula terlihat oleh pelajar-pelajar pada jaman purbakala sebagai pulau yang terpecah-pecah sehingga merupakan beberapa puncak-puncak tanah yang tinggi (yang sekarang menjadi puncaknya bukit-bukit di Madura) dan beberapa tanah datar yang rendah apabila air laut surut kelihatan dan apabila air laut pasang tidak kelihatan (ada di bawah air). Puncaknya-puncak yang terlihat itu diantaranya yang sekarang disebut Gunung Geger di daerah Kabupaten Bangkalan dan Pegunungan Pajudan di daerah Kabupaten Sumenep.<br />
<br />
Diceritakan bahwa pada jaman purba ada suatu negara yang bernama negara Mendangkawulan yang didalamnya terdapat subuah kraton yang bernama Gilling Wesi. Rajanya bernama Sanghiangtunggal. Menurut dugaan orang Madura dikiranya ada disuatu tempat didekat Gunung Semeru didekat puncakala yang bernama Gunung Bromo. Jaman tersebut kira-kira sekitar tahun 929 Masehi.<br />
<br />
Raja tersebut mempunyai seorang putri yang masih gadis. Pada suatu hari, putri tersebut bermimpi kemasukan rembulan dari mulutnya terus masuk ke dalam perutnya dan tidak keluar lagi. Setelah beberapa bulan setelah kejadian itu, putri tesebut menjadi hamil dan tidak ketahuan siapa ayah dari calon bayi tersebut. Beberapa kali ayahnya bertanya tentang sebab musababnya, tapi putrinya sama sekali tidak menjawab karena iapun juga tidak mengetahui apa yang telah terjadi pada dirinya.<br />
<br />
Raja tadi amat marah dan memannggil Patihnya yang bernama Pranggulang. Patih tersebut diperintah untuk membunuh putri tersebut dan membawa kepala putrinya ke hadapan raja tersebut. Apabila Patih tersebut tidak sanggup memperlihatkan kepala putrinya itu maka Patih tidak diperkenankan menghadap raja dan tidak dianggap lagi sebagai Patih di Kerajaannya.<br />
<br />
Maka berangkatlah Patih dengan membawa sang Putri keluar dari Kraton menuju hutan rimba. Setelah sampai disuatu tempat di dalam hutan belantara, maka Patih menghunus pedangnya dan mulai memegang leher Putri tersebut, akan tetapi hampir pedang tersebut sampai ke lehernya pedang tersebut terjatuh ke tanah. Setelah kejadian tersebut sang Patih termenung dan berpikir bahwa hamilnya Putri tersebut tentu bukan dari kesalahannya, tetapi tentu ada hal yang luar biasa dan akhirnya Patih Pranggulang mengalah untuk tidak kembali ke rajanya dan mulai saat itu ia berubah nama menjadi Kijahi Poleng (Poleng artinya dalam Bahasa Madura yakni kain tenunan Madura) dan ia merubah pakaian yaitu memakai kain, baju dan ikat kepala dari kain poleng. Ia memotong kayu-kayu untuk dijadikan perahu (oleh orang Madura dinamakan Ghitek atau orang Jawa bilang Getek).<br />
<br />
Sebelum Putri tadi diberangkatkan, Kijahi Poleng memberikan beberapa bekal berupa buah-buahan serta berpesan bahwa jika sang Putri memerlukan pertolongannya supaya sang Putri menghentakkan kakinya ketanah sebanyak 3 kali maka seketika itu Kijahi Poleng datang untuk menolongnya.<br />
<br />
Putri tersebut oleh Kijahi Poleng didudukkan diatas ghitek itu yang kemudian ditendangnya Ghitek tersebut menuju "Madu Oro" (pojok di ara-ara) artinya pojok menuju ke arah yang luas. Diceritakan bahwa sebab inilah Pulau ini bernama Madura. Ada juga yang mengatakan bahwa nama Madura itu dari perkataan "Lemah Dhuro" artinya tanah yang tidak sesungguhnya yaitu apabila air laut pasang tanahnya tidak kelihatan, apabila air laut surut maka tanah akan kelihatan.<br />
<br />
Singkat cerita Ghitek tersebut terdampar di Gunung Geger (disitu asalnya tanah Madura) dan memang menurut Babad-babad apabila ada yang tertulis perkataan tanah Madura, maka yang dimaksudkan adalah Kabupaten Bangkalan juga termasuk Kabupaten Sampang, sedangkan apabila ada yang menyebutkan daerah-daerah disebelah Timur dari daerah-daerah tersebut maka dimaksudkan adalah Kabupaten Sumenep atau Sumekar atau Sumanap dan dituliskannya Pamekasan.<br />
<br />
Pada suatu ketika perut sang Putri mulai terasa sakit seolah akan menemui ajalnya, disitu ia menghentakkan kakinya ketanah 3 kali guna meminta pertolongan Kijahi Poleng. Maka seketika itu Kijahi Poleng datang dan iapun bila bahwa sang Putri akan segera melahirkan. Tidak lama kemudian lahirlah seorang anak laki-laki yang roman mukanya amat bagus yang kemudian diberi nama "Raden Segoro" (Segoro artinya lautan). Keluarga itu menjadi penduduk pertama di Madura. Setelah itu Kijahi Poleng menghilang lagi, tetapi ia sering datang mengunjungi sang Putri dengan membawa makanan atau buah-buahan.<br />
<br />
Diceritakan bahwa perahu-perahu orang dagang yang berlayar dari beberapa kepulauan di Indonesia apabila pada waktu malam hari melalui lautan dekat tempatnya Raden Segoro tersebut, maka mereka melihat cahaya yang terang seolah-olah cahaya rembulan, maka mereka akan berhenti untuk berlabuh ditempat itu Geger Madura dan akan membuat selamatan makan minum disitu serta memberi hadiah kepada yang bersahaja itu.<br />
<br />
Setelah berumur dua tahun Raden Segoro sering bermain-main di tepi lautan, dan pada suatu hari dari arah lautan datanglah dua ekor naga yang amat besarnya mendekatinya.<br />
<br />
Dengan ketakutan, maka Raden Segoro berlari sambil menangis dan menceritakan kejadian tersebut kepada ibunya. Merasa khawatir takut anaknya dimakan ular naga tersebut, maka ibunya memanggil Kijahi Poleng. Dan seketika itu Kijahi Poleng datang menemui si Ibu, maka si ibu menceritakan kejadian yang menimpa putranya tersebut. Kemudian kijahi Poleng mengajak Raden Segoro bermain-main di tepi laut.<br />
<br />
Tidak beberapa lama datanglah dua ekor naga raksasa itu, lalu Kijahi Poleng menyuruh Raden Segoro agar memegang ekor ular dan membantingkannya ke tanah. Raden Segoro menolak permintaan Kijahi Poleng, tetapi karena paksaan tersebut akhirnya Raden Segoro memenuhi permintaan tersebut. Kemudian dipegangnya dua ekor naga raksasa tersebut dan dibantingkannya ke tanah. Seketika itu juga dua ekor ular naga raksasa tersebut berubah menjadi dua bilah tombak. Kedua bilah tombak tersebut kemudian diberikan kepada Kijahi Poleng untuk dibawa menghadap ibunya raden Segoro. Tombak satunya diberi nama "Kijahi (si) Nenggolo" dan satunya diberi nama "Kijahi (si) Aluquro"<br />
<br />
Pada usia 7 tahun Raden Segoro pindah dari Gunung Geger ke Desa Nepa. Nama Nepa itu karena disitu banyak sekali pohon Nepa. Pohon nepa atau Bhunyok yaitu pohon sejenis kelapa tapi lebih kecil dan tidak besar seperti halnya pohon kelapa, daunnya dapat dibuat atap rumah, yang masih muda dapat dibuat rokok (seperti klobot). Desa tersebut letaknya berada di daerah Ketapang Kabupaten Sampang dipantai sebelah Utara (Java Zee) dan hingga sekarang masih banyak keranya.<br />
<br />
Pada suatu ketika, Negara Mendangkawulan kedatangan musuh dari Tjina. Didalam peperangan tersebut Raja Mendangkawulan berkali-kali kalah sehingga rakyatnya hampir habis dibunuh oleh musuh. Didalam keadaan bingung dan susah tersebut, suatu malam Raja Mendangkawulan bermimpi bertemu dengan orang tua yang berkata bahwa di sebelah pojok Barat Daya dari Kraton tersebut ada Pulau bernama Madu Oro (Lemah Dhuro) atau Madura. Disitu berdiam seorang anak muda bernama Raden Segoro. Raja disuruhnya untuk meminta pertolongan kepada Raden Segoro apabila ingin memenangkan peperangan.<br />
<br />
Keesokan harinya Raja memerintahkan Pepatihnya supaya membawa beberapa prajurit ke Madura sesuai dengan Mimpinya tersebut. Sesampainya di Madura, Pepatih langsung menemui Raden Segoro dan menceritakan tentang kejadian yang menimpa kerajaannya serta meminta pertolongan Raden Segoro untuk membantunya. Dan juga meminta ijin kepada ibunya agar ibunya mengijinkan putranya untuk membantunya. Si ibu memanggil Kijahi poleng untuk mendampingi Raden Segoro guna membantu peperangan raja itu dari serangan musuh (Tjina). Kemudian berangkatlah Raden Segoro, Kijahi Poleng serta Pepatih dan prajuritnya menuju Kraton Mendangkawulan dengan membawa pusaka tombak Kijahi Nenggolo.<br />
<br />
Kijahi Poleng ikut serta akan tetapi tidak kelihatan oleh yang lain kecuali Raden Segoro. Dan sesampainya di negara tersebut, Raden Segoro langsung berperang dengan tentara Tjina dengan didampingi oleh Kijahi Poleng. Pusaka Kijahi Nenggolo hanya ditujukan kearah tempat sarang-sarang musuh maka banyak musuh yang mati karena mendadak menderita sakit dan tidak lama kemudian semua musuh lari meninggalkan negara Mendangkawulan.
Raja Mendangkawulan mengadakan pesta besar untuk merayakan kemenangan perang dan memberi penghormatan besar kepada Raden Segoro serta memberi gelar "Raden Segoro alias Tumenggung Gemet" yang artinya semua musuh apabila bertarung dengannya maka akan habis (Gemet = Bahasa Djawa)<br />
<br />
Raja Sanghiangtunggal berhajat untuk mengambil anak mantu kepada Tumenggung Gemet dan menghantarkan dia (suruhan Pepatih dan tentara kehormatan) dengan disertai surat terima kasih kepada ibunya. Raja menanyakan siapa ayahnya, maka Raden Segoro akan menanyakan kepada ibunya nanti. Kemudian Raden Segoro mohon ijin kepada Raja Mendangkawulan untuk kembali ke Madura.<br />
<br />
Setelah sampai, maka Raden Segoro kembali menanyakan perihal ayahnya kepada ibunya. Ibunya merasa kebingungan dan menjawabnya bahwa ayahnya adalah seorang siluman. Maka seketika itu pula lenyaplah ibu dan anaknya serta rumahnya yang disebut dengan sebutan Kraton Nepa.<br />
<br />
Demikian riwayat asal usul tanah Madura, yang oleh orang tua-tua dikesankan bahwa Raden Segoro telah membalas hutang-hutangnya yang menghinakan ibunya dengan pembalasan yang baik yaitu menolong di dalam peperangan.<br />
<br />
<div style="text-align: right;">
Sumber : <i>http://www.pulaumadura.com/</i></div>
Mbak Ernahttp://www.blogger.com/profile/17613812333955211025noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4860842446296067972.post-22327329011975223142018-08-01T19:58:00.000-07:002018-08-01T19:58:13.314-07:00Sejarah Pulau NusakambanganNusakambangan adalah sebuah pulau di Jawa Tengah yang lebih dikenal sebagai tempat terletaknya beberapa Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) berkeamanan tinggi di Indonesia. Meskipun secara geografis berdekatan dengan wilayah Kabupaten Cilacap, pulau ini tidak masuk dalam wilayah administratif Kabupaten Cilacap, tetapi dimiliki oleh Kementerian Hukum dan HAM dan tercatat dalam daftar pulau terluar Indonesia. (<i>Sumber: https://id.wikipedia.org/</i>)<br />
<br />
Sejarah Cerita Asal Usul Adanya Pulau Nusakambangan<br />
Pada zaman dahulu kala hiduplah seorang raja yang besar kepala dan sombong, Prabu Aji Pramosa yaitu seorang raja yang sangat berkuasa di daerahnya alasannya yaitu kesaktian yang dimilikinya. Dia mencari dan terus menambah kesaktiannya di aneka macam pelosok kawasan di Nusantara. Dia juga mencari orang- orang sakti untuk dikalahkannya. Dia tidak ingin ada satu orangpun yang mampu menandingi kesaktiannya. Para prajuritnya pun diutus untuk mencari orang- orang sakti ke seluruh pelosok negeri. Prajurit- prajuritnya pun alhasil menemukan seorang Resi yang konon memiliki kesaktian yang luar biasa. Resi itu berjulukan Resi Karno atau Kyai Jamur.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://2.bp.blogspot.com/-U9l3Irqnp88/W2Jy2hSIUXI/AAAAAAAAAIw/nIaWUpINJuMZf1lOi0k9ZgVgox23wWCdQCLcBGAs/s1600/Sejarah-Pulau-Nusakambangan.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="228" data-original-width="300" src="https://2.bp.blogspot.com/-U9l3Irqnp88/W2Jy2hSIUXI/AAAAAAAAAIw/nIaWUpINJuMZf1lOi0k9ZgVgox23wWCdQCLcBGAs/s1600/Sejarah-Pulau-Nusakambangan.jpg" /></a></div>
<br />
<br />
Segera setelah itu, sang Prabu pun mendatangi kediaman Kyai Jamur. Namun sebelumnya, Kyai Jamur telah diberi tahu oleh abdinya bahwa Prabu Aji Pramosa akan mendatanginya dan mengajaknya bertanding. Kyai Jamur lebih memilih untuk menghindari kedatangan sang Prabu dengan melaksanakan perjalanannya ke arah barat. Prabu Aji Pramosa pun sangat murka. Dia dan prajuritnya memutuskan untuk mengejar Kyai Jamur hingga ketemu dan berniat akan membunuhnya sebagai jawaban alasannya yaitu Kyai Jamur dianggap telah menentang titah paduka.<br />
<br />
Kyai Jamur melaksanakan perjalanan kearah barat, menelusuri hutan- hutan dan sungai-sungai hingga ke kawasan pesisir selatan pulau Jawa, singgahlah Kyai Jamur di suatu kawasan yang kini berjulukan Cilacap. Kyai Jamur menemukan sebuah gua di tepi laut. Di gua itu sang Resi pun bertapa. Rombongan sang Prabu pun telah hingga di kawasan itu. Rombongan itu pun menemukan sebuah gua dan mereka memutuskan untuk bertapa. Di dalam gua itu mereka menemukan sang resi sedang bertapa. Tanpa pikir panjang rombongan sang Prabu menghampiri sang resi dan pribadi membunuhnya. Sang Prabu dikejutkan alasannya yaitu jasad sang resi menghilang tanpa bekas.<br />
<br />
Tiba-tiba Prabu Aji Pramosa dan rombongan dikejutkan oleh bunyi gemuruh ombak dan tornado pasir disertai angin yang dahsyat. Gemuruh ombak dan angin itu disertai dengan munculnya seekor naga yang sangat besar. Naga itu hendak memakan rombongan sang Prabu. Kian lama ombak itu kian membesar dan banyak penyu- penyu menepi ke teluk. Hingga alhasil teluk itu diberi nama Teluk Penyu yang menjadi obyek wisata utama kota cilacap.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://1.bp.blogspot.com/-hAQIgsMt4XE/W2Jy9kOccNI/AAAAAAAAAI0/94MULNj_VU4n_Zx4jtHQEzVvrvqHkI8DwCLcBGAs/s1600/Sejarah-Pulau-Nusakambangan.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="214" data-original-width="300" src="https://1.bp.blogspot.com/-hAQIgsMt4XE/W2Jy9kOccNI/AAAAAAAAAI0/94MULNj_VU4n_Zx4jtHQEzVvrvqHkI8DwCLcBGAs/s1600/Sejarah-Pulau-Nusakambangan.jpg" /></a></div>
<br />
Tidak hanya hingga disitu, naga itu kian mendekat kearah sang prabu. Dengan tergesa-gesa sang prabu melepaskan anak panahnya ke arah naga. Anak panah melesat sempurna di ulu hati naga. Naga itu pun menghilang dan ombak serta gemuruh angin berhenti seketika. Tak lama kemudian muncullah seorang wanita yang sangat elok rupawan. Wanita berjulukan Dewi Wasowati. Wanita itu mendekati sang prabu guna berterima kasih kepada sang prabu dikarenakan telah memanahnya. Itu artinya sang prabu telah membantunya untuk mampu kembali ke wujud aslinya yaitu dari seekor naga yang angker menjadi insan seutuhnya. Sebagai ucapan terima kasih, wanita itu memperlihatkan setangkai kembang Wijaya Kusuma. Konon, siapa saja yang dapat memiliki bunga gaib ini, maka ia akan menurunkan raja- raja besar di Tanah Jawa. Maka, kawasan itu dinamakan Nusakembangan atau biasa disebut Nusakambangan yang artinya Pulau yang banyak ditumbuhi bunga.<br />
<br />
Setelah mendapatkan bunga itu, sang prabu pulang dengan menaiki perahu. Namun sang prabu merasa sangat kecewa alasannya yaitu bunga itu jatuh di laut. Setelah hingga di kerajaan, sang prabu mendapat gosip bahwa di pulau karang erat Nusakambangan tumbuh bunga yang aneh dan ajaib. Ternyata bunga Wijaya Kusuma yang ia jatuhkan terdampar dan tumbuh di atas pulau karang itu. Sampai ketika ini eksistensi bunga Wijaya Kusuma masih dilestarikan di pulau Nusakambangan. Di pulau Nusakambangan juga ditumbuhi banyak bunga- bunga liar yang tidak kalah indah denga bunga Wijaya Kusuma.<br />
<div style="text-align: right;">
<i>Sumber : http://indoreformasi.blogspot.com/</i></div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4860842446296067972.post-43121413497946558582018-06-01T21:04:00.002-07:002018-06-01T21:04:30.415-07:00Sejarah Pulau BaliPulau Bali dan Jawa yang kini dipisahkan oleh Selat Bali / Segara Rupek. Yang konon dulunya Pulau Bali dan Jawa menjadi satu kepulauan. Apakah itu mungkin? mungkin kalian akan berfikir itu adalah sesuatu yang mustahil. Kita akan membahasnya mulai dari cerita yang turunkan dari kakek nenek leluhur.<br />
<br />
Mulai dari kisah Resi Markandeya yang membawa rombongan sebanyak 4000 pengikut untuk membangun Pura Besakih. Dalam kisah itu diceritakan bahwa mereka menuju Bali tanpa menyeberangi sebuat Selat Bali menggunakan perahu karena pada saat itu pulau bali dan jawa masih menjadi satu. Kemudian terdapat sebuah kisah dalam sejarah Nusantara ini, bagaiamana Pulau Bali dan Jawa akhirnya terbelah dipisahkan oleh Selat Bali.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://3.bp.blogspot.com/-ipKXrzEaWOw/WxIXOG8tQxI/AAAAAAAAA5U/FjYhpDpaxlgjvafAcM_q6Vhz6DhA9gkpgCLcBGAs/s1600/Sejarah-Pulau-Bali.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="518" data-original-width="632" height="262" src="https://3.bp.blogspot.com/-ipKXrzEaWOw/WxIXOG8tQxI/AAAAAAAAA5U/FjYhpDpaxlgjvafAcM_q6Vhz6DhA9gkpgCLcBGAs/s320/Sejarah-Pulau-Bali.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
<br />
Menurut uraian sebuah kitab bernama “Usana Bali” , bahwa putusnya pulau Jawa dengan pulau Bali, adalah disebabkan kesaktian seorang Pendita bernama Mpu Sidhimantra. Pendita itu bertempat tinggal; di Jawa Timur, kersahabat karib dengan seekor ular besar yang bernama “NAGA BASUKIH “ Naga itu berliang didesa Besakih yang terletak dikaki Gunung Agung, merupakan sebuah goa besar yang dianggap suci. Karena persahabatan itu Mpu Sidhimantra setiap bulan purnama selalu datang ke Besakih bertemu Naga Basukih dengan membawa madu, susu dan mentega, untuk sahabatnya itu. Mpu Sidhimantra mempunyai anak bernama Ida Manik Angkeran, anaknya tersebut sangatlah suka berjudi meski sudah dilarang oleh ayahnya. Ida Manik Angkeran akhirnya pun sering mengalami kekalahan saat berjudi.<br />
<br />
Pada saat bulan purnama kembali tiba Mpu Sidhimantra mengalami jatuh sakit. Sehingga secara diam-diam Ida Manik Angkeran tanpa ijin orang tuanya pergi ke Bali menemui Naga Basukih. Sampai disana ia lalu duduk bersila sambil membunyikan “bajra” yang dibawanya itu sehingga Naga Basukih keluar dari liangnya. Atas pertanyaan ular besar itu, Ida Manik Angkeran lalu menerangkan, bahwa ayahnya masih sakit, oleh karena itu ia menjadi wakilnya membawa madu, susu dan mentega, yang biasa dihidangkan oleh ayahnya setiap bulan. Naga Basukih dengan senang hati menerima pemberian dari Ida Manik Angkeran. Kemudian Naga Basukih bertanya kepada Ida Manik Angkeran , apakah yang diinginkan untuk bekal dalam perjalanan pulang. Ida Manik Angkeran tidak meminta apapun hanya meminta silahkan Naga Basukih kembali masuk kedalam Goa terlebih dahulu.<br />
<br />
Ketika itulah Ida Manik Angkeran melihat sebuah permata yang indah berada di ekor Naga Basukih. Dia pun berpikir permata itu akan cukup digunakan untuk bisa berjudi seumur hidupnya. Akhirnya Ida Manik Angkeran nekat memotong ekor dari Naga Basukih dan mengambil permatanya kemudian lari. Akan tetapi akhirnya Ida Manik Angkeran mati karena hangus terbakar di dihutan “Camara Geseng” karena jejak kakinya dapat dijilat oleh kemarahan Naga Basukih.<br />
<br />
Mpu Sidhimantra yang khawatir anaknya berhari-hari tidak pulang tanpa ada kabar. Akhirnya pun pergi mencarinya. Naga Basukih pun bercerita kepada Mpu Sidhimantra tentang apa yang sudah terjadi pada anaknya. Naga Basukih pun mengatakan bahwa anaknya bisa hidup kembali akan tetapi harus mengabdi di Pura Besakih sebagai abdi pura “pemangku” dan tinggal selamanya di Bali. Mpu Sidhimantra pun menyetujuinya dan anakanya kembali hidup.<br />
<br />
Mpu Sidhimantra kembali ke Jawa untuk mencegah suatu waktu Ida Manik Angkeran kabur kembali ke Jawa lalu digoreskanlah tongkatnya, sehingga daratan pulau Bali dengan pulau Jawa menjadi putus karenanya. Demikianlah ceriteranya, asal mulanya ada Selat Bali yang disebut “SEGARA RUPEK”
<br />
Kisah tadi merupakan sebuah penjelesan terpisahnya Pulau Bali dan Jawa, meski termasuk sebuah kisah takhayul ataupun dongeng akan tetapi kenyataannya adalah Keturunan Ida Manik Angkeran itu disebut “Ngurah Sidemen” ternyata sampai kini berkewajiban menjadi “Pemangku” di Pura Besakih.<br />
<br />
Sedangkan penjelasan secara ilmiah menyebutkan bahwa pada zaman dahulu sebagian besar kepulauan Indonesia belum ada, masih bersatu dengan benua Asia, maka pada suatu ketika yaitu pada achir zaman es, konon katanya gunung-gunung es yang terdapat dikutub Utara dan dikutub Selatan menjadi cair, sehingga permukaan laut naik dan merendam daerah-daerah yang rendah. Oleh karena itu terjadilah lautan Tiongkok Selatan, laut Jawa, dan Selat Malaka. Kemungkinan ketika itulah terjadinya Selat Bali itu, lantaran dataran disana rendah, turut terendam air laut yang sedang pasang itu. Jika memang demikian halnya, sudah tentu putusnya Pulau Bali dengan Pulau Jawa itu terjadi beberapa ratus abad sebelum tahun Masehi.<br />
<br />
Demikianlah kisah-kisah dan penjelasan yang dapat dikaitkan tentang Sejarah Pulau Bali dan Jawa Yang Dulu Menjadi Satu.<br />
<br />
<div style="text-align: right;">
Sumber : <i>http://inputbali.com/</i></div>
Mbak Ernahttp://www.blogger.com/profile/17613812333955211025noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-4860842446296067972.post-63606192496066943742018-06-01T20:51:00.004-07:002018-11-01T00:45:21.089-07:00Sejarah Kabupaten Cianjur Jawa BaratKabupaten Cianjur adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Ibukotanya terletak di kecamatan Cianjur. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Bogor Kabupaten Karawang dan Kabupaten Purwakarta di Utara , Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, dan Kabupaten Garut di timur, Samudra Hindia di selatan, serta Kabupaten Sukabumi di barat. (Sumber : <i>https://id.wikipedia.org/</i>)<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://2.bp.blogspot.com/-Wcop1TvpdEk/WxIT2vyyMpI/AAAAAAAAA5I/pDs6GiTlH3cHn18vhhFBNHpdd-qoJBkrwCLcBGAs/s1600/Lambang-Kabupaten-Cianjur-Jawa-Barat.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="323" data-original-width="300" height="320" src="https://2.bp.blogspot.com/-Wcop1TvpdEk/WxIT2vyyMpI/AAAAAAAAA5I/pDs6GiTlH3cHn18vhhFBNHpdd-qoJBkrwCLcBGAs/s320/Lambang-Kabupaten-Cianjur-Jawa-Barat.jpg" width="297" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
Lambang Kabupaten Cianjur Jawa Barat</div>
<div style="text-align: center;">
Sumber : <i>https://cianjurkab.go.id/</i></div>
<br />
SEJARAH<br />
<br />
Tiga abad silam merupakan saat bersejarah bagi Cianjur. Karena berdasarkan sumber - sumber tertulis , sejak tahun 1614 daerah Gunung Gede dan Gunung Pangrango ada di bawah Kesultanan Mataram. Tersebutlah sekitar tanggal 12 Juli 1677, Raden Wiratanu putra R.A. Wangsa Goparana Dalem Sagara Herang mengemban tugas untuk mempertahankan daerah Cimapag dari kekuasaan kolonial Belanda yang mulai menanamkan kuku-kunya di tanah nusantara.Upaya Wiratanu untuk mempertahankan daerah ini juga erat kaitannya dengan desakan Belanda / VOC saat itu yang ingin mencoba menjalin kerjasama dengan Sultan Mataram Amangkurat I.<br />
<br />
Namun sikap patriotik Amangkurat I yang tidak mau bekerjasama dengan Belanda / VOC mengakibatkan ia harus rela meninggalkan keraton tanggal 12 Juli 1677. Kejadian ini memberi arti bahwa setelah itu Mataram terlepas dari wilayah kekuasaannya.<br />
<br />
Pada pertengahan abad ke 17 ada perpindahan rakyat dari Sagara Herang yang mencari tempat baru di pinggir sungai untuk bertani dan bermukim. Babakan atau kampoung mereka dinamakan menurut menurut nama sungai dimana pemukiman itu berada. Seiring dengan itu Raden Djajasasana putra Aria Wangsa Goparana dari Talaga keturunan Sunan Talaga, terpaksa meninggalkan Talaga karena masuk Agama Islam, sedangkan para Sunan Talaga waktu itu masih kuat memeluk agama Hindu.<br />
<br />
Sebagaimana daerah beriklim tropis, maka di wilayah Cianjur utara tumbuh subur tanaman sayuran, teh dan tanaman hias. Di wilayah Cianjur Tengah tumbuh dengan baik tanaman padi, kelapa dan buah-buahan. Sedangkan di wilayah Cianjur Selatan tumbuh tanaman palawija, perkebunan teh, karet, aren, cokelat, kelapa serta tanaman buah-buahan. Potensi lain di wilayah Cianjur Selatan antara lain obyek wisata pantai yang masih alami dan menantang investasi.<br />
<br />
Aria Wangsa Goparana kemudian mendirikan Nagari Sagara Herang dan menyebarkan Agama Islam ke daerah sekitarnya. Sementara itu Cikundul yang sebelumnya hanyalah merupakan sub nagari menjadi Ibu Nagari tempat pemukiman rakyat Djajasasana. Beberapa tahun sebelum tahun 1680 sub nagari tempat Raden Djajasasana disebut Cianjur (Tsitsanjoer-Tjiandjoer).<br />
<br />
Dalem / Bupati Cianjur dari masa ke masa<br />
<br />
1. R.A. Wira Tanu I (1677-1691)<br />
2. R.A. Wira Tanu II (1691-1707)<br />
3. R.A. Wira Tanu III (1707-1727)<br />
4. R.A. Wira Tanu Datar IV (1927-1761)<br />
5. R.A. Wira Tanu Datar V (1761-1776)<br />
6. R.A. Wira Tanu Datar VI (1776-1813)<br />
7. R.A.A. Prawiradiredja I (1813-1833)<br />
8. R. Tumenggung Wiranagara (1833-1834)<br />
9. R.A.A. Kusumahningrat (Dalem Pancaniti) (1834-1862)<br />
10. R.A.A. Prawiradiredja II (1862-1910)<br />
11. R. Demang Nata Kusumah (1910-1912)<br />
12. R.A.A. Wiaratanatakusumah (1912-1920)<br />
13. R.A.A. Suriadiningrat (1920-1932)<br />
14. R. Sunarya (1932-1934)<br />
15. R.A.A. Suria Nata Atmadja (1934-1943)<br />
16. R. Adiwikarta (1943-1945)<br />
17. R. Yasin Partadiredja (1945-1945)<br />
18. R. Iyok Mohamad Sirodj (1945-1946)<br />
19. R. Abas Wilagasomantri (1946-1948)<br />
20. R. Ateng Sanusi Natawiyoga (1948-1950)<br />
21. R. Ahmad Suriadikusumah (1950-1952)<br />
22. R. Akhyad Penna (1952-1956)<br />
23. R. Holland Sukmadiningrat (1956-1957)<br />
24. R. Muryani Nataatmadja (1957-1959)<br />
25. R. Asep Adung Purawidjaja (1959-1966)<br />
26. Letkol R. Rakhmat (1966-1966)<br />
27. Letkol Sarmada (1966-1969)<br />
28. R. Gadjali Gandawidura (1969-1970)<br />
29. Drs. H. Ahmad Endang (1970-1978)<br />
30. Ir. H. Adjat Sudrajat Sudirahdja (1978-1983)<br />
31. Ir. H. Arifin Yoesoef (1983-1988)<br />
32. Drs. H. Eddi Soekardi (1988-1996)<br />
33. Drs. H. Harkat Handiamihardja (1996-2001)<br />
34. Ir. H. Wasidi Swastomo, Msi (2001-2006)<br />
35. Drs. H. Tjetjep Muchtar Soleh, MM (2006-2011)<br />
36. Drs. H. Tjetjep Muchtar Soleh, MM (2011-2016)<br />
<br />
Wakil Bupati Cianjur dari masa ke masa<br />
1. Drs. H.A. Zaenal Asyikin (1996 - 2001)<br />
2. H. Dadang Rachmat, S.E., M.Si (2001 - 2006)<br />
3. DR. H. Dadang Sufianto, Drs, M.M (2006 - 2011)<br />
4. Dr. H. Suranto. M.M (2011 - 2016)<br />
<br />
<div style="text-align: right;">
Sumber : <i>http://jabarprov.go.id/</i></div>
<div style="text-align: right;">
<i>https://cianjurkab.go.id/</i></div>
<br />
<br />
Cerita Rakyat<br />
<br />
Pada masa-masa terakhir kekuasaan Mataram, di Wilayah Priangan Barat lahir sebuah Wilayah Politik baru yang bernama Padaleman Cianjur dengan pusat pemerintahan di Cikundul. Sepeningal Dalem Pertama Aria Wira Tanu atau pada masa pemerintahan Aria Wira Tanu II, Cianjur menjadi sebuah Kabupaten. Hal ini ditandai dengan adanya pengakuan VOC terhadap keberadaan Aria Wira Tanu II sebagai Regent (Bupati) Cianjur pada tahun 1691. Aria Wira Tanu II menjadi Bupati Cianjur sampai tahun 1707. Aria Wiratanu II juga dapat dikatakan sebagai Bupati Cianjur pertama yang mendapat pengakuan VOC.<br />
<br />
Pada awal berdirinya Ibukota Kabupaten Cianjur berada di Pamoyanan dan berlangsung relatif singkat. Pada masa pemerintahan Aria Wira Tanu III yang menjabat sebagai Bupati Cianjur dari tahun 1707-1726, Ibukota Kabupaten Cianjur pindah ke kampung Cianjur. Melalui tangan Aria Wira Tanu III inilah, Kampung Cianjur mengalami penataan sampai berhasil dikembangkan menjadi sebuah nagri yang layak menyandang sebutan Ibukota Kabupaten. <br />
<br />
Atas perannya ini Aria Wira Tanu III dikenal sebagai pendiri Kabupaten Cianjur. Keberhasilan lainnya adalah menjadikan Cianjur sebagai sentra produsen kopi di Wilayah Priangan. Atas keberhasilannya ini juga, VOC memberi hadiah dalam bentuk Wilayah Politik kepada Bupati Cianjur ini. Hal ini terjadi untuk pertama kalinya pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal Van Swoll, yang memerintah antara tahun 1713 sampai 1718. Daerah yang diberikan Van Swoll kepada Bupati Cianjur adalah Distrik Jampang yang terletak dibagian Timur Cianjur Selatan. <br />
<br />
Saat itu Distrik Jampang diperkirakan telah dihuni oleh 300 Kepala Keluarga (huisgezinen). Pada masa Aria Wira Tanu IV memerintah antara tahun 1727–1761, Cianjur mengalami perluasan kembali dengan masuknya Wilayah Cibalagung serta Cikalong kedalam Wilayah Cianjur. Setelah kedatangan Daendels, Cianjur setidaknya mengalami tiga kali penataan wilayah. <br />
<br />
Selain berupa penataan wilayah, pengaruh kehadiran Daendels di Cianjur juga dirasakan dalam bentuk pembangunan infrastruktur seperti halnya jalan raya. Pada tahun 1808, dibangun sebuah Jalan Raya Pos (Grote Postweg) yang menghubungkan ujung Barat dan ujung Timur Pulau Jawa. Dengan masuknya Cianjur sebagai wilayah yang dilalui Jalan Raya Pos ini, maka untuk Jawa bagian Barat, pembangunan jalan ini antara lain melalui Batavia-Buitenzorg-Puncak-Cianjur-Bandung-Sumedang. Disamping jalan dibangun pula jembatan, salah satu diantaranya adalah jembatan yang melintasi Sungai Cisokan. Beralihnya kekuasaan dari pemerintah Kolonial Belanda kepada Inggris pada Tahun 1811, dalam waktu relatif singkat kembali membawa pengaruh terhadap keberadaan Wilayah Cianjur. <br />
<br />
Munculnya Cianjur sebagai sebuah Wilayah Politik memiliki keterkaitan erat dengan terjadinya perpindahan kesatuan masyarakat atau cacah keturunan Aria Wangsa Goparana dari daerah Sagaraherang ke wilayah-wilayah di sepanjang aliran sungai yang ada di Cianjur seperti Cibalagung, Cirata dan Sungai Cijagang atau Cikundul. <br />
<br />
Sebagaimana penduduk Priangan lainnya, penduduk Cianjur memiliki latar belakang Etnis Sunda. Pada umumnya masyarakat Sunda memiliki mata pencaharian utama bertani. Ada tiga tanaman yang berpengaruh terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat Cianjur, yaitu kapas, tarum dan kopi.<br />
<br />
Sejak dasawarsa pertama abad ke-19, Cianjur sudah tidak hanya didiami penduduk pribumi semata tetapi juga sudah didiami penduduk golongan lain. Khususnya golongan Eropa dan Cina yang secara tidak langsung memperlihatkan posisi penting di Cianjur secara ekonomis. <br />
<br />
Disamping Padaleman Cikundul, saat itu di Cianjur dikenal beberapa padaleman lain, seperti Padaleman Cipamingkis, Cimapag, Cikalong, Cibalagung dan Cihea. Yaitu pada saat Cianjur dipimpin oleh Raden Aria Wira Tanu Datar IV yang terkenal sebagai Bupati yang taat dalam menjalankan agama. Bupati ini juga memiliki perhatian besar terhadap perkembangan seni budaya, khususnya seni bela diri Pencak Silat. <br />
<br />
<div style="text-align: right;">
Sumber : <i>http://cianjur-bersemi.blogspot.com/</i></div>
Mbak Ernahttp://www.blogger.com/profile/17613812333955211025noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4860842446296067972.post-55195723546118985012018-06-01T19:49:00.000-07:002018-11-01T00:45:36.061-07:00Sejarah Kabupaten Sukabumi Jawa BaratKabupaten Sukabumi adalah sebuah kabupaten di Tatar Pasundan, Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Ibukotanya adalah Kota Palabuhanratu. Kabupaten Sukabumi merupakan kabupaten terluas kedua di Pulau Jawa setelah Kabupaten Banyuwangi di Provinsi Jawa Timur. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Bogor di utara, Kabupaten Cianjur di timur, Samudra Hindia di selatan, serta Kabupaten Lebak di barat. (Sumber :<i> https://id.wikipedia.org/</i>)<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://3.bp.blogspot.com/-_ARp5tiBMSk/WxIEwJegIAI/AAAAAAAAA48/o7vJ8oH3FgMAApewQJgQ9xuFUb8usHKEQCLcBGAs/s1600/Lambang-Kabupaten-Sukabumi-Jawa-Barat.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="387" data-original-width="300" height="320" src="https://3.bp.blogspot.com/-_ARp5tiBMSk/WxIEwJegIAI/AAAAAAAAA48/o7vJ8oH3FgMAApewQJgQ9xuFUb8usHKEQCLcBGAs/s320/Lambang-Kabupaten-Sukabumi-Jawa-Barat.jpg" width="248" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
Lambang Kabupaten Sukabumi Jawa Barat</div>
<div style="text-align: center;">
Sumber : <i>https://sukabumikab.go.id/</i></div>
<br />
Sejarah Kabupaten Sukabumi<br />
<br />
Ada yang mengatakan bahwa nama Sukabumi berasal dari bahasa Sunda, yaitu Suka-Bumen, yang bermakna bahwa pada kawasan yang memiliki udara sejuk dan nyaman ini membuat orang-orang suka bumen-bumen atau menetap.[2] Penjelasan yang lebih masuk akal adalah bahwa nama "Sukabumi" berasal dari bahasa Sansekerta suka, "kesenangan, kebahagiaan, kesukaan" dan bhumi, "bumi". Jadi "Sukabumi" artinya "bumi kesukaan".<br />
<br />
Sebelum berstatus kota, Sukabumi hanyalah dusun kecil bernama "Goenoeng Parang" (sekarang Kelurahan Gunungparang) lalu berkembang menjadi beberapa desa seperti Cikole atau Parungseah. Lalu pada 1 April 1914, pemerintah Hindia Belanda menjadikan kota Sukabumi sebagai Burgerlijk Bestuur dengan status Gemeente (Kotapraja) dengan alasan bahwa di kota ini banyak berdiam orang-orang Belanda dan Eropa pemilik perkebunan-perkebunan yang berada di daerah Kabupaten Sukabumi bagian selatan yang harus mendapatkan pengurusan dan pelayanan yang istimewa.<br />
<br />
Selanjutnya pada 1 Mei 1926, Mr. G.F. Rambonnet diangkat menjadi Burgemeester. Pada masa inilah dibangun Stasiun Kereta Api, Mesjid Agung, gereja Kristen; Pantekosta; Katholik; Bethel; HKBP; Pasundan, pembangkit listrik Ubrug; centrale (Gardu Induk) Cipoho, Sekolah Polisi Gubermen yang berdekatan dengan lembaga pendidikan Islam tradisionil Gunung Puyuh.<br />
<br />
Nama Soekaboemi sebenarnya telah ada sebelum hari jadi Kota Sukabumi yaitu 13 Januari 1815. Kota yang saat ini berluas 52,46 Km² ini mendapatkan namanya dari seorang ahli bedah bernama Dr. Andries de Wilde menamakan Soekaboemi. Perlu diketahu Andris de Wilde ini juga adalah seorang Preanger Planter (kopi dan teh) yg bermukim di Bandoeng, dimana eks rumah tinggal dan gudang kopinya sekarang dijadikan Kantor Pemkot Bandung.<br />
<br />
Awalnya ia mengirim surat kepada kawannnya Pieter Englhard mengajukan permohonan kepada pemerintah untuk mengganti nama Cikole (berdasar nama sungai yg membelah kota Sukabumi) dengan nama Soekaboemi 13 Januari 1815. Sejak itulah Cikole resmi menjadi Soekaboemi. Namun, bukan berarti hari jadi Kota Sukabumi jatuh pada tanggal tersebut. Ceritanya memang tidak singkat, bermula dari komoditas kopi yang banyak dibutuhkan VOC, Van Rie Beek dan Zwadecroon berusaha mengembangkan lebih luas tanaman kopi di sekitar Bogor, Cianjur, dan Sukabumi. Tahun 1709 Gubernur Van Riebek mengadakan inspeksi ke kebun kopi di Cibalagung (Bogor), Cianjur, Jogjogan, Pondok Kopo, dan Gunung Guruh Sukabumi. Inilah salah satu alasan dibangunnya jalur lintasan kereta-api yg menghubungkan Soekaboemi dengan Buitenzorg dan Batavia di bagian barat dan Tjiandjoer (ibukota Priangan) dan Bandoeng di timur. Saat itu, de Wilde adalah pembantu pribadi Gubernur Jenderal Daendels dan dikenal sebagai tuan tanah di Jasinga Bogor.<br />
<br />
Pada 25 Januari 1813, ia membeli tanah di Sukabumi yang luasnya lima per duabelas bagian di seluruh tanah yang ada di Sukabumi seharga 58 ribu ringgit Spanyol. Tanah tersebut berbatasan dengan Lereng Gunung Gede Pangrango di sebelah utara, Sungai Cimandiri di bagian selatan, lalu di arah barat berbatasan langsung dengan Keresidenan Jakarta dan Banten dan di sebelah Timur dengan Sungai Cikupa. Pada tanggal yang sama 354 tahun yang lalu, Belanda bangga memenangkan perang melawan Spanyol.Setelah Mr. G.F. Rambonnet memerintah ada tiga “Burgemeester” sebagai penggantinya yaitu Mr. W.M. Ouwekerk, Mr. A.L.A. van Unen dan Mr. W.J.Ph. van Waning.<br />
<br />
<div style="text-align: right;">
Sumber : <i>https://sukabumikab.go.id/</i></div>
Mbak Ernahttp://www.blogger.com/profile/17613812333955211025noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4860842446296067972.post-41542959948851703072018-06-01T19:29:00.000-07:002018-06-01T19:29:17.072-07:00Sejarah Kabupaten Bogor Jawa BaratKabupaten Bogor adalah sebuah kabupaten di provinsi Jawa Barat, Indonesia. Pusat pemerintahannya adalah Kecamatan Cibinong. Kabupaten Bogor berbatasan dengan Kabupaten Tangerang dan Kota Tangerang Selatan (Banten), Kota Depok, Kota Bekasi, dan Kabupaten Bekasi di utara; Kabupaten Karawang di timur, Kabupaten Cianjur di tenggara, Kabupaten Sukabumi di selatan, serta Kabupaten Lebak (Banten) di barat. Kabupaten Bogor terdiri atas 40 kecamatan, yang dibagi atas sejumlah desa dan kelurahan. Pusat pemerintahan Kabupaten Bogor terletak di Kecamatan Cibinong, yang berada di sebelah utara Kota Bogor. (Sumber : https://id.wikipedia.org/)<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://2.bp.blogspot.com/-NdF2rpg9F8U/WxIAjjWC9wI/AAAAAAAAA4o/sEZysiGKMuwy92g3IWasXBoK0JMuTi2ZQCLcBGAs/s1600/Lambang-Kabupaten-Bogor-Jawa-Barat.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="367" data-original-width="300" height="320" src="https://2.bp.blogspot.com/-NdF2rpg9F8U/WxIAjjWC9wI/AAAAAAAAA4o/sEZysiGKMuwy92g3IWasXBoK0JMuTi2ZQCLcBGAs/s320/Lambang-Kabupaten-Bogor-Jawa-Barat.jpg" width="261" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
Lambang Kabupaten Bogor Jawa Barat</div>
<div style="text-align: center;">
Sumber : <i>http://bogorkab.go.id/</i></div>
<br />
Sejarah Kabupaten Bogor <br />
<br />
Dari sisi sejarah, Kabupaten Bogor merupakan salah satu wilayah yang menjadi pusat kerajaan tertua di Indonesia. Catatan Dinasti Sung di Cina dan prasasti yang ditemukan di Tempuran sungai Ciaruteun dengan sungai Cisadane, memperlihatkan bahwa setidaknya pada paruh awal abad ke 5 M di wilayah ini telah ada sebuah bentuk pemerintahan. Sejarah lama Dinasti Sung mencatat tahun 430, 433, 434, 437, dan 452 Kerajaan Holotan mengirimkan utusannya ke Cina. Sejarawan Prof. Dr Slamet Muljana dalam bukunya Dari Holotan ke Jayakarta menyimpulkan Holotan adalah transliterasi Cina dari kata Aruteun, dan kerajaan Aruteun adalah salah satu kerajaan Hindu tertua di Pulau Jawa. Prasasti Ciaruteun merupakan bukti sejarah perpindahan kekuasaan dari kerajaan Aruteun ke kerajaan Tarumanagara dibawah Raja Purnawarman, sekitar paruh akhir sabad ke-5.<br />
<br />
Prasasti-prasasti lainnya peninggalan Purnawarman adalah prasasti Kebon Kopi di Kecamatan Cibungbulang, Prasasti Jambu di Bukit Koleangkak (Pasir Gintung, Kecamatan Leuwiliang), dan prasasti Lebak (di tengah sungai Cidanghiyang, Propinsi Banten). Pada abad ke 6 dan ke 7 Kerajaan Tarumanagara merupakan penguasa tunggal di wilayah Jawa Barat. Setelah Tarumanagara, pada abad-abad selanjutnya kerajaan terkenal yang pernah muncul di Tanah Pasundan (Jawa Barat) adalah Sunda, Pajajaran, Galuh, dan Kawali. Semuanya tak terlepas dari keberadaan wilayah Bogor dan sekitarnya. Sejarah awal mula berdirinya Kabupaten Bogor, ditetapkan tanggal 3 Juni yang diilhami dari tanggal pelantikan Raja Pajajaran yang terkenal yaitu Sri Baduga Maharaja yang dilaksanakan pada tanggal 3 Juni 1482 selama sembilan hari yang disebut dengan upacara “Kedabhakti”.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://1.bp.blogspot.com/-wcHDVkVNOaI/WxIAn7HXIpI/AAAAAAAAA4s/jIFzmoWXsfkezLIaxHJpKv6nRfmZka_fgCLcBGAs/s1600/Kantor-Kabupaten-Bogor-Jawa-Barat.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="257" data-original-width="400" height="205" src="https://1.bp.blogspot.com/-wcHDVkVNOaI/WxIAn7HXIpI/AAAAAAAAA4s/jIFzmoWXsfkezLIaxHJpKv6nRfmZka_fgCLcBGAs/s320/Kantor-Kabupaten-Bogor-Jawa-Barat.jpg" width="320" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
Kantor Kabupaten Bogor Jawa Barat</div>
<div style="text-align: center;">
Sumber : <i>http://bogorkab.go.id/</i></div>
<br />
Nama Bogor menurut berbagai pendapat bahwa kata Bogor berasal dari kata “Buitenzorg” nama resmi dari Penjajah Belanda. Pendapat lain berasal dari kata “Bahai” yang berarti Sapi, yang kebetulan ada patung sapi di Kebun Raya Bogor. Sedangkan pendapat ketiga menyebutkan Bogor berasal dari kata “Bokor” yang berarti tunggul pohon enau (kawung). Dalam versi lain menyebutkan nama Bogor telah tampil dalam sebuah dokumen tanggal 7 April 1952, tertulis “Hoofd Van de Negorij Bogor” yang berarti kurang lebih Kepala Kampung Bogor, yang menurut informasi kemudian bahwa Kampung Bogor itu terletak di dalam lokasi Kebun Raya Bogor yang mulai dibangun pada tahun 1817. Asal mula adanya masyarakat Kabupaten Bogor, cikal bakalnya adalah dari penggabungan sembilan Kelompok Pemukiman oleh Gubernur Jendral Baron Van Inhof pada tahun 1745, sehingga menjadi kesatuan masyarakat yang berkembang menjadi besar di waktu kemudian. Kesatuan masyarakat itulah yang menjadi inti masyarakat Kabupaten Bogor.<br />
<br />
Pusat Pemerintahan Bogor semula masih berada di wilayah Kota Bogor yaitu tepatnya di Panaragan, kemudian berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1982, Ibu Kota Kabupaten Bogor dipindahkan dan ditetapkan di Cibinong. Sejak tahun 1990 pusat kegiatan pemerintahan menempati Kantor Pemerintahan di Cibinong.<br />
<br />
<div style="text-align: right;">
Sumber : <i>http://bogorkab.go.id/</i></div>
Mbak Ernahttp://www.blogger.com/profile/17613812333955211025noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4860842446296067972.post-73970594567882158232018-05-29T06:44:00.000-07:002018-05-29T06:44:33.203-07:00Sejarah Kabupaten Administrasi Kepulauan SeribuKabupaten Administrasi Kepulauan Seribu adalah sebuah kabupaten administrasi di Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Indonesia. Wilayahnya meliputi gugusan kepulauan di Teluk Jakarta.<br />
<br />
Bupatinya saat ini adalah Drs. Irmansyah, M.Sc. Sebelum menjadi kabupaten, wilayah Kepulauan Seribu merupakan salah satu kecamatan di Kota Administrasi Jakarta Utara.<br />
<br />
Pusat pemerintahan kabupaten ini terletak di Pulau Pramuka yang mulai difungsikan sebagai pusat pemerintahan kabupaten sejak tahun 2003. Terdapat dua Kecamatan di Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu yakni Kecamatan Kepulauan Seribu Selatan dan Kecamatan Kepulauan Seribu Utara.<br />
<br />
Kecamatan Kepulauan Seribu Selatan membawahi tiga kelurahan yaitu Kelurahan Pulau Tidung, Kelurahan Pulau Pari, dan Kelurahan Pulau Untung Jawa. Kecamatan Kepulauan Seribu Utara membawahi tiga kelurahan juga yaitu Kelurahan Pulau Kelapa, Kelurahan Pulau Harapan, dan Kelurahan Pulau Panggang.<br />
<br />
Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu mempunyai jumlah penduduk sebanyak lebih kurang 27.041 jiwa (2016) yang tersebar di sebelas pulau-pulau kecil berpenghuni. Kesebelas pulau tersebut di antaranya Pulau Untung Jawa, Pulau Pari, Pulau Lancang, Pulau Tidung Besar, Pulau Tidung Kecil, Pulau Pramuka, Pulau Panggang, Pulau Harapan, Pulau Kelapa, Pulau Kelapa Dua, dan Pulau Sebira. Selain pulau-pulau berpenghuni, terdapat pula beberapa pulau yang dijadikan sebagai pulau wisata, seperti Pulau Bidadari, Pulau Onrust, Pulau Kotok Besar, Pulau Puteri, Pulau Matahari, Pulau Sepa, dan sebagainya.<br />
<br />
Di wilayah kabupaten ini terdapat pula sebuah zona konservasi berupa taman nasional laut bernama Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu (TNKS). Sebagai daerah yang sebagian besar wilayahnya merupakan perairan dan di dalamnya juga terdapat zona konservasi, maka tidaklah mengherankan bilamana pengembangan wilayah kabupaten ini lebih ditekankan pada pengembangan budidaya laut dan pariwisata. Dua sektor ini diharapkan menjadi prime-mover pembangunan masyarakat dan wilayah Kabupaten Administratif Kepulauan Seribu. (Sumber : <i>https://id.wikipedia.org/</i>)<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://2.bp.blogspot.com/-Hp_vE47_xR0/Ww1XgO1RHAI/AAAAAAAAA4U/9gsONKf5u2oOgJL7jbZXRMvVbAFP8MB4wCLcBGAs/s1600/Lambang-Kabupaten-Administrasi-Kepulauan-Seribu.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="256" data-original-width="300" src="https://2.bp.blogspot.com/-Hp_vE47_xR0/Ww1XgO1RHAI/AAAAAAAAA4U/9gsONKf5u2oOgJL7jbZXRMvVbAFP8MB4wCLcBGAs/s1600/Lambang-Kabupaten-Administrasi-Kepulauan-Seribu.jpg" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
Lambang Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu</div>
<div style="text-align: center;">
Sumber : <i>http://pulauseribu.jakarta.go.id/</i></div>
<br />
Kepulauan Seribu yang terletak di Laut Jawa dan Teluk Jakarta merupakan wilayah dengan karakteristik dan potensi alam yang berbeda dengan wilayah DKI Jakarta lainnya, sebab wilayah ini pada dasarnya merupakan gugusan pulau-pulau terumbu karang yang terbentuk dan dibentuk oleh biota koral dan biota asosiasinya (algae, malusho, foraminifera dan lain-lain) dengan bantuan proses dinamika alam. Sesuai dengan karakteristik tersebut dan kebijaksanaan pembangunan DKI Jakarta, maka pengembangan wilayah Kepulauan Seribu diarahkan terutama untuk :<br />
<br />
<ul>
<li>Meningkatkan kegiatan pariwisata.</li>
<li>Meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat nelayan melalui peningkatan budidaya laut.</li>
<li>Pemanfaatan sumber daya perikanan dengan konvervasi ekosistem terumbu karang dan mangrove.</li>
</ul>
<br />
Pembagian Wilayah Pengembangan (WP) dimana Kepulauan Seribu termasuk salah satu WP, diatur dalam Perda No. 6 tahun 1999 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) DKI Jakarta. Pembagian WP didasarkan pada karakteristik fisik dan perkembangan masing-masing wilayah dengan rincian sebagai berikut:<br />
<br />
<ul>
<li>Wilayah Pengembangan Utara, yang teridiri dari WP Kepulauan Seribu(WP-KS) dan WP Pantai Utara.</li>
<li>Wilayah Pengembangan Tengah, yang terdiri dari WP Tengah Pusat, WP tengah Barat dan WP Tengah Timur.</li>
<li>Wilayah Pengembbangan Selatan, terdiri dari WP Selatan Utara an WP Selatan Selatan.</li>
</ul>
<br />
Seperti telah disebutkan bahwa salah satu arahan pengembangan wilayah Kepulauan Seribu adalah peningkatan kegiatan pariwisata. Namun bagi pemerintah daerah dan masyarakat setempat kegiatan pariwisata belum memberi kontribusi yang berarti. Ekploitas perairan laut seperti perikanan, pertambangan dan transportasi laut bahkan menimbulkan dampak lingkungan yang merusak. Misalnya penangkapan ikan menggunakan bahan beracun atau bahan peledak merusak lingkungan perairan dan terumbu karang. Minimnya sarana transportasi dan telekomunikasi membuat Kepulauan Seribu “terisolar” dari kawasan lainnya di DKI Jakarta. Selain itu rendahnya tingkat pendidikan dan ekonomi, minimnya sarana dan prasarana serta persebaran penduduk yang tidak merata menjadi kendala dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://1.bp.blogspot.com/-53nlPxpfC78/Ww1YnJ_froI/AAAAAAAAA4c/AooBH0f6Uy8VBX4fH9651-PSwKOQh18ZQCLcBGAs/s1600/Kantor-Kabupaten-Administrasi-Kepulauan-Seribu.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="297" data-original-width="400" height="237" src="https://1.bp.blogspot.com/-53nlPxpfC78/Ww1YnJ_froI/AAAAAAAAA4c/AooBH0f6Uy8VBX4fH9651-PSwKOQh18ZQCLcBGAs/s320/Kantor-Kabupaten-Administrasi-Kepulauan-Seribu.jpg" width="320" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
Kantor Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu</div>
<div style="text-align: center;">
Sumber : <i>http://pulauseribu.jakarta.go.id/</i></div>
<br />
Untuk mendongkrak perkembangan Kepulauan Seribu dalam segala aspek antara lain kelestarian lingkungan, konservasi sumberdaya alam, ekonomi, sosial budaya dan kesejahteraan rakyat, maka Kecamatan Kepulauan Seribu yang merupakan bagian dari wilayah Kota Administrasi Jakarta Utara ditingkatkan statusnya menjadi Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu. Ketentuan ini diatur dalam Undang-undang Nomor 34 tahun 1999 tanggal 31 Agustus 1999 tentang Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Negara Republik Indonesia Jakarta dan Peraturan Pemeritah Nomor 55 tahun 2001 tanggal 3 Juli 2001 tentang Pembentukan Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Peningkatan status menjadi Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu diikuti dengan pemekaran kecamatan dari 1 (satu) menjadi 2 (dua) kecamatan dan 4 (empat) kelurahan menjadi 6 (enam) kelurahan, serta sebagai ibukota Kabupaten diputuskan Pulau Pramuka. Sedangkan mengenai Penataan Ruang, telah dibuat Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu yang mengacu pada RTRW Provinsi DKI Jakarta.<br />
<br />
<div style="text-align: right;">
Sumber : <i>http://pulauseribu.jakarta.go.id/</i></div>
Mbak Ernahttp://www.blogger.com/profile/17613812333955211025noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4860842446296067972.post-16890908631025437942018-05-29T06:24:00.001-07:002018-05-29T06:24:15.663-07:00Sejarah Kota Administrasi Jakarta TimurKota Administrasi Jakarta Timur adalah nama sebuah kota administrasi di bagian timur Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Pusat Pemerintahannya berada di Cakung. Di sebelah utara, ia berbatasan dengan kota administrasi Jakarta Utara dan Jakarta Pusat. Sedangkan di sebelah timur, ia berbatasan dengan Bekasi. Kota ini, di bagian selatan, berbatasan dengan Kota Depok. Dan di sebelah barat, ia berbatasan dengan kota administrasi Jakarta Selatan.<br />
<br />
Jakarta Timur yang bermotto Bambu Apus - Sri Dunting ini adalah salah satu dari 5 kota administrasi dan 1 kabupaten administrasi DKI. (Sumber : <i>https://id.wikipedia.org/</i>)<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://4.bp.blogspot.com/-N-DRVMTqaPI/Ww1UG6K0CCI/AAAAAAAAA4A/TGj0FzPol7kh9jQW8ysqirSQarxHdHNEACLcBGAs/s1600/Lambang-Kota-Administrasi-Jakarta-Timur.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="293" data-original-width="300" src="https://4.bp.blogspot.com/-N-DRVMTqaPI/Ww1UG6K0CCI/AAAAAAAAA4A/TGj0FzPol7kh9jQW8ysqirSQarxHdHNEACLcBGAs/s1600/Lambang-Kota-Administrasi-Jakarta-Timur.jpg" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
Lambang Kota Administrasi Jakarta Timur</div>
<div style="text-align: center;">
Sumber : <i>https://timur.jakarta.go.id/</i></div>
<br />
Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Timur merupakan salah satu wilayah administrasi di bawah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Secara geografis letak Kota Administrasi Jakarta Timur pada posisi antara 106049’35’’ Bujur Timur dan 06010’37’’ Lintang Selatan. Luas wilayah Kota Administrasi Jakarta Timur mencapai 187,75 Km2 atau mencapai 28,37 % dari luas total wilayah Provinsi DKI Jakarta. Dari luas ini sebagian besar terdiri dari dataran rendah.<br />
<br />
Pemerintahan Kota Administrasi Jakarta Timur dibagi ke dalam 10 Kecamatan, yaitu Kecamatan Pasar Rebo, Ciracas, Cipayung, Makasar, Kramatjati, Jatinegara, Duren Sawit, Cakung, Pulogadung dan Matraman. Adapun jumlah kelurahan di Kota Administrasi Jakarta Timur adalah 65 kelurahan.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://1.bp.blogspot.com/-l7M_JZ3p9_U/Ww1UKGaeNeI/AAAAAAAAA4E/ZJoS-ri61cYRBRfr2z03D2_gBE5fbaNPgCLcBGAs/s1600/Kantor-Walikota-Administrasi-Jakarta-Timur.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="182" data-original-width="300" src="https://1.bp.blogspot.com/-l7M_JZ3p9_U/Ww1UKGaeNeI/AAAAAAAAA4E/ZJoS-ri61cYRBRfr2z03D2_gBE5fbaNPgCLcBGAs/s1600/Kantor-Walikota-Administrasi-Jakarta-Timur.jpg" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
Kantor Walikota Administrasi Jakarta Timur</div>
<div style="text-align: center;">
Sumber : <i>https://timur.jakarta.go.id/</i></div>
<br />
Wilayah Kota Administrasi Jakarta Timur memiliki perbatasan sebelah utara dengan Kota Administrasi Jakarta Utara dan Jakarta Pusat, sebelah timur dengan Kota Bekasi (Provinsi Jawa Barat), sebelah selatan Kabupaten Bogor (Provinsi Jawa Barat) dan sebelah barat dengan Kota Administrasi Jakarta Selatan.<br />
<br />
Wilayah Kota Administrasi Jakarta Timur Jakarta Timur terdiri 95 % daratan dan selebihnya rawa atau persawahan dengan ketinggian rata-rata 50 meter dari permukaan air laut. Kota Administrasi Jakarta Timur Jakarta Timur dilalui oleh 7 (tujuh) sungai/kali yaitu Kali Ciliwung, Kali Sunter, Kalimalang, Kali Cipinang, Kali Buaran, Kali Jatikramat dan Kali Cakung.<br />
<br />
<div style="text-align: right;">
Sumber : <i>https://timur.jakarta.go.id/</i></div>
Mbak Ernahttp://www.blogger.com/profile/17613812333955211025noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4860842446296067972.post-69159877225588951222018-05-29T06:09:00.001-07:002018-05-29T06:09:17.605-07:00Sejarah Kota Administrasi Jakarta UtaraKota Administrasi Jakarta Utara adalah nama sebuah kota administrasi di bagian utara Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Pusat Pemerintahannya berada di Koja. Di sebelah utara Jakarta Utara berbatasan dengan Laut Jawa, di sebelah timur dengan Bekasi, di sebelah selatan dengan Jakarta Barat, Jakarta Pusat dan Jakarta Timur. Di sebelah barat Jakarta Utara berbatasan dengan Tangerang.<br />
<br />
Di Jakarta Utara terletak Pelabuhan Tanjung Priok, Pelabuhan Sunda Kelapa dan Balaikota lama kota Batavia yang sekarang disebut Museum Sejarah Jakarta.<br />
<br />
Pemkot Jakarta Utara akan membangun "Giant Sea Wall" untuk mencegah terjadinya banjir rob. (Sumber : <i>https://id.wikipedia.org/</i>)<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://4.bp.blogspot.com/-SOON1CLuN_g/Ww1QUuTfdEI/AAAAAAAAA3s/thtWvaAjjTYHMV1xnjk1ew-ojNxbNt68ACLcBGAs/s1600/Lambang-Kota-Administrasi-Jakarta-Utara.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="299" data-original-width="300" src="https://4.bp.blogspot.com/-SOON1CLuN_g/Ww1QUuTfdEI/AAAAAAAAA3s/thtWvaAjjTYHMV1xnjk1ew-ojNxbNt68ACLcBGAs/s1600/Lambang-Kota-Administrasi-Jakarta-Utara.jpg" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
Lambang Kota Administrasi Jakarta Utara</div>
<div style="text-align: center;">
Sumber : <i>http://utara.jakarta.go.id/</i></div>
<br />
Wilayah Jakarta Utara yg merupakan bagian dari pemerintah daerah Khusus Ibukota Jakarta, ternyata pada abad ke 5 justru merupakan pusat pertumbuhan pemerintah kota Jakarta yg tepatnya terletak dimuara sungai Ciliwung di daerah Angke. Saat itu muara Ciliwung merupakan Bandar Pelabuhan Kerajaan Tarumanegara dibawah pimpinan Raja Purnawarman. Betapa penting wilayah Jakarta Utara pada Saat itu dapat dilihat dari perebutan silih berganti antara berbagai pihak, yang peninggalannya sampai kini dapat ditemukan dibeberapa tempat di Jakarta Utara, seperti Kelurahan Tugu, Pasar Ikan dan lain sebagainya.<br />
<br />
Untuk meningkatkan pelayanan pada masyarakat, pada bulan Agustus 1966 di DKI Jakarta dibentuk beberapa “Kota Administrasi”. Berbeda dengan kota Otonom yang dilengkapi dengan DPRD Tk. II, maka kota-kota Administrasi di DKI Jakarta tidak memiliki DPRD Tk II yang mendampingi Walikota. Berdasarkan Lembaran Daerah No. 4/1966 ditetapkanlah Lima wilayah kota Administratif di DKI Jakarta, yaitu : Jakarta Pusat, Jakarta Timur, Jakarta Barat, Jakarta Selatan & Jakarta Utara,yang dilengkapi dengan 22 Kecamatan dan 220 Kelurahan. Pembentukan Kecamatan dan Kelurahan ini didasarkan pada asas Teritorial dengan mengacu pada jumlah penduduk yaitu 200.000 Jiwa untuk Kecamatan, 30.000 Jiwa Kelurahan perkotaan dan 10.000 Jiwa Kelurahan pinggiran.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://3.bp.blogspot.com/-92GheDqEMIA/Ww1QaLJJQZI/AAAAAAAAA3w/KhXVDF2n1KQhzDDOV6wEcOnidmay6T9lwCLcBGAs/s1600/Kantor-Walikota-Administrasi-Jakarta-Utara.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="288" data-original-width="400" height="230" src="https://3.bp.blogspot.com/-92GheDqEMIA/Ww1QaLJJQZI/AAAAAAAAA3w/KhXVDF2n1KQhzDDOV6wEcOnidmay6T9lwCLcBGAs/s320/Kantor-Walikota-Administrasi-Jakarta-Utara.jpg" width="320" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
Kantor Walikota Administrasi Jakarta Utara</div>
<div style="text-align: center;">
Sumber : <i>http://utara.jakarta.go.id/</i></div>
<br />
Setelah Pelantikan para Walikota dan Wakil-wakilnya berdasarkan SK Gubernur DKI Jakarta No. 1b/3/1/2/1966 tanggal 22 Agustus 1966, maka Gubernur DKI Jakarta dalam Lembaran Daerah No. 5/1966 menetapkan 5 kota Administrasi lengkap dengan wilayah dan Batasnya masing -masing terhitung mulai 1 September 1966. Prinsip Dekonsentrasi yang digariskan gubernur Dalam pembentukan Kota-kota Admnistrasi ini memberikan batas-batas wewenang dan tanggung jawab kepada Walikota dalam 3 Penergasan, yaitu :<br />
<ul>
<li>Teknis Administratif yaitu Setiap Pelakasanaan tugas yang menyangkut segi teknis</li>
<li>Teknis Operasional yaitu penentuan kebijakan pelaksanaan tugas (Policy Executing, bukan Policy Making)</li>
<li>Koordinatif Teritorial yaitu pemimpin pengkoordinasian dari segala gerak langkah potensi yang ada dalam wilayah setempat.</li>
</ul>
Dengan tiga penegasan ini maka kedudukan pemerintah ditingkat kota adalah semata-mata merupakaan verlengstruk dan alat pelaksana dari Gubernur Kepala Daerah yang diwujudkan dalam proses penyempurnaan administrasi untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dan kelancaran roda pemerintahan. Sesuai dengan kedudukannya, manajemen pemerintahan ditingkat kota didasarkan pada delegasi wewenang yang dilimpahkan oleh Gubernur KDH dalam melaksanakan tugas-tugas eksekutif Pemerintah Daerah. Wewenang dan tanggung jawab Walikota dengan demikian bukan figur politik, melainkan figur teknis. UU No. 11/1990 menetapkan wilayah DKI Jakarta terbagi menjadi Lima Wilayah Kotamadya yang tetap tanpa dilengkapi DPRD Tingkat II. Dengan demikian kedudukan Walikotamaya, Camat dan Lurah yang ada di DKI Jakarta semata-mata merupakan Pembantu dan alat Pelaksanaan Gubernur KDH. Dengan UU ini istilah Kota Administratif<br />
<br />
<div style="text-align: right;">
Sumber : <i>http://utara.jakarta.go.id/</i></div>
Mbak Ernahttp://www.blogger.com/profile/17613812333955211025noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4860842446296067972.post-9451949797918927022018-05-29T05:02:00.000-07:002018-05-29T05:38:35.404-07:00Asal Usul Sunan DrajatSunan Drajat diperkirakan lahir pada tahun 1470 Masehi. Nama kecilnya adalah Raden Qasim, kemudian mendapat gelar Raden Syarifudin. Dia adalah putra dari Sunan Ampel, dan bersaudara dengan Sunan Bonang.<br />
<br />
Ketika dewasa, Sunan Drajat mendirikan pesantren Dalem Duwur di desa Drajat, Paciran, Kabupaten Lamongan.<br />
<br />
Sunan Drajat yang mempunyai nama kecil Syarifudin atau raden Qosim putra Sunan Ampel dan terkenal dengan kecerdasannya. Setelah menguasai pelajaran islam ia menyebarkan agama Islam di desa Drajat sebagai tanah perdikan di kecamatan Paciran. Tempat ini diberikan oleh kerajaan Demak. Ia diberi gelar Sunan Mayang Madu oleh Raden Patah pada tahun saka 1442/1520 masehi<br />
<br />
Makam Sunan Drajat dapat ditempuh dari Surabaya maupun Tuban lewat Jalan Daendels (Anyar-Panarukan), namun bila lewat Lamongan dapat ditempuh 30 menit dengan kendaraan pribadi.(Sumber : <i>https://id.wikipedia.org/</i>)<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://1.bp.blogspot.com/-wexkAQht4YM/Ww0_dhFNvRI/AAAAAAAAA3g/BFdizvIY99UFGbpaUp7Rj9prtjbMa67GACLcBGAs/s1600/Sunan-Derajat.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="391" data-original-width="300" height="320" src="https://1.bp.blogspot.com/-wexkAQht4YM/Ww0_dhFNvRI/AAAAAAAAA3g/BFdizvIY99UFGbpaUp7Rj9prtjbMa67GACLcBGAs/s320/Sunan-Derajat.jpg" width="245" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
Sunan Drajat</div>
<div style="text-align: center;">
Sumber: <i>https://www.google.com/</i></div>
<br />
Nama asli Sunan Drajad adalah Raden Qosim, beliau putera <a href="https://betulcerita.blogspot.co.id/2015/08/asal-usul-sunan-ampel.html" rel="nofollow" target="_blank" title="Sunan Ampel">Sunan Ampel</a> dengan Dewi Condrowati dan merupakan adik dari Raden Makdum Ibrahim atau <a href="https://betulcerita.blogspot.co.id/2016/08/asal-usul-sunan-bonang.html" rel="nofollow" target="_blank" title="Sunan Bonang">Sunan Bonan</a>.<br />
<br />
Raden Qosim yang sudah mewarisi ilmu dari ayahnya kemudian diperintah untuk berdakwah di sebelah barat Gresik yaitu daerah kosong dari ulama besar antara Tuban dan Gresik.<br />
Raden Qosim memulai perjalanannya dengan naik perahu dari Gresik sesudah singgah ditempat Sunan Giri. Dalam perjalanan ke arah Barat itu perahu beliau tiba-tiba dihantam oleh ombak yang besar sehingga menabrak karang dan hancur. Hampir saja Raden Qosim kehilangan jiwanya. Tapi bila Tuhan belum menentukan ajal seseorang biar bagaimanapun hebatnya kecelakaan pasti dia akan selamat, demikian pula halnya dengan Raden Qosim. Secara kebetulan seekor ikan besar yaitu ikan talang datang kepada Raden Qosim dan beliau pun menaiki punggung ikan tersebut hingga selamat ke tepi pantai. <br />
<br />
Raden Qosim sangat bersyukur dapat lolos dari musibah itu. Beliau juga berterima kasih kepada ikan talang yang telah menolongnya sampai ke tepi pantai. Untuk itu beliau berpesan kepada anak keturunan beliau untuk tidak memakan daging ikan talang. Bila pesan ini dilanggar akan mengakibatkan bencana, yaitu ditimpa penyakit yang tiada obatnya lagi.<br />
<br />
<blockquote class="tr_bq">
Baca juga : <a href="https://betulcerita.blogspot.co.id/2018/05/asal-usul-sunan-gresik.html" rel="nofollow" target="_blank" title="Asal Usul Sunan Gresik">Asal Usul Sunan Gresik</a></blockquote>
<br />
Ikan talang tersebut membawa Raden Qosim hingga ke tepi pantai yang termasuk wilayah desa Jelag (sekarang termasuk desa Banjarwati), kecamatan Paciran. Di tempat itu Raden Qosim disambut masyarakat dengan antusias, lebih-lebih setelah mereka tahu bahwa Raden Qosim adalah putera Sunan Ampel seorang wali besar dan masih terhitung kerabat kerajaan Majapahit.<br />
<br />
Di desa Jelag itu Raden Qosim mendirikan pesantren, karena caranya menyiarkan agama Islam yang unik maka banyaklah orang yang datang berguru kepadanya. Setelah menetap satu tahun di desa Jelag, Raden Qosim mendapat ilham supaya menuju ke arah selatan, kira-kira berjarak 1 km disana beliau mendirikan langgar atau surau untuk berdakwah.<br />
<br />
Tiga tahun kemudian secara mantap beliau mendapat petunjuk agar membangun tempat berdakwah yang strategis yaitu ditempat ketinggian yang disebut Dalem Duwur. Di bukit yang disebut Dalem Duwur itulah yang sekarang dibangun Museum Sunan Drajad, adapun makam Sunan Drajad terletak di sebelah barat Museum tersebut.<br />
<br />
Raden Qosim adalah pendukung aliran putih yang dipimpin oleh Sunan Giri. Artinya dalam berdakwah menyebarkan agama Islam beliau menganut jalan lurus, jalan yang tidak berliku-liku. Agama harus diamalkan dengan lurus dan benar sesuai ajaran Nabi. Tidak boleh dicampur dengan adat dan kepercayaan lama.<br />
<br />
Meski demikian beliau juga mempergunakan kesenian rakyat sebagai alat dakwah, didalam museum yang terletak disebelah timur makamnya terdapat seperangkat bekas gamelan Jawa, hal itu menunjukkan betapa tinggi penghargaan Sunan Drajad kepada kesenian Jawa.<br />
<br />
Dalam catatan sejarah wali songo, Raden Qosim disebut sebagai seorang wali yang hidupnya paling bersahaja, walau dalam urusan dunia beliau juga rajin mencari rezeki. Hal itu disebabkan sikap beliau yang dermawan. Dikalangan rakyat jelata beliau bersifat lemah lembut dan sering menolong mereka yang menderita.<br />
<br />
<b>Ajaran Sunan Drajad bersumber dari:</b><br />
<br />
1. Al-Quran<br />
2. Sunnah<br />
3. Ijma<br />
4. Qiyas<br />
5. Ajaran guru dan pendidik seperti Sunan Ampel<br />
6. Ajaran dan pemikiran atau paham yang telah tersebar luas di masyarakat<br />
7. Tradisi di masyarakat setempat yang telah ada yang sesuai dengan ajaran Islam, dan<br />
8. Fatwa Sunan Drajad sendiri.<br />
<br />
Diantara ajaran beliau yang terkenal adalah sebagai berikut:<br />
<br />
Menehono teken marang wong wuto<br />
Menehono mangan marang wong kan luwe<br />
Menehono busono marang wong kang mudo<br />
Menehono ngiyup marang wong kang kudanan<br />
<br />
Artinya kurang lebih demikian :<br />
<br />
Berilah tongkat kepada orang buta<br />
Berilah makan kepada orang yang kelaparan<br />
Berilah pakaian kepada orang yang telanjang<br />
Berilah tempat berteduh kepada orang yang kehujanan<br />
<br />
Adapun maksudnya adalah sebagai berikut: Berilah petunjuk kepada orang bodoh (buta) Sejahterkanlah kehidupan rakyat yang miskin (kurang makan) Ajarkanlah budi pekerti (etika) kepada yang tidak tahu malu atau belum punya adab tinggi. Berilah perlindungan kepada orang-orang yang menderita atau ditimpa bencana. Ajaran ini sangat supel, siapapun dapat mengamalkannya sesuai dengan tingkat dan kemampuan masing-masing. Bahkan pemeluk agama lainpun tidak berkeberatan untuk mengamalkannya.<br />
<br />
Tentang puncak ma’rifat Sunan Drajad menuliskan perumpaannya sebagai berikut :<br />
“Ilang, jenenge kawula,<br />
Sirna datang ana keri,<br />
Pan ilangwujudira,<br />
Tegese wujude widi,<br />
Ilang wujude iki,<br />
Aneggih perlambangira,<br />
Lir lintang karahinan,<br />
Keserodotan sang hyang rawi,<br />
<br />
Artinya:<br />
<br />
Hilang jati diri makhluk,<br />
Lenyap tiada tersisa,<br />
Karena hilang wujud keberadaannya<br />
Itulah juga wujud Tuhan,<br />
Itulah yang ada ini,<br />
Adapun persamaannya,<br />
Seperti bintang diwaktu siang<br />
Yang tersinari matahari.<br />
<br />
Disamping terkenal sebagai seorang wali yang berjiwa dermawan dan sosial, beliau jua dikenal sebagai anggota wali songo yang turut serta mendukung dinasti Demak dan ikut pula mendirikan mesjid Demak. Simbol kebesaran umat Islam pada waktu itu.<br />
<br />
Dibidang kesenian, disamping terkenal sebagai ahli ukir beliau juga pertama kali yang menciptakan Gending Pangkur, hingga sekarang gending tersebut masih disukai rakyat jawa. Sunan Drajad demikian gelar Raden Qosim, diberikan kepada beliau karena beliau bertempat tinggal di sebuah bukit yang tinggi, seakan melambangkan tingkat ilmunya yang tinggi, yaitu tingkat atau dejat para ulama muqarrobin. Ulama yang dekat dengan Allah SWT.<br />
<br />
Demikianlah Asal Usul Sunan Bonang yang perlu anda ketahui, semoga bermanfaat.Mbak Ernahttp://www.blogger.com/profile/17613812333955211025noreply@blogger.com0